Konten dari Pengguna

Gerakan Pameran Karya

Sekolah Merdeka Belajar
Membantu sekolah/madrasah melakukan pembelajaran merdeka belajar melalui pelatihan, pendampingan, dan kolaborasi.
20 April 2021 18:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sekolah Merdeka Belajar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berawal dari obrolan, berkembang menjadi Gerakan Pameran Karya.
“Pingin deh punya sekolah yang diminati dan jumlah muridnya banyak. Tapi.. Gimana caranya ya? Apalagi saat PJJ seperti ini sekolah semakin tertantang menumbuhkan kepercayaan orang tua untuk memasukkan anaknya ke sekolah.”
ADVERTISEMENT
Bagi banyak sekolah, mungkin keluhan tersebut menjadi tantangan yang saat ini sedang dihadapi. Menjelang pergantian tahun ajaran, sekolah sedang berlomba untuk mendapatkan jumlah murid guna memenuhi kuota untuk keberlanjutan sekolahnya masing-masing. Adanya keresahan ini mendorong Sekolah Merdeka Belajar mengadakan topik tentang bagaimana meningkatkan kualitas lulusan dalam Obrolan #PemimpinMerdekaBelajar pada tanggal 27 Februari lalu di YouTube. Bersama dengan pemandu acara Pak Theodore Baswara. Bu Ida Parida yang merupakan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Sekolah Islam Terpadu Aliya Bogor yang menjadi narasumber dalam OPMB episode kali ini akan membagikan praktik baiknya yang dapat menjadi inspirasi di sekolah yakni dengan meningkatkan kualitas lulusan melalui perubahan sistem pelaksanaan asesmen sumatif.
Asesmen sumatif merupakan asesmen terencana yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Sebelum dikeluarkannya kebijakan merdeka belajar yang diusung oleh Mendikbud Nadiem Makarim, asesmen sumatif berupa UN menjadi masalah bagi sekolah setiap tahunnya. Sekolah dituntut untuk meluluskan siswa dengan nilai yang tinggi guna mendapat predikat “sekolah prestisius” di mata masyarakat. Belum lagi tuntutan orang tua yang menginginkan anaknya memasuki sekolah negeri unggulan sehingga berlomba-lomba meraih nilai tertinggi. Padahal bagi Bu Ida, anak memiliki banyak potensi dan akhlak juga menjadi hal penting yang harus diperhatikan dalam kualitas lulusan, sementara sistemlah yang membuat hal ini tidak dapat terakomodir dengan baik.
ADVERTISEMENT
Meramu Asesmen yang sesuai Visi Sekolah
Berbekal kebijakan resmi yang tertuang dalam SE Mendikbud No. 1 Tahun 2021 yang menyebutkan bahwa ujian dan kenaikan kelas dapat dilakukan dalam bentuk portofolio, penugasan, tes dan penilaian lain yang ditetapkan oleh satuan pendidikan menjadi ide pembuka Bu Ida dalam melaksanakan asesmen yang berbeda dari sebelumnya. Sejalan dengan visi sekolah dan idealisme untuk memaksimalkan potensi anak secara utuh, maka sekolah Bu Ida memberlakukan asesmen sumatif berbasis proyek.
Merupakan salah satu tantangan Bu Ida dalam upaya melakukan asesmen berbasis proyek di sekolahnya. Namun dengan strategi komunikasi yang dijalankan, sekolahpun berhasil menyediakan ruang bagi anak untuk dapat membuat mahakarya sebagai hasil dari pengalaman belajarnya. Adapun tahapan dalam melakukan asesmen sumatif berbasis proyek adalah sebagai berikut :
ADVERTISEMENT
1. Membentuk Tim Coaching. Tim coaching yang terdiri dari guru-guru bidang studi memegang peranan penting dalam asesmen ini. Murid secara sederhana dapat mengemukakan idenya kepada guru yang mengampu bidang studi sesuai dengan topik yang diminatinya. Guru bidang studi pun berperan mendampingi murid mulai dari proses pembuatan rencana proyek, persiapan bahan-bahan, menanyakan kesulitan, progress, cara pembuatan, hingga pelaporan yang nilainya kemudian diberikan kepada wali kelas.
