Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Representasi Laki-Laki pada Kemasan Obat Sakit Kepala
21 Desember 2024 15:27 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Muhamad Rafi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bungkus atau kemasan sebuah produk bukan hanya sekadar alat pembungkus dari suatu produk, melainkan juga menjadi alat komunikasi visual yang memiliki pesan tersembunyi kepada konsumen.
ADVERTISEMENT
Desain kemasan produk kerapkali dirancang untuk menarik perhatian konsumen dan juga membangun kepercayaan terhadap efektivitas suatu produk.
Desain suatu kemasan mengandung pesan yang kaya akan makna. Salah satu elemen yang menarik dalam kemasan obat sakit kepala adalah penggunaan citra laki-laki. Citra laki-laki kerapkali digambarkan sebagai sosok yang kuat, tangguh, dan tegar.
Salah satu fenomena yang menarik, belum banyak orang mengetahuinya adalah kemasan obat sakit kepala yang objek visualnya berupa laki-laki. Obat sakit kepala merupakan produk yang menempel pada kehidupan sehari-hari.
Apabila dilihat secara mendalam, kemasan produk yang sederhana ternyata menyimpan makna yang kompleks. Dengan kacamata semiotika, kemasan obat sakit kepala bisa menjadi jendela untuk mengamati kontruksi sosial terkait gender terutama maskulinitas yang direpresentasikan melalui visual.
ADVERTISEMENT
Melalui semiotika Ferdinand de Saussure, fenomena kemasan obat sakit kepala dapat dipahami secara kompleks. Saussure membagi komponen semiotik menjadi dua, yaitu penanda dan petanda.
Dengan demikian, kemasan obat sakit kepala dengan menggunakan semiotik Saussure dapat mengungkap tanda-tanda visual yang digunakan untuk menjelaskan makna yang dikontruksi dan dikomunikasikan kepada konsumen.
Representasi pada laki-laki penting untuk digali dan dipahami dalam kemasan obat sakit kepala, karena dapat mencerminkan serta membentuk ekspektasi konsumen terhadap peran dan citra laki-laki di kehidupan sehari-hari.
Pada analisis semiotik Saussure, penanda pada kemasan obat sakit kepala yang terdapat pada gambar di atas berupa gambar laki-laki sambil memegang kepala dan mengenakan pakaian formal kemeja.
Petanda laki-laki dalam kemasan obat sakit kepala digambarkan dengan memegang kepala serta ekspresi kesakitan, namun tetap menggunakan pakaian formal. Hal tersebut menggambarkan bahwa laki-laki yang sedang mengalami sakit kepala, ia harus terlihat kuat dalam menghadapi masalah, terutama masalah dalam pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Pada kemasan obat sakit kepala, dapat diketahui bahwa terdapat citra laki-laki sebagai visual dari kemasan obat tersebut yang menunjukkan adanya beban pada laki-laki, misalnya beban pekerjaan, beban rumah tangga, permasalahan keluarga, dan sebagainya.
Dengan demikian, penggambaran laki-laki sebagai sosok yang kuat, namun tetap rentan terhadap sakit kepala karena adanya berbagai tekanan.
Representasi laki-laki dalam kemasan obat sakit kepala menunjukkan beban laki-laki sebenarnya banyak, sehingga dengan banyak beban membuat sakit kepala. Solusi dari sakit kepala itulah dianjurkan untuk meminum obat sakit kepala.
Pakaian kemeja menunjukkan formalitas pada sebuah aktivitas. Pada kemasan obat sakit kepala, representasi laki-laki sedang bekerja dengan menggunakan pakaian formal yang menunjukkan adanya profesionalisme dalam bekerja.
Hal tersebut sesuai dengan stereotip maskulinitas, yang di mana laki-laki diasosiasikan sebagai pekerja keras dan pencari nafkah utama di keluarga. Pakaian formal bukan hanya sekadar menargetkan pada sesuatu yang bersifat profesional, akan tetapi dapat juga memberikan kesan bahwa obat tersebut merupakan solusi yang serius pada masalah yang dapat mengganggu aktivitas.
ADVERTISEMENT
Penggunaan visual laki-laki dianggap kurang inklusif, karena sakit kepala adalah penyakit yang sifatnya universal yang tidak memandang gender. Citra laki-laki dalam kemasan obat sakit kepala memunculkan kesan bahwa konsumen utama dari obat tersebut adalah laki-laki.
Apakah dapat menimbulkan kesetaraan gender?
Kemasan pada obat sakit kepala yang divisualkan oleh laki-laki cendrung tidak memcerminkan adanya kesetaraan secara gamblang. Tidak ada representasi visual atau narasi yang menggambarkan bahwa produk tersebut relevan bagi perempuan.
Hal tersebut bisa membuat perempuan menjadi kurang terwakili sebagai konsumen, meskipun perempuan memungkinkan sama seringnya mengalami sakit kepala.
Jika diamati dari pandangan lain, representasi maskulinitas pada kemasan obat sakit kepala tidak begitu menyudutkan perempuan, tergantung pada bagaimana sudut pandang konsumen menerimanya.
ADVERTISEMENT
Meski hanya laki-laki yang digambarkan, pesan dari kemasan obat sakit kepala dan kebutuhan dari solusi tetaplah bersifat universal. Dengan demikian, perempuan juga bisa mengidentifikasi bahwa obat sakit kepala juga relevan dengan kebutuhan perempuan.
Hubungan antara adanya kesetaraan gender pada kemasan obat sakit kepala serta tanggapan konsumen sangatlah bergantung pada bagaimana konsumen memandang representasi tersebut.
Mungkin konsumen laki-laki akan lebih cendrung merasa lebih terkoneksi dengan desain kemasan obat tersebut, sedangkan konsumen perempuan mungkin akan merasa kurang diwakili.
Dengan begitu, agar pemenuhan kebutuhan pasar lebih luas, setiap produk sebaiknya mempertimbangkan representasi yang inklusif dengan tujuan agar semua konsumen bisa merasa diperhatikan.
Startegi itu bukan hanya dapat meningkatkan daya tarik produk, melainkan juga bisa mencerminkan nilai relevan dengan masyarakat yang modern saat ini.
ADVERTISEMENT