Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Harus Apa Ketika Gempa?
22 Februari 2018 16:31 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
Tulisan dari Mia Padma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ketika gempa Banten terjadi akhir Januari lalu, apa yang anda lakukan? Gempa berskala 6,4 SR yang terjadi di lepas laut Banten saat itu dirasakan di beberapa kota, termasuk Jakarta. Kenapa secara khusus saya menyebut Jakarta? karena banyaknya perkantoran yang berlokasi di gedung-gedung pencakar langit di ibukota. Sudah dipahami secara umum, bahwa semakin tinggi lokasi kita, getaran gempa itu akan semakin terasa. Itulah yang dirasakan oleh ribuan pekerja di Jakarta dan sekitarnya. Dan efeknya adalah ribuan pekerja tersebut berusaha menyelamatkan diri dengan segera turun ke lantai dasar atau keluar bangunan tempat mereka berada. Tapi apakah benar hal tersebut akan menyelamatkan diri? Atau malah menimbulkan resiko bahaya lebih lanjut?
ADVERTISEMENT
Sebagai negara yang terletak di wilayah ring of fire, gempa adalah hal yang lumrah bagi Indonesia. Beberapa wilayah tertentu di Indonesia merasakan gempa secara sering, bahkan mungkin on a daily basis, meskipun lebih banyak adalah getaran-getaran kecil. Gempa bukanlah hal yang asing bagi Indonesia, dan seharusnya penduduk Indonesia memahami apa yang perlu dilakukan saat gempa menyerang. Namun sangat mengherankan, atau malah sangat lumrah bagi Indonesia, tergantung bagaimana cara anda memandangnya, bahwa dalam kenyataannya tidak demikian. Buktinya adalah pada kejadian gempa Januari lalu. Tampak jelas bahwa sebagai orang Indonesia, kita tidak siap ketika bencana gempa terjadi dan hal ini tentu sangat mengkhawatirkan. Kebingungan ketika bencana terjadi dapat mengakibatkan chaos.
Hal ini sangat berbeda dengan beberapa negara lain yang juga ‘langganan’ terkena gempa. Salah satu contohnya adalah Selandia Baru. Lebih banyak orang Indonesia mengenal Selandia Baru sebagai negara dengan lanskap yang sangat indah dan juga terkenal akan produk-produk alamnya yang melimpah. Namun tidak banyak yang tahu bahwa Selandia Baru adalah salah satu negara yang sangat rawan gempa. Fenomena ala mini terjadi setiap hari, dalam skala yang berbeda-beda. Gempa besar yang terjadi di Chrischurch tahun 2010 dan 2011 lalu adalah salah satu contohnya. Besarnya getaran gempa Canterbury 2010 disusul dengan gempa dengan epicentrum yang dekat dengan pusat kota. Efeknya terasa sampai saat ini dengan pusat kota yang masih tampak berantakan dan dalam tahap pembangunan. Bencana tersebut adalah salah satu bencana terbesar di Selandia Baru. Lalu dimana perbedaannya dengan Indonesia?
ADVERTISEMENT
Perbedaan terbesar adalah sikap penduduk Selandia Baru terhadap gempa. Seluruh penduduk di SelBar sangat memahami langkah-langkah yang harus dan tidak boleh dilakukan ketika bencana gempa terjadi. Pemahaman ini terinternalisasi dengan baik, karena mereka mendapatkan pengetahuan sejak dini. Anak-anak di Selbar telah diajari sejak usia dini untuk melindungi diri mereka sendiri. Pendidikan ini dimulai dari sekolah, dimana mereka diajari metode drop, cover and hold dengan simulasi yang dilakukan secara berkala di sekolah-sekolah.
Selain pendidikan bagi penduduk yang dilakukan sejak dini, pemerintah juga menetapkan lokasi-lokasi perlindungan untuk emergency, mereka menyebutnya Civil Defence Center. Bilamana terjadi gempa besar, masyarakat tahu harus berkumpul dimana untuk menghindakan orang-orang terpencar dan terpisah. Informasi juga dibagikan secara berkala dan dibuat sederhana dan mudah dipahami, dalam bentuk grafik atau gambar. Informasi disesuaikan dengan kelompok-kelompok masyarakat yang dituju, seperti anak-anak sekolah, orang-orang dengan disabilitas atau kelompok lanjut usia dan disesuaikan dengan lokasi ketika bencana terjadi, saat berada di rumah atau di kantor. Setiap rumah tangga dan kantor juga diwajibkan memiliki getaway kit yaitu tas backpack yang berisi barang-barang seperti lampu senter, radio dengan baterai, food rations dan air, obat-obatan dan first aid kit, toiletries dan kebutuhan pribadi. Mereka sangat memahami kondisi geologi negaranya dan siap bilamana bencana terjadi.
ADVERTISEMENT
Sangat menakjubkan melihat betapa siap dan siaganya seluruh elemen masyarakat di Selbar ketika bencana terjadi. Hal ini tentunya sangat baik dan patut ditiru oleh Indonesia, khususnya kesiapsiagaan diri pribadi, komunitas, dan pemerintah baik lokal maupun pusat. Sayangnya kita masih belum tahu atau belum memiliki standar nasional yang sederhana, mudah diingat dan dipahami semua orang. Jadi, harus apa ketika gempa? Semoga jawabannya tidak berhenti di berlari keluar dan berdoa.
***