Konten dari Pengguna

Drama Anak-Anak

MERLINDA ANDINI
hallo, nama saya Merlinda Andini. panggil aja alin ya.. saya mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, semoga dengan artikel saya dapat membantu teman-teman semua. Selamat Belajar!
8 November 2021 19:34 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari MERLINDA ANDINI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: Merlinda Andini
Sumber gambar : https://pixabay.com/id/vectors/topeng-tragedi-dan-komedi-6639623/
zoom-in-whitePerbesar
Sumber gambar : https://pixabay.com/id/vectors/topeng-tragedi-dan-komedi-6639623/
Kalian suka menonton drama? drama apa saja si yang suka kalian lihat? seperti yang kita ketahui bahwa drama adalah cerita tiruan perilaku manusia yang dipentaskan, kekhususan drama sebagai genre sastra ini lebih berfokus kepada seni pertunjukan. Namun tahu kah kalian? bahwa drama tidak hanya dimainkan oleh orang-orang dewasa loh! drama juga bisa dimainkan oleh anak-anak. Sebuah karya sastra yang dibaca atau karya seni rupa yang dipandangi akan menghadirkan kesenangan tersendiri, hayo! bayangkan betapa senangnya jika melihat pementasan drama anak-anak. Sifat polos dan lucu mereka tentu akan membuat para penonton gemas, yaa kan.
ADVERTISEMENT
Drama anak-anak adalah drama yang diperankan oleh anak untuk penonton anak-anak pula. Menurut Padmodarmaya, drama anak-anak dibagi menjadi tiga yakni 1). Dramatisasi kreatif, bermanfaat untuk memperbaiki sifat-sifat anak yang kurang baik, misalnya pemalu, penakut, pembohong, dan sebagainya. 2). Drama anak-anak, dan 3). Drama rekreasi oleh anak-anak drama ini tidak mempersyaratkan seperti halnya drama anak-anak, melainkan lebih dititikberatkan pada pengembangan pengalaman bagi si pemain, yakni anak-anak.
Dalam pementasan drama anak-anak orang dewasa pun ikut terlibat dalam penyiapan pentas mulai dari pelatihan, menata lampu, menata kostum, dsb. Peran orang tua pun sangat penting karena dapat mempengaruhi keberhasilan pentas drama tersebut. Drama anak-anak biasa ditampilkan pada saat perlombaan antar kelas, perlombaan antar sekolah, bahkan pada saat perpisahan sekolah.
ADVERTISEMENT
Lalu drama anak-anak apa saja yang biasa ditampilkan? drama anak-anak yang biasa ditemukan bertemakan tentang kepedulian tokoh terhadap hal-hal sosial, keagamaan, pendidikan, dll. Penulis berpendapat, bahwa tema-tema yang dipilih dalam pementasan drama anak lebih bersifat edukatif dan mengesankan, kedua hal itu bertujuan untuk memberikan arahan positif kepada para penonton. Pertunjukan drama anak-anak tersebut sudah tentu disesuaikan dengan konteks ceritanya, kemampuan siswa, serta situasi dan kondisi sekolah setempat. Sehingga tidak memberatkan anak-anak dalam pelatihan.
Untuk mementaskan drama anak-anak pun tidak mudah, pelatih perlu menyeleksi kembali anak-anak yang siap untuk tampil. Dengan selektif tersebut pelatih dapat mengetahui kekuatan mental dan fisik anak sebelum terjun ke dalam pementasan
. Saat pelatihan, pelatih atau guru harus bersedia menyampaikan materi dan menjawab pertanyaan anak dengan gembira, padat, dan jelas. Karena pementasan ditujukan kepada anak-anak yang sama sekali tidak mengerti drama. Drama anak-anak sangat strategis untuk menanamkan nilai-nilai positif pada anak, selain itu dengan bermain drama anak-anak dapat meningkatkan bahasa dan kepercayaan diri mereka.
ADVERTISEMENT
Berikut adalah cara agar anak dapat gemar bermain drama.
1. Reakreasi, tanamkan pada diri sang anak bahwa bermain drama merupakan sebuah reakreasi salah satunya dengan berpantomim. contoh: anak laki-laki berpantomim menjala ikan di sungai, mengangkut batu besar, lalu memindahkan batu itu ke tempat lain. Jadi anak itu tinggal menirukan apa yang sudah dilakukan oleh pelatih, pastikan sang anak sungguh-sungguh dalam meniru adegan tersebut.
2. Ekpresi, pelatih drama dapat memberikan contoh ekspresi yang menggambarkan suasana hati. Menurut penulis, anak-anak dapat menerka ekpresi seseorang. Oleh karena itu, saat pelatihan ekpresi terhadap anak harus dilakukan secara berulang-ulang agar tercapainya keluwesan.
3. Dukungan, hal ini menjadi aspek pendukung. Karena dukungan dari orang tua membangkitkan semangat anak dalam melakukan hal-hal yang positif.
ADVERTISEMENT
Sumber Rujukan:
Sumaryadi, PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SENI DRAMA SEJAK USIA DINI. Imaji, Vol.4, No.1, Februari 2006 : 61 – 73
Ws, Hasanuddin. 2009. Drama Karya Dalam Dua Dimensi : kajian, teori, sejarah dan analisis. Bandung : Penerbit ANGKASA.
Egitama. 2017. Mari Mengenal Drama. Surakarta: CV Teguh Karya.