Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
MENENGOK SEKILAS KEBUDAYAAN MAORI DI SELANDIA BARU
18 Maret 2018 7:14 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Mia Padma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Para penari Maori (Foto: wikimedia.commons)
Ketika berkunjung ke Selandia Baru sangat menarik untuk melihat suasana kehidupan setempat, dimana di sana kita dapat bertemu dengan salah satu etnis yang sangat jarang ditemui di negara lain yaitu etnis Maori. Meskipun saat ini, tentu orang-orang Maori juga telah berimigrasi ke negara lain sebagaimana orang-orang etnis lainnya, dan bahwa Selandia Baru juga memiliki banyak imigran dari etnis lain, namun tidak dapat dipungkiri bahwa cukup sulit untuk menemui orang-orang dan kebudayaan Maori di luar Selandia Baru.
ADVERTISEMENT
Orang Maori adalah orang-orang asli dari Selandia Baru atau dalam bahasa Maori, disebut tangata whenua. Bangsa Maori telah mendiami Selandia Baru sejak datang sekitar 1300 tahun lalu. Saat ini jumlah orang Maori di Selandia Baru terhitung sekitar 14% dari seluruh populasi. Pemerintah Selandia Baru melakukan langkah-langkah yang sangat baik dalam mengintegrasikan aspek-aspek kehidupan bangsa Maori ke dalam kehidupan modern negara itu, sehingga kebudayaan, sejarah dan bahasa Maori memberi warna yang unik dan menarik dalam keseharian orang-orang Selandia Baru.
Salah satu aspek budaya Maori yang langsung terasa bagi wisatawan yang berkunjung ke negara itu adalah bahasa Maori. Ya meskipun semua orang berbahasa Inggris namun juga kadang bisa kita temui orang-orang yang berkomunikasi dengan menggunakan te Reo Maori, bahasa Maori. Tentunya hal ini dilakukan dengan teman-teman atau keluarganya bukan kepada wisatawan namun menarik untuk mendengar orang-orang lokal yang dengan mudahnya mengganti kata-kata yang mereka gunakan antara dua bahasa tersebut, seperti layaknya teman-teman kita yang menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa daerah mereka sekaligus dalam percakapan sehari-hari. Kita juga bisa mendengar bahwa bahasa Maori digunakan oleh hampir semua orang Selandia Baru, tidak hanya mereka yang berasal dari etnis Maori. Tidak mengherankan karena ternyata te Reo Maori adalah salah satu mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah. Bahkan lagu kebangsaan mereka, God Defend New Zealand,dua bait pertama liriknya dalam bahasa Maori.
ADVERTISEMENT
Penggunaan dua bahasa ini juga masuk ke dalam ranah formal. Di jalan-jalan kita akan dengan mudahnya menemukan berbagai nama tempat menggunakan dua bahasa, yaitu Inggris dan Maori. Bagi orang Indonesia hal ini tentunya mengingatkan pada Yogyakarta dimana banyak nama tempat dan jalan dituliskan dalam huruf Romawi dan aksara Jawa Kuno. Hal lain juga sangat menarik adalah tata cara penyambutan yang disebut sebagai powhiri.
Powhiri adalah kegiatan penyambutan yang dilakukan di Marae dan mencakup pidato, tarian, nyanyian dan kadang-kadang hongi. Marae sendiri adalah bangunan terbuka yang digunakan untuk tempat berkumpul, semacam pendopo atau balai pertemuan rakyat. Marae dapat dikenali dengan mudah dari bentuk arsitekturnya dan ukiran-ukiran khas Maori sebagai aksen bangunan. Pada masa modern ini, selain untuk acara tradisional, kegiatan powhiri ini juga umum dilakukan untuk acara resmi. Dalam powhiri, pada umumnya pidato selalu dimulai dengan sambutan dalam te Reo Maori, yang umumnya berisi rasa syukur dan penghargaan pada alam dan leluhur. Pidatonya tidak panjang-panjang, umumnya hanya beberapa menit saja, tapi cukup berbeda, dan tentunya bermakna.
ADVERTISEMENT
Powhiri juga cukup unik karena bersifat partisipatif. Sebelum powhiri dimulai para peserta atau tamu yang akan disambut (semua orang kecuali penyelenggara) akan diajak berkumpul diluar Marae dan diajarkan suatu lagu tradisional. Kemudian seluruh peserta akan diajak masuk dan disambut dengan pidato pendek oleh penyelenggara atau tuan rumah, yang kemudian akan menyanyikan lagu sambutan. Nyanyian ini harus dibalas oleh para peserta, itulah kenapa sebelumnya para peserta diajarkan satu lagu tertentu sebelum memulai powhiri. Ketika pertama kali mengikuti kegiatan ini, mungkin cukup mengejutkan bagi orang asing, namun hal itu adalah kejutan yang menyenangkan.
Gambaran suasana powhiri berlatarkan Marae (Foto: wikimedia.commons)
Selain hal-hal yang bersifat seremonial tersebut, ada aspek lain dari kebudayaan Maori yang memberikan rasa yang berbeda bagi kehidupan orang Selandia Baru, yaitu penghormatan terhadap natural life cycle dalam kehidupan dan hubungan antara aktifitas manusia dengan tanah dan alam. Rasa hormat terhadap arus kehidupan alami ini menimbulkan rasa tanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan hidup, sebagai contoh kecil adalah pandangan dimana ketika di suatu danau stok ikan dianggap menurun maka orang-orang tidak boleh melakukan kegiatan penangkapan ikan sampai stoknya kembali. Sangat menarik cara mereka mengintegrasikan nilai-nilai budaya ke kehidupan sehari-hari. Bila suatu hari berkesempatan berkunjung ke negara ini keingintahuan kita akan budaya Maori bisa dipuaskan dengan kunjungan ke museum-museum lokal maupun mengikuti tur-tur khusus yang dibuat untuk menunjukkan budaya Maori.
ADVERTISEMENT
***