Konten dari Pengguna

Kertas Warna dan Gunting: Saat Imajinasi Anak SD Menjadi Tak Terbatas

Merlin Agustin
Mahasiswi UIN Raden Fatah Palembang
1 Mei 2025 15:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Merlin Agustin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"Di balik potongan kertas dan lem yang menempel tak beraturan, tersimpan dunia penuh ide, ekspresi, dan potensi masa depan".
"Anak-anak sedang menggunting kertas". Sumber Foto - Pexels.
zoom-in-whitePerbesar
"Anak-anak sedang menggunting kertas". Sumber Foto - Pexels.

Imajinasi Anak Tidak Punya Batas

ADVERTISEMENT

Ketika Kertas Jadi Langit, dan Gunting Mengubah Dunia

Anak-anak di usia sekolah dasar punya keajaiban tersendiri. Saat mereka memegang selembar kertas warna dan sepasang gunting tumpul, yang lahir bukan sekadar kerajinan tangan, tetapi imajinasi yang tak terbatas. Dalam dunia mereka, gunting bisa mengubah kertas menjadi pesawat, bunga, bahkan seekor naga yang bisa terbang. Proses ini mungkin terlihat sederhana, tapi justru di situlah lahir kreativitas otentik yang membentuk masa depan mereka.

Kreativitas Adalah Bahasa Anak

Mereka Bicara Lewat Warna dan Bentuk

Sering kali, anak sulit mengungkapkan pikirannya dengan kata-kata. Tapi lewat gambar, warna, dan potongan kertas, mereka bisa menyampaikan isi hati, mimpi, bahkan kecemasannya. Seorang anak yang membuat rumah warna-warni dari kertas lipat mungkin sedang ingin bercerita tentang kenyamanan, atau tentang harapan. Di sinilah peran guru dan orang tua: mendengarkan, bukan mengoreksi.
ADVERTISEMENT

Guru dan Orang Tua Sebagai Penonton yang Antusias

Temani, Bukan Mengatur

Proyek-proyek kecil seperti membuat kolase atau prakarya sederhana di kelas, bisa menjadi panggung eksplorasi besar bagi anak-anak. Tapi sering kali, orang dewasa terlalu sibuk memberi arahan. Padahal, yang dibutuhkan anak hanyalah pendampingan—seseorang yang bersedia melihat proses, bukan hanya hasil. Seorang guru yang berkata “ceritakan karyamu” jauh lebih berharga dibanding yang berkata “potongannya harus lurus, ya”.

Menjadi Anak Kreatif Adalah Hak Setiap Anak

Biarkan Mereka Menemukan Dunia Lewat Tangan Mereka Sendiri

Setiap potongan tak simetris atau garis miring di karya anak adalah bagian dari proses belajar yang jujur. Anak yang dibiarkan berekspresi bebas akan tumbuh dengan rasa percaya diri lebih tinggi. Riset dari UNICEF (2020) bahkan menyatakan bahwa stimulasi kreatif sejak usia SD mampu meningkatkan kemampuan kognitif dan sosial anak secara signifikan.
ADVERTISEMENT
"Jangan batasi imajinasi anak hanya karena kita tidak mengerti bentuknya. Dari selembar kertas bisa lahir ribuan cerita dan masa depan yang cerah".