Dead Interesting Tour: Menyusuri Makam Mempelajari Sejarah

Konten dari Pengguna
9 April 2018 0:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mia Padma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salah satu bagian Glasnevin Cemetery Museum (Foto: Dok. Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu bagian Glasnevin Cemetery Museum (Foto: Dok. Pribadi)
ADVERTISEMENT
Hembusan angin musim dingin bulan Desember menambah perasaan keraguan ketika saya memasuki gerbang Glasnevin. Perjalanan sekitar 2,5 kilometer dari pusat Dublin hanya menghabiskan sekitar 15 menit. Tiba disana tidak nampak suasana suram khas area pemakaman, lebih seperti taman kota. Namun tetap terbayang di benak bahwa saya akan menghabiskan beberapa jam di dalam area pemakaman ini, di tengah musim dingin, untuk sebuah tur. Padahal masih banyak hal lain yang bisa dilakukan di pusat kota dan sekitarnya, tapi setelah Lelah berkeliling pusat kota akhirnya saya memilih untuk mengikuti tur ini.
ADVERTISEMENT
Apa yang muncul di benak kita ketika mendengar kata makam? Ngeri? Seram? Sepi? Tenang? Dan banyak lagi kata lain yang bernuansa negatif atau setidaknya kelam. Bagaimana dengan wisata? Sudah pasti tidak akan anda kira bahwa tempat pemakaman akan menjadi tempat wisata yang menarik. Namun ternyata kegiatan cemetery tour sudah cukup lama dikenal di dunia pariwisata, meskipun tidak banyak ada beberapa pemakaman yang menawarkan jenis wisata ini lengkap dengan pemandunya.
Jadi kenapa memilih untuk mengikuti tur ini, bukankah lebih baik melihat-lihat arsitektur kota, berbelanja atau ke museum? Saya mendapatkan rekomendasi bahwa bila ingin mengetahui sejarah modern dan kisah-kisah para pahlawan nasional Irlandia, datang saja ke Glasnevin. Mengingat negara ini adalah negara yang sangat kuno karena telah dihuni sejak 9000 tahun yang lalu, maka mengetahui sekilas sejarah modern bangsa ini adalah pilihan yang menarik.
ADVERTISEMENT
Glasnevin Cemetery Museum adalah sebuah museum terbuka dan juga area pemakaman di kota Dublin. Luasnya 124 acres atau sekitar 50 hektare. Sangat luas. Tidak mengherankan karena tempat ini adalah tempat dengan populasi terbesar di Dublin. Tercatat sekitar 1,5 juta orang dimakamkan di pemakaman ini, padahal penduduk Dublin sendiri hanya sekitar 1,2 juta orang. Pemandu tur saya mengatakan bahwa karena hal ini maka Dublin bisa disebut city of the dead. Hmm, what a dark sense of humor.
Glasnevin dibuka pada tahun 1832 dan sejak itu telah menjadi tempat di mana banyak orang, baik orang biasa, maupun negarawan, presiden, pengusaha, penulis, pujangga, seniman, politisi, penjahat, maupun bapak bangsa Irlandia sendiri dimakamkan. Pada awalnya luasnya hanya 9 acres atau sekitar 3,6 hektare. Namun karena kebutuhan ia terus diperluas. Saat ini tempat ini terdiri dari museum sejarah, sebuah gereja kecil, cafetaria, dan satu pub tepat di salah satu sisi luarnya. Glasnevin juga memiliki dokumentasi yang sangat baik, disebutkan bahwa mereka memiliki data yang rapi untuk setiap makam yang ada disana. Baik yang memiliki nisan maupun tidak. Dengan ini mereka juga memiliki fasilitas pengecekan genealogis dimana seseorang bisa menyusuri riwayat keluarga mereka. Pengelola tempat ini memiliki gagasan yang luar biasa dengan menyelenggarakan tur harian, 3 kali setiap harinya. Tur yang saya ikuti sendiri dimulai jam 3 sore sampai dengan jam 4.30. Menurut pemandu tur saya, ada 12 tur berbeda di Glasnevin. Banyak sekali ya. Ternyata tur-tur tersebut dibedakan berdasarkan jenis narasi yang disampaikan dan nisan-nisan yang dikunjungi.
