Tantangan Masa Depan Indonesia dalam Revolusi 4.0 : Ancaman atau Peluang?

Michael Wibowo Joestiawan
Mengisi masa karantina dengan menulis
Konten dari Pengguna
20 Agustus 2020 13:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Michael Wibowo Joestiawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tantangan Masa Depan Indonesia dalam Revolusi 4.0 : Ancaman atau Peluang?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Oleh Michael Wibowo Joestiawan
Mahasiwa Tingkat Akhir Fakultas Hukum Universitas Udayana
ADVERTISEMENT
Bahwasannya, tantangan terbesar dalam sepuluh tahun mendatang akan tercipta oleh Revolusi Industri yang biasa terdengar sebagai IR 4.0. Saat mencapai fase tersebut akan didasarkan pada tingkat “otomatisasi”. Saat dimana tingkat kehidupan kesehari-harian menggunakan teknologi canggih “otomatis” seperti Smart Robotics, Human Machine Interface, Internet of Things, teknologi 3D dan mungkin yang menandingi dari manusia itu sendiri adalah Kecerdasan Buatan. Hal-hal tersebut bisa kita lihat dalam sekuel film science fiction Terminator. Dimana Robot hidup sejajar dengan Manusia dan Manusia akan bergantung pada Teknologi yang canggih. Konsep IR 4.0 telah disorot oleh World Economic Forum dengan menghasilkan konklusi permasalahan di 3 bidang besar yaitu Gelombang Inovasi Baru mengaburkan garis antara bidang fisik, biologis dan digital. Fungsi Intelektual yang menjadi tugas Manusia akan ditantang oleh Teknologi Baru atau disebut Teknologi Otomasi. Hal tersebut akan memudahkan efisiensi dalam mengatasi masalah fleksibilitas industri dalam menghasilkan produk dengan kualitas yang lebih tinggi dengan biaya lebih rendah.
ADVERTISEMENT
Era ini telah diperkenalkan di Negara Maju salah satunya yaitu Jerman sejak 2011. Teknologi yang tinggi di Jerman memberi keuntungan dalam pertumbuhan pendapatan, investasi, pekerjaan dan produktivitas. Peningkatan yang bervariasi di tiap-tiap sektor khususnya komponen industri dengan kisaran 20 hingga 30 persen.. Secara tidak langsung lapangan kerja hanya untuk pekerja dengan skill tinggi dengan kompentensi yang sama. Bagaimana nasib Indonesia sebagai Negara Berkembang? Notabene serba dalam tahap pengembangan dalam berbagai sektor. Indonesia yang masih berada di level pendapatan menengah (middle income) akan menghadapi tantangan lebih besar dibanding Jerman sebagai Negara Maju.
Di Indonesia sendiri industri 4.0 disebut juga sebagai Making Indonesia 4.0 langkah dari Kementerian Industri. Istilah ini mengandung positif dalam memicu perkembangan Indonesia dalam menrevitalisasi industri nasional terutama di sektor ekonomi berbasis manufaktur. Negara-negara berkembang akan cenderung akan memiliki “ketidakcocokan antara teknologi dengan kemampuan” atau menurut hemat penulis kita berada pada posisi yang terancam. Hal ini didukung karena ketidak sesuaian strategi utama Indonesia yaitu export-manufacturing growth. Aspek umum untuk orang inovasi cenderung mengabaikan “ketidaktahuan” terutama produk menentang Norma Industri. Agar bisa mengimbangi, produsen/SDM kita perlu berevolusi seiring dengan teknologi yang akan ditingkatkan. Semua Industri bila tidak dilakukan perubahan dia akan mati, contoh Nokia dan Blackberry.
ADVERTISEMENT
Hal ini akan menjadi peluang jika kita sudah mempersiapkan kesiapan dalam menghadapi IR 4.0. Misalnya memberdayakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) seperti salah satu Program yang sedang digencarkan Bapak Joko Widodo melalui teknologi dengan fasilitas platform e-commerce. Platform tersebut yaitu BukaLapak, Shopee, Tokopedia, dan lain hal. Kemudian memajukan Jaringan Internet berkecepatan tinggi, manajemen keamanan dan infrastruktur broadboand dalam mensukseskan perkembangan infrastruktur digital nasional. Harusnya ada upaya bersama dari sektor public dan swasta di Indonesia untuk memastikan seluruh potensi yang kita miliki dapat terwujud secara maksimal, terutama dengan melakukan peningkatan sumber daya manusia agar peluang kemajuan teknologi dapat tertangkap dan risiko penuruan pertumbuhan akibat strategi yang telah using dapat dimitigasi. Hal ini akan menjadi ancaman jika kita tidak beradaptasi. Ibarat Industri 4.0 adalah pedang bermata dua. Ini adalah peluang besar jika mempersiapkan, merencanakan dan bisa mengantisipasi. Implementasi Industri 4.0 di Indonesia memastikan pertumbuhan secara inklusif pertumbuhan yang juga melibatkan seluruh lapisan ekonomi masyarakat, tidak hanya perusahaan besar namun juga usaha mikro kecil dan menengah.
ADVERTISEMENT