Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Reaksi Mertua Ketika Anakku Terlambat Jalan
10 Oktober 2020 18:33 WIB
Tulisan dari Mertua Oh Mertua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Reaksi mertua Tata di luar dugaan saat mengetahui cucunya belum lancar berjalan. Berikut kisahnya.
ADVERTISEMENT
—
Sejak menjadi ibu , suasana hatiku terasa seperti roller coaster. Hari ini bisa seneng banget melihat perkembangan si kecil, besoknya bisa insecure, cemas nggak karuan karena merasa ada yang kurang. Salah satu yang bikin aku cemas ada anakku, Gio terlambat berjalan.
Gio kini berusia 17 bulan. Seharusnya umur segitu, dia sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan. Tapi sayangnya anakku agak terlambat. Hingga sekarang dia masih nggak berani jalan sendiri. Selalu minta dipegangi.
Dulu Gio juga nggak melewati fase merangkak. Mungkin ini yang jadi penyebab dia telat berjalan. Dulu saat tummy time, Gio memang nggak tahan lama-lama, nangis kenceng, jadi aku nggak tega.
Tentu hal itu bikin aku kepikiran. Apalagi beberapa waktu lalu jadi omongan ibu-ibu tetangga. Mereka yang punya lebih banyak pengalaman, merasa berhak mengkritikku.
ADVERTISEMENT
“Kok Gio belum bisa jalan lancar sih? Kayaknya kurang stimulasi ini, Bu. Dulu anakku umur 15 bulan udah jalan kesana kemari,” komentar ibu depan rumahku.
“Iya nih Bu, jarang diajak main ke luar ya? Kasihan lho Bu. Umur segini harus banyak-banyak dikasih stimulasi,” komentar ibu yang lain.
Hatiku makin campur aduk mendengar kritik-kritik tetangga. Ya memang Gio jarang aku ajak main ke luar rumah. Gimana mau main, kan masih pandemi? Toh menurutku stimulasi juga bisa dilakukan di rumah.
Esoknya aku curhat ke ibu mertua tentang komentar ibu-ibu tetangga. Kami memang cukup dekat mengingat aku sudah nggak punya sosok ibu selain dia. Setiap ada masalah dengan Gio, ibu mertua yang jadi tempatku curhat.
ADVERTISEMENT
Bisa saja ibu mertua menyalahkanku seperti ibu-ibu tetangga. Tapi alih-alih ikut mengkritikku, ibu mertua malah menyemangatiku.
“Udah kamu tenang aja, ntar juga Gio bisa jalan. Kalau udah gede nanti juga nggak akan ditanya anakmu bisa jalan umur berapa. Yang penting kamu jangan nyerah ngajarinnya,” jelasnya.
“Gitu ya Bu?”
“Iya Ta, nggak usah dengerin kata orang. Tiap anak kan beda, nggak usah dibanding-bandingin sama anak lain,” lanjut ibu mertua.
Mendengar perkataan ibu mertua aku jadi lebih tenang. Aku merasa nggak sendirian melalui masa-masa sulit ini. Mood-ku perlahan membaik.
Perkataan mertua ada benarnya
Benar juga kata ibu mertua. Nggak ada orang yang bakal ingat umur berapa anakku nanti pertama kali duduk, pertama kali berdiri, pertama kali makan pisang, atau pertama kali jalan kecuali keluarga terdekat. Tetangga yang suka mengkritik pun juga bakal lupa.
ADVERTISEMENT
Puji Tuhan, sebulan kemudian Gio mulai lancar berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain. Aku seneng banget. Rasanya tiap Gio berdiri dan berjalan sendiri aku selalu ingin mendokumentasi. Momen berharga!
Kalau Anda mengalami kegalauan ya sama dengan aku, ingat Moms yang penting sabar! Tutup telinga tutup mata, yang penting fokus ke si kecil dan keluarga sendiri. Pasti bisa! Untung-untung kalau punya ibu mertua suportif seperti ibu mertuaku. (sam)
—
Jadi gimana, nih? Apakah Anda juga pernah mengalami pengalaman serupa dengan Tata? Boleh dong, diceritakan di kolom komentar. Takut namanya kebaca sama mertua? Kirim email aja! Ke: [email protected].