Konten dari Pengguna

Tanda Kamu Terkena Virus Impulsive Buying, Kenali Sebelum Terlambat!

Meylinda Santoso
Mahasiswa Aktif Jurusan Design Komunikasi Visual, Universitas Bunda Mulia.
25 September 2024 15:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Meylinda Santoso tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Belanja Online (Pexels/Polina Tankilevitch)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Belanja Online (Pexels/Polina Tankilevitch)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kalian pernah gak jalan-jalan di mall atau scrolling sosial media terus ada barang yang menarik perhatian, tiba-tiba tangan kamu sudah siap beli padahal kamu gak butuh barang itu? Atau kalian ikut-ikutan beli gara-gara barangnya sedang jadi topik panas? Inilah namanya impulsive buying atau belanja impulsif. Tapi, tahu gak sih kenapa kita suka belanja tanpa pikir panjang? Simak bahasan di bawah ini!
ADVERTISEMENT
Apa Itu Impulsive Buying?
Singkatnya, impulsive buying adalah kebiasaan membeli sesuatu tanpa perencanaan atau pemikiran yang matang. Keputusan belanja ini diambil dalam hitungan detik dan dipicu oleh godaan yang datang tiba-tiba. Penyebabnya tidak jauh dari diskon besar-besaran, barang yang terlihat lucu, atau sekadar mood kita yang lagi ingin dimanja. Biasanya, rasa penyesalan datang di akhir kalau barang tidak dipakai atau tidak cocok.
Penyebab Impulsive Buying
1. Sale, Diskon, Promosi, dan Kawannya
Diskon besar sering kali jadi pemicu utama. Rasanya rugi kalau tidak memanfaatkan kesempatan itu, sudah terbayang kita jarang ke mall atau lewat konten promosi seperti itu, daripada ketinggalan mending langsung dibeli saja. Padahal barangnya tidak dibutuhkan atau bukan hal penting.
ADVERTISEMENT
2. Media Sosial
Di era digital sekarang, media sosial punya pengaruh besar di kehidupan sehari-hari. Lihat influencer atau teman baru beli barang keren, kita jadi tergoda buat ikutan beli. Lihat baju yang sesuai selera diskon sedikit, langsung dibeli. Apalagi, algoritma iklan di internet makin pintar; barang yang baru kita lihat tadi pagi bisa muncul di feed terus-terusan, bikin kita makin kepikiran dan jadi ingin beli.
3. Ketersediaan Uang
Jumlah uang yang ada di dompet atau saldo di dompet digital juga bisa jadi pemicu. Saat kita tahu ada dana yang tersedia, otak kita seakan-akan memberi lampu hijau untuk berbelanja, meski barangnya belum tentu dibutuhkan. Tahu-tahu, isi dompet sudah menipis dan kita malah menenteng belanjaan yang tidak penting.
ADVERTISEMENT
Tips Mengendalikan Impulsive Buying
1. Buat Daftar Belanja
Daftar belanja tentunya telah dipikirkan dengan matang di rumah. Kamu dapat lebih mudah membedakan keinginan dan kebutuhan saat jalan-jalan atau scrolling sosial media nantinya.
2. Tunda Keputusan Belanja
Kalau kamu tergoda buat beli sesuatu, coba tunda dulu selama 4 sampai 24 jam. Ini memberi waktu untuk mempertimbangkan apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan atau cuma keinginan sesaat.
3. Batasi Penggunaan Kartu Kredit
Kalau sering belanja impulsif karena kartu kredit, coba batasi penggunaannya. Gunakan metode pembayaran yang lebih terasa nyata, seperti uang tunai atau dompet digital dengan saldo terbatas.
4. Jangan Sering Menggunakan Fitur Paylater
Perhatikanlah kapan kamu menggunakan fitur ini. Sebaiknya, Paylater digunakan dalam keadaan terpaksa atau mendesak. Manfaatkan fitur ini dengan bijak dengan menahan diri.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Belanja impulsif hanyalah kesenangan sementara dengan dampak merugikan dalam jangka panjang. Dengan memahami penyebabnya dan belajar mengontrol diri, kamu bisa menghindari kebiasaan ini dan menjaga keuanganmu tetap sehat. Yuk, kita lebih bijak dalam belanja setelah ini!