2. Menentukan Kriteria Umum Sebagai Dasar Penilaian. Proses memerdekakan murid dalam menentukan ide berdasarkan minat dan bakatnya tak lantas menghilangkan esensi dari konteks dan konten materi pembelajaran. Melalui kriteria yang diberlakukan yakni yang pertama adalah unsur kreativitas, berkorelasi dengan mata pelajaran, kebermanfaatan dan tingkat kesulitan.
3. Mensosialisasikan Jadwal Pelaksanaan di Awal. Jadwal yang jelas bagi orang tua dan murid memberikan ruang bagi murid mengumpulkan ide. Orang tuapun dapat terlibat secara aktif dengan memberikan masukkan bagi ide siswa, membantu menyiapkan bahan yang diperlukan dan membuat kegiatan lebih lancar dan terarah.
ADVERTISEMENT
4. Menentukan Time Limit. Agar proses pembuatan proyek menjadi terarah dan sesuai tenggat waktu yang tersedia, maka penentuan waktu sudah ditentukan dari awal. Hal ini bertujuan agar murid memiliki waktu yang cukup dalam menentukan ide awal, deskripsi singkat dari proyeknya, guru pun dapat cukup waktu untuk memberikan umpan balik agar murid dapat melanjutkan ke tahapan berikutnya.
Sudah terbayang, namun belum ada ide yang spesifik tentang karya siswa? Dalam sesi ini, Bu Ida juga memberikan contoh yakni ada murid yang membuat tangga jalan matematika untuk mengkonversi satuan jarak, bagi murid yang minat di pelajaran IPA ada yang membuat torso peredaran darah, proses pernapasan manusia, di bidang olahraga ada yang membuat miniatur lapangan sepak bola, di bidang IPS membuat peta timbul Indonesia dari bubur kertas, miniatur rumah adat, hingga video animasi terkait materi yang dipelajari. Meskipun tidak ada ketentuan yang meminta murid membuat media pembelajaran, namun banyak karya murid yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran bagi guru.
ADVERTISEMENT
Adapun dampak asesmen bagi proses belajar murid yang disebutkan Bu Ida antara lain menimbulkan kemerdekaan dalam belajar, memberikan kesempatan bagi sekolah untuk berefleksi terhadap kurikulum yang diberlakukan sehingga tidak memberatkan dan meminimalisir timbulnya pengulangan materi, memperkaya pengalaman belajar dengan mengeksplorasi ilmu yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Salah satu hal utama bagi sekolah swasta dapat disebut sebagai kategori sekolah yang baik adalah adanya pengakuan dari orang tua. Dengan kurikulum yang diberikan, orang tua juga menjadi lebih antusias karena anak diberi ruang untuk bereksplorasi dan pembelajaran terasa lebih bermakna. “Berani mencoba untuk sesuatu yang baru, jangan takut berinovasi, berani keluar dari zona nyaman dan harus dinamis dalam menghadapi perubahan” adalah ungkapan penutup bu Ida dalam mengakhiri Obrolan #PemimpinMerdekaBelajar episode ini.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi yang mengajak Gerakan Pameran Karya. Selengkapnya di Instagram @SekolahMerdekaBelajar.
Ingin juga meningkatkan kualitas lulusan seperti praktik baik yang dilakukan Bu Ida? Tunggu apa lagi, yuk ganti ujian sekolah dan PAS dengan pameran karya, lalu posting di media sosial menggunakan tagar #GerakanPameranKarya! Agar Gerakan Pameran Karya menggema se-nusantara, agar seluruh anak Indonesia merasakan manfaatnya.
Oleh: Sari Pratiwi