Infrastruktur Hijau sebagai Peredam Polusi pada Kota Metropolis

Michael Samuel Sugiharto
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Angkatan 2020 Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR)
Konten dari Pengguna
1 September 2021 14:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Michael Samuel Sugiharto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kota Jakarta, Kredit : Image by Febriamar from pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Kota Jakarta, Kredit : Image by Febriamar from pixabay
ADVERTISEMENT
Penerapan konsep infrastruktur hijau dapat memberikan kesejukan, suasana baru, serta mengurangi polusi pada kota-kota metropolis di Indonesia seperti Jakarta. Pada April 2021, Jakarta dinyatakan sebagai kota keempat dengan AQI (Air Quality Index) atau Indeks Kualitas Udara terburuk di seluruh dunia. Ini disebabkan oleh banyaknya sektor industri dan kepadatan kendaraan sehingga kualitas udara menurun. Seiringnya perkembangan industri dan teknologi yang begitu pesat, muncul juga masalah di mana udara menjadi berbahaya bagi kehidupan. Infrastruktur hijau dapat membantu penurunan polusi dan perbaikan kualitas udara pada kota Jakarta.
ADVERTISEMENT
Tentunya ada banyak kelebihan dan sisi positif dari penerapan green infrastructure. Dengan adanya infrastruktur hijau, secara otomatis kesehatan fisik serta mental dari warga lokal akan membaik karena lebih banyaknya oksigen dan udara segar. Keuntungan pada lingkungan seperti mengurangi polusi, risiko banjir, dan mengurangi temperatur sudah cukup jelas, tetapi kota-kota biasanya mengabaikan pembangunan area hijau yang luas karena adanya keterbatasan lahan dan pada akhirnya, lahan tersebut dipakai untuk membangun hal lain demi keuntungan kota.
Sebenarnya, dengan membangun lapangan hijau dan pepohonan bukan hanya memberikan dampak positif pada segi lingkungan, tetapi juga pada aspek ekonomis seperti kenaikan harga tanah dan properti dikarenakan lingkungan yang baik, maka secara tidak langsung akan menarik perhatian banyak orang untuk membuka toko, membeli rumah, atau hal-hal lainnya. Hanya saja, dibandingkan membangun lahan hijau yang tidak pasti memberi keuntungan secara langsung, kota-kota lebih memilih untuk membangun infrastruktur yang dapat menciptakan keuntungan dengan cepat.
ADVERTISEMENT
Sampai sekarang, terdapat lebih banyak gray infrastructure dibandingkan green infrastructure pada kota Jakarta. Jika infrastruktur hijau lebih mengacu pada sistem alami yang mencakup hutan, lahan basah, tanah, dan bantaran banjir yang memberikan manfaat lingkungan, infrastruktur abu mengacu pada bangunan-bangunan seperti bendungan, jalan, jaringan pipa, atau IPAL.
Kota Jakarta termasuk kota yang sangat kurang memiliki kehijauan karena kekurangan lahan, dan lahan dipakai untuk pabrik yang mengotori udara. Untuk merealisasikan kota yang maju dalam segi infrastruktur tetapi juga memiliki lingkungan yang sehat, diperlukan keseimbangan di antara green dan gray infrastructure. Dengan menerapkan keduanya, kota akan tetap memiliki nilai ekonomis yang baik, dan lingkungan yang dapat melestarikan alam dan juga binatang.
Contoh penerapan Green Roof dan Green Wall pada bangunan : Kredit : Image by StockSnap from pixabay
Untuk merealisasikan Infrastruktur Hijau, terdapat banyak metode yang mendukung kemajuan sebuah kota untuk menjadi lebih hijau. Green Roof merupakan salah satu metode yang dapat diterapkan dengan cara menyelimuti atap dengan vegetasi dan tanaman, yang dapat mengurangi banjir, menyerap panas matahari, dan membantu memperkaya oksigen. Memperbanyak Permeable Pavement juga merupakan metode yang baik untuk mengurangi banjir, karena air hujan akan lebih mudah melewati jalanan dan masuk ke dalam tanah untuk diserap. Green Wall juga merupakan hal serupa dengan Green Roof namun tanaman diletakkan pada permukaan dinding yang dapat berfungsi untuk meredamkan suara dan mengurangi polusi. Pada dasarnya terdapat sangat banyak metode untuk penerapan Infrastruktur Hijau yang dapat dilakukan oleh masyarakat pada rumahnya masing-masing untuk membantu mengembangkan Infrastruktur Hijau di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Infrastruktur Hijau sudah jelas menjadi suatu kebutuhan dan hal yang cukup krusial ke depannya untuk kota-kota di Indonesia. Konsep Infrastruktur Hijau perlu dikembangkan pada rencana pembangunan pemerintahan agar ke depannya dapat menjaminkan keberlanjutannya. Terdapat banyak macam jenis Infrastruktur Hijau sehingga pemerintah perlu menentukan mana yang paling efisien untuk diterapkan agar dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. Pemerintah membutuhkan kebijakan kementerian seperti PUPR untuk menginternalisasi konsep, komponen, dan manfaat Infrastruktur Hijau dengan melihat infrastruktur yang sekarang. Jika semua itu sudah dilakukan maka konsep Infrastruktur Hijau dapat memulai perkembangannya untuk menghijaukan kembali kota-kota metropolitan yang sudah tidak lagi memiliki udara segar.