Konten dari Pengguna

Fenomena Salam 4 Jari dan Dinamika Politik di Media Sosial

Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara)
Malang melintang di dunia perbankan sejak tahun 1990, dan 15 tahun diantaranya bergabung dengan sebuah Bank Syariah terbesar di Indonesia yang merupakan grup perbankan papan atas, membuat Merza siap sharing knowledge dan experience-nya.
31 Januari 2024 5:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seiring dengan mendekatnya hari pencoblosan Pemilihan Umum Indonesia 2024 pada tanggal 14 Februari, munculnya fenomena Salam 4 Jari di media sosial menambah warna dalam dinamika politik tanah air.
Ilustrasi Salam 4 Jari, Photo: Merza Gamal
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Salam 4 Jari, Photo: Merza Gamal
Gerakan ini diartikan sebagai ekspresi masyarakat yang ingin menyatukan dukungan terhadap pasangan calon nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin), serta nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, sebagai upaya untuk melawan pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
ADVERTISEMENT
Gerakan Salam 4 Jari, yang pertama kali muncul di media sosial, diinisiasi oleh Presidium Nasional Partai Hijau Indonesia, John Muhammad. Simbol salam empat jari diartikan sebagai simbol persatuan antara pendukung Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud. Beberapa penafsiran melibatkan sila keempat Pancasila, isyarat internasional untuk tanda bahaya, serta simbol asa kekuatan politik baru yang lebih progresif melawan politik dinasti.
Bagaimana Respons Para Kandidat terhadap fenomena Salam 4 Jari tersebut?
1. Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (Nomor Urut 1): Anies Baswedan menyambut positif gerakan Salam 4 Jari, menginterpretasikannya sebagai dorongan untuk perubahan. Menurutnya, gerakan ini mencerminkan keinginan masyarakat untuk mengakhiri keberlanjutan dan membawa perubahan yang diinginkan oleh publik.
2. Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka (Nomor Urut 2): Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran memilih untuk tidak memberikan tanggapan yang terlalu jauh terkait gerakan Salam 4 Jari. Mereka menyatakan fokus pada berkarya dan menggalang dukungan, dengan keyakinan bahwa Prabowo-Gibran dapat memenangkan kontestasi Pemilihan Presiden 2024 dalam satu putaran.
ADVERTISEMENT
3. Ganjar Pranowo - Mahfud MD (Nomor Urut 3): Ganjar Pranowo enggan memberikan tanggapan yang mendalam terhadap gerakan Salam 4 Jari. Dia menyerukan untuk menunggu hingga hari pencoblosan pada 14 Februari dan menyatakan bahwa mungkin saja pasangan calon nomor urut 3 dapat memenangkan dalam satu putaran.
Meskipun gerakan Salam 4 Jari mendapat dukungan dari sejumlah warganet dan dianggap sebagai ekspresi kesadaran politik masyarakat, responsnya juga beragam. Sebagian melihat gerakan ini sebagai langkah untuk melawan pasangan nomor urut 2, sementara yang lain menilai itu sebagai aspek positif yang mencerminkan keinginan perubahan dan persatuan.
Fenomena Salam 4 Jari menjadi salah satu sorotan dalam kampanye Pemilihan Presiden 2024. Gerakan ini mencerminkan kompleksitas dinamika politik dan opini masyarakat dalam menghadapi pilihan calon presiden. Dengan tanggal pencoblosan yang semakin mendekat, wacana seputar gerakan ini terus menjadi bagian penting dari percakapan politik di tanah air.
ADVERTISEMENT
Fenomena Salam 4 Jari tengah menjadi sorotan di berbagai media sosial, terutama di platform Twitter (X) dan Instagram. Gerakan ini, yang dicirikan dengan lambang tangan mengacungkan empat jari, memiliki tujuan jelas—mengajak masyarakat untuk memilih antara pasangan calon nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin), atau nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, dalam Pemilihan Presiden 2024 di Indonesia.
