Kenapa PEN Sangat Diandalkan untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi?

M Fathur Rohman
Mahasiswa Magister Ilmu Ekonomi FEB UGM, Kepala bidang pendidikan IMAPESI (Ikatan Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Seluruh Indonesia)
Konten dari Pengguna
14 Maret 2021 8:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari M Fathur Rohman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi toko yang ditutup dikarenakan sepinya pembeli Foto: dok.ShutterStock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi toko yang ditutup dikarenakan sepinya pembeli Foto: dok.ShutterStock
ADVERTISEMENT
PEN (pemulihan ekonomi nasional) merupakan program yang paling menghabiskan "uang" negara untuk saat ini namun juga yang paling diandalkan, salah satu alasannya karena program ini dinilai sangat ampuh untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu isu ekonomi yang paling sering digaungkan, hal ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi dinilai sebagai isu yang sangat sensitif dan penting, lantas bagaimana PEN bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, mari kita ulas tentang pertumbuhan ekonomi terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
Variabel pembentuk pertumbuhan ekonomi
Pada dasarnya hanya ada satu variabel pembentuk pertumbuhan ekonomi yaitu PDB (product doestic bruto), PDB pada akhirnya kita sebut sebagai pendapatan nasional, walaupun pada dasarnya ada ukuran lain yang mengukur pendapatan dari sisi individu penduduk negara yaitu PNB (product nasional bruto), singkatnya PDB lah yang menjadi variabel penentu pertumbuhan ekonomi karena variabel ini dinilai sangat memungkinkan untuk diukur dalam cakupan makro.
Pertumbuhan ekonomi sendiri diukur dari laju PDB negara tersebut, atau jika dalam level aerah kita menyebutnya PDRB (product domestic regional bruto), perhitungannya adalah:
PDBt-PDBt-1/PDBt-1 x 100%
PDBt=PDB tahun tertentu yang diukur
PDBt-1=PDB tahun dasar (basis)
PDB atau secara singkat kita sebut sebagai pendapatan nasional mempunyai banyak pengukuran, namun yang paling lumrah adalah metode pengeluaran yaitu
ADVERTISEMENT
Y=C+G+I+(X-M)
Y= Pendapatan Nasional
C=Konsumsi
G=Goverment Expenditure
I= Investasi
X-M= Ekspor-Impor
dari semua variabel pembentuk PDB, konsumsi adalah variabel yang paling terkontraksi selama pandemi, masyarakat akan lebih mengurangi konsumsi dikarenakan pendapatan mereka menurun diperparah dengan mereka yang memiliki uang justru cenderung memilih menabung untuk berjaga-jaga di masa depan.
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi Foto: ANTARA FOTO/ Dhemas Reviyanto
Program PEN diluncurkan
Pada akhir juli 2020 program PEN diluncurkan dengan harapan konsumsi akan bisa ditingkatkan, semua program turunan dari PEN mempunyai tujuan yang sama, yaitu meningkatkan konsumsi di dalam PDB dan kemudian akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pemerintah begitu sadar akan peran PEN, sehingga anggaran yang digelontorkan juga tidak sedikit, bahkan anggaran PEN tahun 2021 mencapai Rp619 triliun, artinya jumlah tersebut hampir setara seperempat APBN Indonesia tahun 2020, mengapa pemerintah begitu rela menghabiskan dana yang begitu besar untuk PEN?
ADVERTISEMENT
PEN Berperan Besar dalam Mendongkrak PDB
Setelah diluncurkan pada bulan Juli 2020, PDB Indonesia naik cukup drastis di kuartal III-2020 minus 3,49 persen dalam year on year/yoy dibandingkan pada kuartal II-2020 minus 2,03 persen, artinya ada pertumbuhan 5,05 secara kuartalan (BPS, 2020). Pemerintah terus menaikan anggaran PEN dengan tujuan agar PDB terus mengalami peningkatan dan pada akhirnya Indonesia akan terbebas dari jurang resesi.
Pemerintah harus terus meningkatkan anggaran PEN
Efek yang begitu besar dari program ini tentu akan membuat pemerintah rela untuk menaikkan anggaran jauh lebih tinggi lagi, berhubung pemerintah juga memiliki target untuk segera lepas dari jurang resesi, di mana untuk lepas dari jurang resesi Indonesia harus mencapai pertumbuhan ekonomi yang positif.
ADVERTISEMENT
PEN sangat diandalkan karena faktor pemacu ekonomi yang lain seperti ekspor dan investasi nilainya tidak sebesar pengaruh dari konsumsi, kembali lagi dikarenakan Indonesia adalah negara yang mempunyai proporsi konsumsi yang sangat besar dalam model pembentuk PDB, sehingga program ini sangat penting untuk ditingkatkan dari segi kuantitas dan kualitas penyerapannya.
Penulis:
M. Fathur Rohman
(Mahasiswa Magister Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada)