Konten dari Pengguna

Perkembangan Teknologi dan Media Sosial: Instagram sebagai Tren Global

Mezaluna Agmi Rahmawati
Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Tangerang
22 Oktober 2024 18:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mezaluna Agmi Rahmawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Image by <a href="https://pixabay.com/users/geralt-9301/?utm_source=link-attribution&utm_medium=referral&utm_campaign=image&utm_content=4492841">Gerd Altmann</a> from <a href="https://pixabay.com//?utm_source=link-attribution&utm_medium=referral&utm_campaign=image&utm_content=4492841">Pixabay</a>
zoom-in-whitePerbesar
Image by <a href="https://pixabay.com/users/geralt-9301/?utm_source=link-attribution&utm_medium=referral&utm_campaign=image&utm_content=4492841">Gerd Altmann</a> from <a href="https://pixabay.com//?utm_source=link-attribution&utm_medium=referral&utm_campaign=image&utm_content=4492841">Pixabay</a>
ADVERTISEMENT
Instagram telah menjadi salah satu platform media sosial paling berpengaruh di era digital saat ini. Sejak diluncurkan pada tahun 2010, Instagram mengalami perkembangan pesat dengan berbagai inovasi teknologi yang mendukung kebutuhan pengguna dan dunia bisnis. Aplikasi ini tidak hanya menjadi tempat berbagi foto, tetapi juga bertransformasi menjadi alat komunikasi, pemasaran, dan komunitas digital.
ADVERTISEMENT
Evolusi Teknologi Instagram
Pada awalnya, Instagram fokus pada fitur berbagi foto dengan filter sederhana. Seiring berjalannya waktu, fitur-fitur baru seperti Instagram Stories, dan Reels diperkenalkan untuk memperkaya pengalaman pengguna. Stories, yang diadopsi dari Snapchat, memungkinkan pengguna membagikan konten sementara selama 24 jam, sementara Reels bersaing dengan TikTok dalam bentuk video pendek. Kedua fitur inimmenunjukkan bagaimana Instagram terus beradaptasi dengan perkembangan tren konsumsi media pengguna. Menurut McLuhan (1964), "media adalah perpanjangan manusia," dan Instagram telah menjadi perpanjangan ekspresi visual dan interaksi sosial di era digital.
Teknologi AI dan Algoritma yang personal
Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) turut mempengaruhi pengalaman pengguna di Instagram. Algoritma berbasis machine learning mempersonalisasi feed pengguna berdasarkan preferensi dan aktivitas mereka. Menurut Kaplar dan Haenlein (2010), media sosial yang efektif memungkinkan pengguna untuk mendapatkan konten yang relevan dan personal. Dengan algoritma ini, Instagram tidak hanya menampilkan konten dari akun yang diikuti, tetapi juga menyarankan konten yang mungkin menarik berdasarkan pola interaksi pengguna, seperti likes, komentar, dan pencarian.
ADVERTISEMENT
Monetisasi dan Pengaruh Ekonomi Kreatif
Instagram juga menjadi platform penting dalam ekonomi kreatif melalui fitur seperti Instagram Shopping dan Influencer Marketing. Para kreator konten dan bisnis dapat menjual produk secara langsung melalui aplikasi, memanfaatkan fitur tag produk dan checkout. Dalam teori ekonkmi jaringan (Castells, 1996), media sosial seperti Instagram menciptakan konektivitas yang memungkinkan interaksi ekonomi secara lebih cepat dan global. Influencer, sebagai aktor dalam ekonomi kreatif, menggunakan Instagram untuk membagun audiens, berkolaborasi dengan merek, dan menciptakan peluang bisnis baru.
Keamanan dan Privasi: Tantangan Baru
Meskipun banyak inovasi, Instagram juga menghadapi tantangan terkait privasi dan keamanan data. Isu seperti penyebaran hoaks, perundungan daring, serta pelanggaran privasi pengguna menjadi perhatian penting. Para ahli seperti Boyd dan Ellison (2007) menekankan bahwa media sosial harus menemukan keseimbangan antara keterbukaan dan kontrol pengguna agar tetap relevan dan aman digunakan. Instagram merespons dengan menghadirkan fitur seperti kontrol komentar, filter otomatis, dan opsi privat untuk akun tertentu guna meningkatkan rasa aman bagi pengguna.
ADVERTISEMENT
Dampak Sosial dan Psikologis
Selain fungsi teknologis dan ekonomis, Instagram memiliki dampak sosial dan psikologis. Studi menunjukkan bahwa penggunaan media sosial dapat mempengaruhi kesehatan mental pengguna, baik positif maupun negatif. Menurut teori konstruksi diri oleh Goffman (1959), platform seperti Instagram memungkinkan pengguna untuk menampilkan citra ideal diri mereka, yang dapat mendorong kreativitas, tetapi juga menimbulkan kecemasan sosial akibat tekanan untuk tampil sempurna.
ADVERTISEMENT