Konten dari Pengguna

Apakah Rasional Harus Masuk Akal?

Muhammad Habibullah
Seorang Mahasiswa UIN Jakarta
3 Desember 2023 9:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Habibullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi presentasi. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi presentasi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Organisasi memaksa untuk menyalahi aturan pilihan apa yang akan kalian ambil, apakah lanjut mengikuti arus? Atau mengubah haluan? Atau tinggalkan saja? Kalian pasti bingung mau pilih yang mana, kebanyakan orang mengatakan ambil jalur yang rasional saja.
ADVERTISEMENT
Tetapi hal yang membingungkan adalah apa itu rasional dan apa itu irasional? Perbedaan apa yang bisa kita jadikan acuan? Jawabannya adalah tidak semua rasional itu masuk akal dan tidak semua irasional itu tidak masuk akal, bisa saja yang tidak masuk akal akan berfungsi sama bahkan melebihi apa yang dikatakan masuk akal.
Gampangnya rasional itu adalah seberapa besar dampak yang diperoleh, ibaratkan tradisi orang jawa dulu ketika seseorang ingin menebang satu pohon maka Ia harus menggantinya dengan menanam sepuluh pohon, kalau tidak dewa akan marah.
Contoh lainnya ketika anak gadis tidak boleh duduk di depan pintu, jika dilanggar akan berakibat sulit untuk mendapatkan jodoh. Ketika kita melihatnya dari kacamata akal, itu tidak bisa dikatakan rasional. Namun sebagaimana dikatakan di atas bahwa batas akal saja tidak bisa dijadikan suatu pekerjaan disebut rasional.
ADVERTISEMENT

Rasional Tidak Harus Masuk Akal

https://pixabay.com/id/illustrations/banner-header-orang-bisnis-tim-1020369/
Kita lihat saja dari fungsinya, dengan adanya kepercayaan dewa akan marah ketika seseorang yang menebang satu pohon dan tidak menanam sepuluh pohon sebagai ganti berdampak tidak ada penebangan hutan sembarangan. Adanya larangan duduk depan pintu juga berdampak agar orang yang mau lewat tidak terhalang.
Tidak jauh berbeda ketika menghadapi masalah organisasi seperti di atas, penerapan seberapa besar manfaat yang diperoleh bagi organisasi, hal itu yang perlu diutamakan.