Konten dari Pengguna

Tradisi Pindah Rumah Betawi

Elsa Fadhila
Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
9 Februari 2022 14:12 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Elsa Fadhila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia kaya akan keberagaman suku dan budaya yang tak tertandingi seperti upacara adat, pakaian adat, rumah adat, musik, senjata tradisional, tarian adat, bahkan beragam makanan khas. Penulis sebagai salah satu peserta Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) yang berlokasi di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, merasakan langsung bagaimana kebudayaan itu sendiri dilestarikan di perkampungan ini. Betawi memiliki keragaman budaya, bahasa, dan kultur yang membawa aneka persepsi, baik dari segi penduduk asli, kultur, dan kebudayaan. Kebudayaan Betawi tumbuh dan berkembang di masyrakat secara spontan dengan segala kesederhanaan dan kebersamaannya.
ADVERTISEMENT
Selain upacara pernikahan, filosofi kebudayaan orang Betawi yang menjadi tradisi tergambar jelas pada upacara adat Pindah Rumah. Pindah Rumah atau yang sering disebut dengan “Pinde Rume” memiliki arti khusus bagi orang Betawi. Bagi masyarakat Betawi, pindah rumah bukan hanya dimaksudkan sebagai tempat beristirahat dan tempat berlindung, namun merupakan tempat untuk menyemai benih untuk menciptakan generasi mendatang yang kuat lahir batin. Ketika suatu pasangan menikah dengan adat Betawi dan melakukan upacara pernikahan, maka upacara Pindah Rumah akan dilakukan dengan berpindah rumah dari rumah orang tua atau rumah lama ke rumah suami atau rumah baru. Tradisi ini harus dipersiapkan secara matang karena melibatkan seluruh tetangga, grup kesenian, sanak keluarga, dan tokoh masyarakat turut terlibat dalam prosesnya.
Gambar 1 Prosesi pindah rumah yang diadakan di Setu Babakan, Foto: UHAMKA
zoom-in-whitePerbesar
Gambar 1 Prosesi pindah rumah yang diadakan di Setu Babakan, Foto: UHAMKA
Secara adat Betawi, perabotan-perabotan yang dibawa saat Tradisi Pindah Rumah juga memiliki arti yang berbeda. Contohnya seperti air, bagi orang Betawi air melambangkan kehidupan, hidup mengalir seperti air membasahi tempat-tempat yang lebih rendah. Kendi yang berisi air melambangkan sikap peduli dan optimis dalam menjalani kehidupan. Adapun tanah yang memiliki arti penting bagi orang Betawi sebab ari-ari dari anak yang dilahirkan akan ditanam di dalamnya, yang menjadi pengikat orang Betawi dengan tanahnya. Dalam prosesinya, tanah dari rumah lama akan dibungkus dengan kain putih dan disebar di sekitar rumah sambil membaca basmallah dengan tujuan membuat suasana dan kenyamanan dari rumah lama tidak hilang dan tetap terjaga di rumah baru.
Gambar 2 Selametan yang dilakukan saat prosesi pindah rumah di Setu Babakan, Foto: UHAMKA
Penulis beserta rekan tim KKNT dari Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) juga turut mengunjungi rumah adat Betawi yang sering dijadikan tempat untuk melakukan tradisi Pindah Rumah
ADVERTISEMENT
Gambar 3 tim KKNT dari UHAMKA beserta pak Herman di depan rumah adat Kebaya, Foto: UHAMKA
Di kanal youtube UPKPBB Setu Babakan juga dijelaskan secara rinci bagaimana prosesi pindah rumah dalam Tradisi Betawi dilakukan, bagaimana makna tradisi tersebut bagi orang Betawi, dan bagaimana cara melestarikan tradisi Betawi yang kian pudar seiring waktu.
Gambar 4 Channel UPKPBB Setu Babakan. Foto: Screenshot Youtube