Konten dari Pengguna

Limbah PLTU di pesisir pantai, temperatur, salinitas dan dampaknya ke laut

Mevlevi Haydar As Shafa
Mahasiswa Teknik Kelautan ITS
10 November 2020 20:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mevlevi Haydar As Shafa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber : ekonomi.bisnis.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber : ekonomi.bisnis.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di masa depan, kebutuhan listrik di Indonesia setiap tahun pasti akan mengalami peningkatan. Untuk itu diperlukan pasokan listrik yang lebih besar lagi. Pemerintah telah melakukan pembangunan banyak proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di daerah pesisir pantai. Lalu, adakah dampak yang akan muncul dari adanya PLTU tersebut terhadap lingkungan sekitar terutama laut?
ADVERTISEMENT
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit yang mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang seporos dengan turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap panas/kering. Pembangkit listrik tenaga uap menggunakan berbagai macam bahan bakar terutama batu bara dan minyak bakar serta MFO (Marine Fuel Oil) untuk start up awal.
Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu:
Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.
Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.
Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik.
PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Limbah dari fluida yang digunakan ini merupakan limbah air panas yang tak jarang di buang ke badan air dan mengalami percampuran dengan air laut. Apa hubungannya dengan temperatur dan salinitas air laut?
ADVERTISEMENT
sumber : RimbaKita.com
Salinitas merupakan jumlah gram garam yang terlarut dalam satu kilogram air laut ( Millero and Sons, 1992). Salinitas merupakan indikator utama untuk mengetahui penyebaran massa air lautan sehingga penyebaran nilai-nilai salinitas secara langsung menunjukkan penyebaran dan peredaran massa air dari satu tempat ke tempat lainnya. Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa salinitas air laut adalah banyaknya kadar garam yang terlarut dalam air laut. Banyak sekali faktor yang menyebabkan perubahan salinitas, faktor- faktor tersebut yaitu :
Penguapan
Apabila air menguap, garam dan kandungan mineral akan tertinggal dan mengendap di dasar laut. Maka, semakin banyak air menguap, maka air laut akan menjadi semakin asin karena tingkat garam yang mengendap tinggi.
Pemasukan air tawar
ADVERTISEMENT
Sama halnya dengan larutan yang terlalu asin, salah satu cara menetralkannya adalah dengan menambahkan air tawar ke dalamnya, maka lama-kelamaan kandungan garam akan menurun. Pada kasus kadar garam di laut, air tawar bisa berasal dari hujan, air sungai atau rawa, dan juga dari es yang mencair di daerah kutub.
Pencampuran air
Laut Mati adalah laut dengan kadar garam yang sangat tinggi. Volume air pada Laut Mati menurun cukup jauh hingga permukaannya nampak, maka dibuatlah sebuah muara yang mengubungkan Laut Mati dengan Laut Hitam. Ini dilakukan guna menetralisasi kadar garam yang terlalu tinggi di Laut Mati.
Air sungai
Semakin banyak sungai yang bermuara ke laut, tingkat salinitas air laut akan berkurang, karena tercampur dengan air laut yang berkadar lebih rendah.
ADVERTISEMENT
Letak dan ukuran laut
Laut yang terisolasi atau tidak terhubung dengan laut lepas akan memiliki salinitas tinggi. Seperti kasus danau garam, Laut Mati, air di dalam danau sebanyak tujuh juta ton air menguap setiap harinya dan membuat endapan garam di dasar semakin banyak.
Arus laut
Laut yang dipengaruhi arus panas, maka salinitasnya akan naik (tinggi). Hal ini berlaku pula sebaliknya, dimana laut yang dipengaruhi arus dingin, maka salinitasnya akan turun (rendah).
Kelembaban udara
Semakin banyak terjadi penguapan, maka udara di sekitar menjadi lembab. Maka semakin tinggi pula salinitas air laut.
Kandungan mineral
Konsentrasi mineral tertinggi dalam air laut adalah kandungan magnesiumnya. Semakin banyak mineral yang dikandung oleh air, maka air tersebut semakin asin.
ADVERTISEMENT
Kadar garam air laut berubah-ubah akibat pertambahan dan pengurangan molekul-molekul air melalui proses penguapan dan hujan. Salinitas akan meningkat apabila laju penguapan di sebuah daerah lebih besar daripada hujan.
Untuk menjelaskan bagaimana limbah air panas campuran yang dibuang dari PLTU ke laut memicu peningkatan temperatur dan salinitas, serta bagaimana hal tersebut bisa terjadi. Simak kutipan berikut :
"Limbah panas secara fisik berpengaruh terhadap densitas, viskositas, tekanan uap, dan kelarutan. Pengaruh terhadap densitas dan viskositas berdasarkan hukum stokes tentang pengendapan padatan dalam medium non-turbulen (Tchobanoglous dan Burton, 1991; Neves dan Lourenco,1996)"
"Temperatur akan mengalami kenaikan dengan penurunan densitas cairan and viskositas dinamik. Pengaruh terhadap tekanan uap yang akan naik sejalan dengan kenaikan temperatur dan mempengaruhi laju evaporasi yang akan naik sejalan dengan kenaikan tekanan uap karena adanya perbedaan tekanan uap udara dan air serta aliran udara (Neves dan Lourenco,1996)"
ADVERTISEMENT
Agar lebih mudah memahami, jika kita tinjau dari kutipan-kutipan tersebut, penguapan sangat mempengaruhi salinitas air laut dan perbedaan temperatur pada air laut tersebut disebabkan adanya air limbah dari luar dengan temperatur tinggi yang belum mengalami proses pendinginan yang sesuai dengan suhu air laut. Bisa dikatakan juga bahwa perbedaan temperatur air, penguapan, dan salinitas saling berhubungan. Lalu bagaimana dampaknya terhadap laut itu sendiri?
sumber: litbang.kemendagri.go.id
Dampak yang akan terjadi jika air laut mengalami kenaikan temperatur dan kadar garam pada lingkungan terdampak adalah terganggunya kelangsungan ekosistem dari organisme lokal. Salah satu dampak spesifik tingginya temperatur dan salinitas ialah yang pertama berkaitan dengan sebaran oksigen terlarut, semakin tinggi temperatur semakin rendah oksigen terlarutnya. Kedua, perubahan salinitas berpengaruh terhadap kehidupan biota laut terutama spesies euryhaline dan spesies air payau yang tidak tahan terhadap salinitas tinggi.
ADVERTISEMENT
referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_uap
https://id.wikipedia.org/wiki/Keasinan
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/laut/faktor-yang-mempengaruhi-kadar-garam-air-laut
“ANALISIS SEBARAN TEMPERATUR DAN SALINITAS AIR LIMBAH PLTU-PLTGU BERDASARKAN SISTEM PEMETAAAN SPASIAL (STUDI KASUS : PLTU-PLTGU TAMBAK LOROK SEMARANG)” oleh Haryono Setiyo Huboyo , Badrus Zaman