Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mahalnya Gaya Hidup Gen Z: Makan atau Menabung?
2 Januari 2025 13:51 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Meysza Nur inayah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat ini, salah satu fenomena menarik yang mencuri perhatian adalah tingginya pengeluaran Generasi Z (Gen Z) hanya untuk makanan. Mulai dari nongkrong di Kafe, berburu makanan hits, hingga memesan layanan pesan-antar, aktivitas ini kerap menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup mereka. Tapi apa yang sebenarnya membuat mereka rela mengeluarkan uang lebih hanya untuk makan?
ADVERTISEMENT
1. Budaya 'Instagrammable' yang Menguasai
Gen Z lahir dan tumbuh di era media sosial. Platform seperti Instagram dan TikTok berperan besar dalam membentuk pola konsumsi mereka. Makanan bukan lagi sekadar kebutuhan, melainkan juga bagian dari gaya hidup. Banyaknya konten yang menampilkan makanan cantik, restoran unik, dan suasana estetik membuat mereka terdorong untuk mencoba dan membagikan pengalaman serupa di akun media sosial mereka.
“Rasanya nggak lengkap kalau makan di tempat estetik tapi nggak diabadikan,” ungkap Tiara (24), salah satu Gen Z yang sering berburu kuliner baru di Tangerang.
2. Pengalaman Lebih Berharga dari Materi
Berbeda dari generasi sebelumnya yang lebih fokus pada akumulasi materi, Gen Z lebih menghargai pengalaman. Mereka rela menghabiskan ratusan ribu hingga jutaan rupiah untuk menikmati makan di restoran mewah atau menghadiri festival kuliner. Bagi mereka, pengalaman itu adalah investasi sosial, sesuatu yang dapat diingat dan dibagikan.
ADVERTISEMENT
“Lebih baik keluar uang buat makan enak bareng teman daripada beli barang yang jarang dipakai,” tambah Viona (22), seorang pekerja muda di Tangerang Selatan.
3. Praktis dan Serba Cepat
Gaya hidup perkotaan yang serba sibuk juga menjadi alasan utama mengapa makan di luar rumah atau memesan makanan online menjadi pilihan utama. Selain menghemat waktu, mereka juga menganggap layanan ini lebih praktis dibandingkan memasak sendiri.
Namun, hal ini sering kali menguras kantong. Berdasarkan survei kecil yang dilakukan pada 100 responden Gen Z, sekitar 40% dari mereka mengaku menghabiskan 30-50% dari penghasilan atau uang sakunya hanya untuk makanan.
4. Pengeluaran yang Tidak Terkontrol
Meski terdengar menyenangkan, kebiasaan ini juga menyimpan risiko. Banyak Gen Z yang mengaku kesulitan menabung karena pengeluaran mereka lebih banyak tersedot untuk gaya hidup, terutama makan. Ketidakseimbangan ini dapat menjadi tantangan di masa depan, terutama dalam perencanaan keuangan jangka panjang.
ADVERTISEMENT
5. Apa Solusinya?
Salah satu solusi yang dapat membantu adalah dengan menggunakan aplikasi pengelolaan keuangan, yang memungkinkan mereka untuk lebih bijak dalam mengatur anggaran, termasuk untuk makan. Penggunaan aplikasi ini membantu mereka menetapkan batasan pengeluaran dan menghindari pengeluaran yang berlebihan.
Menurut sebuah laporan dari JPMorgan Chase & Co. (2022), 61% Gen Z yang disurvei mengaku mulai memperhatikan pengelolaan keuangan mereka setelah memasuki dunia kerja. Ini menunjukkan bahwa meskipun kebiasaan konsumtif tinggi, banyak dari mereka yang mulai sadar akan pentingnya pengelolaan keuangan yang lebih baik setelah dewasa.
Fenomena ini menunjukkan bagaimana makanan kini memiliki peran yang jauh lebih besar dari sekadar memenuhi kebutuhan dasar.
Namun, di tengah segala kenikmatan itu, penting bagi Gen Z untuk mulai memprioritaskan keseimbangan antara kesenangan saat ini dan kebutuhan masa depan. Karena pada akhirnya, gaya hidup yang sehat bukan hanya soal makan enak, tetapi juga tentang keputusan finansial yang bijak.
ADVERTISEMENT
Ayo Gen Z mulai atur pengeluaran kalian ya!