Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Iffah Inovasi
16 Februari 2023 16:08 WIB
Tulisan dari mhendrayani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh : M.Hendrayani
Inovasi bagi Iffah Syarifah Hendrayati adalah gaya hidup, bukan inovasi kaleng kaleng. Inovasi dia adalah buah yang dikeringkan dengan menggunakan teknologi dehydrator.
ADVERTISEMENT
Fungsi dehydrator sebagai pengganti sinar matahari dan hasilnya menurut dia tidak mengurangi zat, warna dan rasa. Bahkan ketika buah buahan kering diseduh dengan teh panas maka akan kembali segar dan siap dimakan.
Bagi Iffah (55), ibu dengan empat orang anak yang saat ini berdomisili di kota Bandung, semua komoditas hortikultura bisa dikeringkan.
"semua pak, mangga,nanas, stroberi, lemon, kesemek, apel, buah naga, belimbing, bengkuang, pepaya. dan sudah bermacam sayuran, wortel, kentang, brokoli, buncis, jamur, seledri untuk sayur sop kering, cabai, tomat, rumput laut, tanaman rempah, umbi-umbian, telur, dendeng, daging dan ikan pun bisa,” kata dia.
Keberhasilan ini tidak dia dapat dalam semalam tetapi melalui proses uji coba yang panjang. “ jika gagal saya coba lagi, coba lagi, coba lagi hingga akhirnya berhasil, soalnya saya orangnya penasaran jika gagal,”ujar dia.
ADVERTISEMENT
“keuntungannya adalah buah itu bisa tahan lama setelah dikeringkan harga juga bagus untuk petani dan lebih fleksibel ketika kita mau makan buah yang sedang tidak musim, misalnya durian, mangga, kalau sudah di keringkan bisa langsung dimakan,”tambahnya.
Menurut Iffah, proses pengeringan dimulai dengan buah segar dicuci hingga bersih kemudian dikupas dipotong potong dan dimasukan ke dalam mesin kemudian suhunya disetel.
Setiap komoditas berbeda suhunya, untuk buah biasanya sekitar 45 hingga 50 derajat. Selain suhu, tingkat kekeringan disetel hingga menghasilkan kualitas terbaik. Jika sudah kering maka proses selanjutnya dikemas dan disimpan.
Tidak hanya buah dan sayuran, bahkan Iffah melakukan inovasi dengan sari buah stroberi yang dikeringkan, hasilnya adalah sari buah kering dalam bentuk lembaran kertas yang dipotong potong dan siap dikonsumsi.
Hebatnya lagi, untuk menopang produksi, Iffah beserta tim mampu menciptakan mesin dehydrator buatan sendiri dengan nama REKA RIO. Nama itu diambil dari nama Prof.Ir.S.Sumirato Reka Rio, IPM. Beliau adalah profesor elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) yang memimpin langsung pembuatan dehydrator. Bahkan untuk urusan suku cadang pun buatan sendiri.
Iffah mengklaim mesin ini sangat hemat energi. “proses kerjanya berasal dari uap panas yang dihasilkan dari baki yang tersusun di dalam dehydrator ketika sedang berproduksi. Di setiap baki ada lubang lubang kecil yang menghasilkan uap panas dan berfungsi untuk mengeringkan produk itu sendiri melalui blower,"tambahnya.
ADVERTISEMENT
Dalam salah satu acara yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, mesin dehydrator buatan Iffah menarik minat para Menteri yang ikut mendampingi, bahkan Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Teten Masduki langsung beli secara pribadi. Pemesanan juga datang dari menteri lainnya tetapi hingga saat ini belum terealisasi. “saya pusing, diberi nomor kontak pejabatnya tapi saya telepon berkalikali tidak pernah diangkat pak,” ujar Iffah.
Saat ini Iffah memiliki 15 gerai yang tersebar di pulau Jawa dan Bali dengan omzet per bulan sebesar Rp.200 juta. Bahkan produknya sudah ekspor ke Singapura dan Arab Saudi walau dalam skala 50 kg per bulan tapi sudah berlangsung selama 2 tahun.