Konten dari Pengguna

Minat Membaca Siswa Semakin Menurun

mhdalfadin
Saya mahasiswa sastra Inggris di uin Sunan Gunung Djati Bandung
10 Oktober 2024 10:21 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari mhdalfadin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.pexels.com/photo/pile-of-books-433333/
zoom-in-whitePerbesar
https://www.pexels.com/photo/pile-of-books-433333/
ADVERTISEMENT
Membaca adalah salah satu keterampilan dasar yang sangat bermanfaat.Aktifitas ini bukan hanya untuk sekedar mendapatkan informasi, tetapi juga untuk memperoleh ilmu pengetahuan, mengasah pola pikir kritis dan membukan wawasan untuk dunia luar. Kita sadar bahwa membaca itu sangat penting bagi kehidupan kita, akan tetapi seiring berjalan nya waktu dan perkembangan teknologi, sekarang membaca menjadi hal yang sangat jarang di temukan di era sekarang. Dikarenakan mudah nya akses untuk mendapatkan informasi membuat para siswa jadi malas untuk membaca.
ADVERTISEMENT
Perubahan teknologi dan gaya hidup di zaman sekarang sangat mempengaruhi para siswa dalam membaca. Siswa lebih baik mengakses vidio ketimbang harus membaca, lebih baik menanyakan kepada Ai (Artificial Intelligence) lalu disalin dan dijadikan bahan jawaban dari di tanyakan atau tugas yang di berikan oleh dosen nya. Banyak siswa mengahabiskan waktu mereka dengan bermain sosial media dan game, yang menyebabkan aktifitas membaca terpinggirkan dikarena kan hal tersebut. Fenomena ini sangat mengkhawatirkan dikarenakan kebiasaan membaca rendah menimbulkan lemah pemahaman terhadap informasi, analisis data dan pola pikir yang berkurang.
Tulisan ini akan membahas beberapa faktor yang menjadikan menurunya minat baca para siswa.
1. Pengaruh teknologi dan media digital.
Faktor pertama dan yang paling berpengaruh adalah pengaruh teknologi dan media digital. Teknologi yang canggih membuat para siswa semakin nyaman dan dipermudah dengan segala cara tanpa mengharuskan mereka membacanya. Fenomena ini sangat memprihatin kan bagi anak generasi muda kita, dengan menurunnya minat baca bisa jadi kualitas siswa nya berkurang.
ADVERTISEMENT
Penelitian yang dilakukan oleh Anderson dan Rainie (2020) menemukan bahwa meningkatnya penggunaan teknologi digital, terutama perangkat seperti smartphone dan tablet, secara signifikan mengurangi minat membaca di kalangan siswa. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk media sosial, bermain game online, atau menonton video dibandingkan membaca buku. Aktivitas digital ini memberikan kepuasan instan dan interaksi cepat, yang membuat siswa cenderung menghindari aktivitas yang memerlukan konsentrasi mendalam, seperti membaca buku.
2. Perubahan Gaya Hidup dan prefrensi siswa
Perubahan gaya hidup juga merupakan faktor yang sangat signifikan dalam fenomena berkurang nya minat baca siswa. Di jaman sekarang semua nya sudah di sediakan dan mudah di akses seperti hal nya artikel artikel untuk membaca. Akan tetapi dengan semua yang telah di sediakan siswa sekarang lebih memilih untuk menonton tiktok dan juga you tube.
ADVERTISEMENT
Menurut studi dari National Literacy Trust (2019), ada perubahan preferensi di kalangan siswa yang lebih condong pada hiburan yang instan dan visual. Siswa zaman sekarang cenderung lebih memilih media yang cepat dan dinamis, seperti video pendek di YouTube atau konten di TikTok, ketimbang membaca teks panjang. Perubahan gaya hidup ini mengakibatkan siswa merasa membaca adalah aktivitas yang memakan waktu dan kurang menarik dibandingkan dengan hiburan digital.
3. Kurangnya Akses ke Buku yang Menarik dan Relevan.
Riset juga menunjukkan bahwa akses terhadap bahan bacaan yang relevan dan menarik sangat memengaruhi minat baca. Ketika siswa tidak menemukan bahan bacaan yang sesuai dengan minat atau usia mereka, motivasi untuk membaca pun berkurang. Buku-buku yang digunakan di sekolah sering kali dianggap kurang menarik, tidak sesuai dengan tren atau kebutuhan siswa, sehingga siswa merasa bosan. Ini didukung oleh temuan UNESCO yang menyoroti pentingnya memperbaharui koleksi bahan bacaan di sekolah dan perpustakaan agar lebih menarik bagi siswa. Riset dari UNESCO (2018) menekankan bahwa akses terhadap bahan bacaan yang menarik dan relevan memainkan peran penting dalam memotivasi siswa untuk membaca. Ketika bahan bacaan di sekolah atau perpustakaan tidak sesuai dengan minat atau kebutuhan siswa, mereka cenderung kehilangan minat untuk membaca. Dalam studi ini, banyak siswa melaporkan bahwa bahan bacaan yang tersedia tidak mengikuti tren modern atau tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka, yang membuat mereka lebih memilih konten digital sebagai sumber hiburan dan informasi.
ADVERTISEMENT
4. Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Sekolah.
Penelitian yang dilakukan oleh Clark dan Teravainen-Goff (2018) dari National Literacy Trust menunjukkan bahwa lingkungan keluarga sangat berpengaruh terhadap kebiasaan membaca siswa. Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga dengan budaya membaca yang kuat, di mana orang tua aktif membaca atau mendorong aktivitas membaca, cenderung memiliki minat baca yang lebih tinggi. Sebaliknya, siswa yang berasal dari lingkungan yang kurang mendukung aktivitas membaca, baik di rumah maupun di sekolah, menunjukkan minat baca yang lebih rendah.
Dari beberapa faktor di atas dapat diatas dapat di simpulkan bahwa teknologi bisa jadi jadi hal yang bagus bagi kita. Akan tetapi bisa juga jadi hal yang akan membuat kita kehilangan suatu hal yang sangat penting seperti kebiasaan membaca buku. kita sebagai generasi penerus bangsa sudah seharusnya kita menumbuhkan kebiasaaan untuk membaca buku, baik itu buku ilmiah, novel, dan lain lain.
ADVERTISEMENT