news-card-video
29 Ramadhan 1446 HSabtu, 29 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Mendaki Gunung Gede? Jangan Berani Sebelum Tahu Risiko Ini!

Michela Akhsa
Tourism Business Management Student at University of Indonesia
26 Maret 2025 7:52 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Michela Akhsa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumber : Shutterstock.com/Aldian Bahtra
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Shutterstock.com/Aldian Bahtra
Gunung Gede, Indah dan Menantang, tapi Penuh Bahaya
ADVERTISEMENT
Gunung Gede, yang terletak di Jawa Barat dan termasuk dalam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), merupakan salah satu destinasi favorit para pendaki di Indonesia. Dengan ketinggian 2.958 mdpl, gunung ini menawarkan keindahan luar biasa. Mulai dari hutan tropis yang rimbun, air terjun yang memukau, hingga pemandangan matahari terbit dari puncaknya yang spektakuler.
Tapi tahukah kamu? Gunung ini juga menyimpan berbagai risiko yang bisa membahayakan nyawa! Mulai dari cuaca ekstrem, jalur licin, hingga ancaman longsor, semua bisa terjadi kapan saja. Tanpa persiapan dan pemahaman yang baik, mendaki Gunung Gede bisa berakhir jadi pengalaman mengerikan.
Beberapa penelitian telah mengungkap tantangan dan risiko yang dihadapi pendaki di Gunung Gede. Studi oleh Sugianto et al. (2021) dalam Jurnal Ilmu Lingkungan menunjukkan bahwa perubahan iklim berdampak signifikan pada kawasan ini, dengan meningkatnya intensitas hujan ekstrem yang memperbesar risiko longsor dan jalur pendakian yang lebih licin. Penelitian ini menyoroti perlunya pemantauan cuaca yang lebih ketat dan peningkatan infrastruktur pendakian untuk mengurangi kecelakaan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, laporan dari TNGGP (2020) mengungkap bahwa lebih dari 60% kasus kecelakaan di Gunung Gede disebabkan oleh kurangnya persiapan pendaki. Banyak dari mereka tidak membawa perlengkapan memadai atau mengabaikan informasi cuaca sebelum mendaki. Studi ini menggarisbawahi pentingnya edukasi sebelum pendakian, termasuk briefing wajib tentang navigasi dan prosedur keselamatan.
Di sisi lain, penelitian oleh Siregar (2019) dalam Jurnal Pariwisata Berkelanjutan menyoroti dampak pariwisata terhadap ekosistem Gunung Gede. Meskipun aturan ketat telah diterapkan, sampah dan jejak ekologis pendaki masih menjadi masalah utama. Studi ini merekomendasikan sanksi lebih tegas serta peningkatan pengawasan di jalur pendakian untuk menjaga kelestarian kawasan.
Temuan-temuan ini menegaskan bahwa tanpa manajemen risiko yang baik, Gunung Gede bisa menjadi tempat yang berbahaya, baik bagi pendaki maupun kelestarian lingkungannya.
ADVERTISEMENT
Bahaya yang Mengintai di Gunung Gede
Sebagai bagian dari pegunungan vulkanik yang aktif, Gunung Gede memiliki karakteristik alam yang dinamis. Beberapa risiko utama yang sering dihadapi pendaki antara lain :
1. Cuaca Berubah Drastis
Jangan tertipu dengan langit cerah di pagi hari. Di Gunung Gede, perubahan cuaca bisa terjadi dalam hitungan jam. Kabut tebal bisa mengurangi visibilitas, hujan deras membuat jalur licin, dan suhu yang turun drastis bisa memicu hipotermia jika tidak memakai perlengkapan yang sesuai.
2. Jalur Licin dan Terjal
Gunung Gede memiliki jalur beragam, mulai dari yang landai hingga menanjak curam. Beberapa titik seperti jalur Cibodas, Gunung Putri, dan Selabintana terkenal memiliki medan yang licin, terutama setelah hujan. Banyak kasus pendaki terpeleset hingga mengalami cedera akibat kurangnya kewaspadaan.
ADVERTISEMENT
3. Ancaman Longsor dan Gempa
Gunung Gede berada di kawasan rawan bencana geologi. Longsor bisa terjadi kapan saja, terutama saat musim hujan. Selain itu, sebagai bagian dari Cincin Api Pasifik, gempa juga menjadi risiko yang harus diperhitungkan.