Pencetus gerakan ini adalah John Muhammad, seorang aktivis yang juga menjabat sebagai Presidium Nasional Partai Hijau Indonesia. John menyebut gerakan ini sebagai "Ekspresi Pilihan Bukan Prabowo-Gibran," mengambil inspirasi dari gerakan serupa yang sukses di Brasil menjelang pemilihan presiden. Gerakan ini bertujuan menyatukan pendukung paslon nomor urut 1 dan 3, Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud, untuk bersama-sama mengalahkan paslon nomor urut 2, Prabowo-Gibran, pada putaran kedua pemilihan.
ADVERTISEMENT
Dalam penjelasannya, John menggarisbawahi urgensi dari gerakan ini. Meskipun tujuan awalnya adalah memenangkan paslon nomor urut 1 atau 3, John kini menekankan pentingnya memberikan dukungan pada para pemilih yang masih bingung atau ragu agar tidak memilih paslon nomor urut 2.
Salam 4 Jari memperoleh popularitas di media sosial, khususnya melalui unggahan foto yang diunggah oleh akun @gitaputrid. Ribuan repost dan tanda suka menunjukkan dukungan positif dari warganet terhadap gerakan ini. Fenomena ini mencerminkan tingginya tingkat kegelisahan dan kesadaran politik di kalangan masyarakat terkait dinamika Pilpres 2024.
Meskipun gerakan Salam 4 Jari mendapat dukungan dari sejumlah warganet dan dianggap sebagai ekspresi kesadaran politik masyarakat, responsnya juga beragam. Sebagian melihat gerakan ini sebagai langkah untuk melawan pasangan nomor urut 2, sementara yang lain menilai itu sebagai aspek positif yang mencerminkan keinginan perubahan dan persatuan.
ADVERTISEMENT
Dengan tanggal pencoblosan yang semakin mendekat, wacana seputar gerakan ini terus menjadi bagian penting dari percakapan politik di tanah air, memberikan gambaran dinamika yang semakin kompleks menjelang Pemilihan Presiden Indonesia 2024.
Penutup: Menciptakan Sejarah Baru Melalui Salam 4 Jari
Dalam gelombang informasi dan dinamika politik menjelang Pemilihan Presiden Indonesia 2024, fenomena Salam 4 Jari menjadi bukti nyata bahwa kekuatan rakyat dapat menciptakan sejarah baru. Gerakan ini, yang lahir dari kegelisahan masyarakat dan dorongan untuk perubahan, menandai adanya pergeseran dalam cara masyarakat terlibat dalam proses politik.
Salam 4 Jari bukan sekadar simbol persatuan antara pendukung Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud. Ia mencerminkan semangat aspirasi demokrasi yang mengalir di antara akar rumput masyarakat. Ketika aktivis seperti John Muhammad merespon kebutuhan akan persatuan untuk menghadapi dinamika politik yang kompleks, warganet dengan salam empat jari mereka menjelma menjadi agen perubahan.
ADVERTISEMENT
Di tengah euforia media sosial, kita menyaksikan para kandidat Capres-Cawapres nomor 1, 2, dan 3 memberikan tanggapan yang mencerminkan strategi kampanye dan keyakinan mereka masing-masing. Sementara Anies-Muhaimin memandang Salam 4 Jari sebagai dorongan perubahan, TKN Prabowo-Gibran menyatakan mereka hanya fokus pada karya dan optimisme memenangkan pemilihan dalam satu putaran.
Bagi Ganjar-Mahfud, yang enggan menanggapi secara rinci menambah misteri di balik ekspektasi dan strategi pasangan calon nomor urut 3. Apakah pemilihan benar-benar akan berlangsung dalam satu putaran, seperti yang diharapkan? Jawabannya, seiring kita mendekati tanggal 14 Februari, akan menjadi bab baru dalam buku sejarah politik Indonesia.
Dengan begitu banyak pemilihan presiden sebelumnya yang membawa perubahan signifikan, Pemilihan Umum 2024 menempatkan kekuatan pemilih di garis depan. Dengan Salam 4 Jari sebagai simbolnya, masyarakat Indonesia memiliki kesempatan untuk memainkan peran kunci dalam membentuk masa depan negara mereka.
ADVERTISEMENT
Bersama, mereka menciptakan narasi politik yang tidak hanya menyuguhkan persaingan antar kandidat, tetapi juga menggambarkan semangat persatuan dan keinginan untuk perubahan yang lebih baik.
Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)