ADVERTISEMENT
Salah satu tur yang terkenal adalah the Dead Interesting Tour, mengenai tokoh-tokoh yang memiliki cerita menarik seperti pengusaha keju terkenal, atlet pemenang Wimbledon, dan lain-lainnya.
Eksibisi Easter Rising (Foto: Dok. Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Eksibisi Easter Rising (Foto: Dok. Pribadi)
Sementara, tur yang saya ikuti adalah General History tour dengan tiket seharga €13. Tur dimulai dengan seorang aktor yang membawakan orasi dari Padraig Pearse, seorang guru, pujangga dan tokoh nasionalis yang membawakan orasi yang membakar semangat rakyat Irlandia untuk menentang kolonialis Inggris. Disebutkan bahwa orasi ini adalah salah satu yang mendorong terjadinya Easter Rising tahun 1916, suatu momen penting kemerdekaan bangsa ini. Dalam bayangan saya mungkin seperti pidato Bung Tomo yang menggelorakan semangat bangsa ini di tahun 1945.
Tur kemudian dilanjutkan dengan berjalan ke mausoleum Daniel O’Connell. Ia adalah seorang pengacara dan pemimpin gerakan nasionalis pertama Irlandia di awal abad ke-19, maka ia pun dikenal sebagai “The Liberator”. Mausoleum ini tidak terlalu besar namun bisa menampung sekitar 20 orang di kanan kiri petinya. Pemandu kemudian menceritakan mengenai riwayat hidup dan perjuangannya dan juga mengenai aspek arsitektural dari mausoleumnya. Mausoselum ini memiliki menara sendiri, yang tertinggi di area Glasnevin, di bagian dalamnya terdapat lukisan dan ornamen-ornamen yang sederhana namun indah dan bergaya Gaelic.
Suasana di dalam musoleum Daniel O'Connell (Foto: Dok. Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di dalam musoleum Daniel O'Connell (Foto: Dok. Pribadi)
Setelah itu para pengunjung diajak menyusuri sejumlah makam tertentu di Republican plot, yaitu bagian-bagian milik para tokoh pejuang yang berjasa dalam perjuangan kemerdekaan yang membentuk negara Republik Irlandia, seperti Eamon de Valera dan Michael Colins yang didatangi oleh 400 ribu orang pada hari penguburannya. Para pengunjung mendengarkan potongan-potongan sejarah terkait masing-masing tokoh yang dirangkai dengan sangat baik sehingga dapat mengetahui runtutan peristiwa penting dalam sejarah Irlandia. Tidak hanya sejarah perjuangan kemerdekaan negara ini tetapi juga beberapa peristiwa penting seperti epidemik kolera di tahun 1865-1866 dan tifoid 1846-1849 yang mengakibatkan jatuhnya banyak korban dan menjadi masa-masa paling sibuk bagi pengelola Glasnevin.
ADVERTISEMENT
Bagian ini memang terdengar suram dan tragis. Namun pemandu tur kami juga memberikan cerita-cerita menarik seperti mengenai para graverobbers di abad ke-19 yang mencuri jenasah untuk dijual dengan harga menarik ke para mahasiswa kedokteran atau para gravediggers yang memiliki kebiasaan menumpuk peti jenazah begitu saja di depan pub yang berada di salah satu sisi Glasnevin ketika beristirahat untuk meminum Guiness. Pub ini dimiliki keluarga Kavanagh namun karena letaknya dan kebiasaan para pekerja Glasnevin maka pub ini lebih dikenal sebagai The Gravediggers.
Meskipun pada awalnya tidak terlalu tertarik, hanya untuk mengisi waktu namun mengikuti tur di Glasnevin adalah salah satu hal paling berkesan dari kunjungan ke Irlandia. Menarik sekali melihat cara pengelola area pemakaman ini memberikan informasi bagi para pengunjung sehingga dapat mengetahui sejarah, simbolisme, aspek seni dan budaya bangsa ini. Waktu berjalan cepat dan tur pun harus selesai, langit yang semakin gelap dan cuaca yang semakin dingin membuat kami segera meninggalkan tempat itu dan berpindah ke The Gravediggers untuk menikmati Guiness.
ADVERTISEMENT
***