4. Kerusakan Alam akibat Wisatawan
Banyaknya pendaki membawa dampak negatif jika tidak dikelola dengan baik. Sampah yang ditinggalkan, perusakan jalur pendakian, hingga gangguan terhadap flora dan fauna endemik bisa mengancam ekosistem Gunung Gede.
Pendaki Tersesat dan Longsor di Gunung Gede
Sumber : Shutterstock.com/Aji Wijaya
Pada Desember 2023, sebanyak 13 pendaki dilaporkan tersesat di Gunung Pangrango setelah diduga memasuki jalur ilegal. Mereka akhirnya ditemukan selamat oleh tim SAR di Blok Pasir, Kabupaten Bogor. Kejadian ini menyoroti pentingnya mematuhi peraturan pendakian dan menggunakan jalur resmi untuk menghindari risiko tersesat. Menurut laporan tim SAR, para pendaki tersebut tidak membawa perlengkapan navigasi yang memadai dan kekurangan perbekalan, sehingga kondisi mereka melemah saat ditemukan.
ADVERTISEMENT
Peristiwa ini bukan yang pertama terjadi di kawasan Gunung Gede Pangrango. Sebelumnya, banyak kasus serupa terjadi akibat pendaki yang meremehkan medan atau mencoba jalur alternatif tanpa izin. Data dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) menunjukkan bahwa kasus pendaki tersesat cenderung meningkat pada musim hujan, ketika kabut tebal dan hujan deras mengurangi visibilitas serta membuat jalur pendakian semakin sulit dikenali.
Sedangkan di November 2022, gempa bumi di Cianjur menyebabkan retakan dan longsor kecil di dua jalur pendakian Gunung Gede, yaitu via Gunung Putri dan Cibodas. Meskipun tidak ada korban jiwa, longsoran tersebut sempat menghambat jalur pendakian dan mempersulit evakuasi bagi beberapa pendaki yang sudah berada di tengah perjalanan.
Sumber : Shutterstock.com/Ade Lukmanul Hakim
Menurut laporan dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), setelah gempa terjadi, tim evaluasi langsung diterjunkan untuk memeriksa kondisi jalur pendakian dan memastikan keamanan bagi wisatawan. Sebagai langkah mitigasi, jalur via Gunung Putri dan Cibodas sempat ditutup sementara untuk perbaikan dan pemantauan lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Strategi Pengelolaan Risiko di Gunung Gede
Sumber : Shutterstock.com/Okeko
Agar pendakian tetap aman, pengelola Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) menerapkan beberapa langkah penting, yakni :
1. Kuota Pendakian Dibatasi
Demi menjaga kelestarian alam dan keselamatan, jumlah pendaki yang diizinkan mendaki per hari dibatasi. Setiap pendaki wajib melakukan pendaftaran online sebelum perjalanan.
2. Jalur Pendakian Diperbaiki Rutin
Rambu penunjuk arah, pos penjagaan, dan papan peringatan dipasang di titik-titik strategis untuk memandu pendaki dan mencegah kecelakaan.
3. Edukasi Wajib Sebelum Mendaki
Sebelum mendaki, setiap pendaki wajib mengikuti sesi briefing terkait jalur, cuaca, dan prosedur keselamatan agar lebih siap menghadapi kondisi di lapangan.
4. Peringatan Cuaca dan Penutupan Jalur Jika Berbahaya
Jika cuaca ekstrem diprediksi terjadi, jalur pendakian ditutup sementara untuk menghindari kejadian berbahaya seperti longsor dan badai.
ADVERTISEMENT
5. Sanksi Tegas Bagi Pendaki Nakal
Pendaki yang merusak lingkungan atau tidak mematuhi peraturan bisa dikenakan sanksi, termasuk denda atau larangan mendaki di masa mendatang.
Tanpa Manajemen Risiko yang Serius, Gunung Gede Bisa Berubah Jadi Perangkap Maut
Apabila manajemen risiko dilakukan dengan tidak baik dan tidak benar, pendakian di Gunung Gede bisa menjadi semakin berbahaya bagi pendaki dan merusak ekosistem pegunungan.
Dr. Rachmat Haryadi, pakar manajemen bencana dari Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa pegunungan seperti Gunung Gede memiliki risiko geologi dan cuaca ekstrem yang tinggi, sehingga perlu pemantauan ketat dan sistem peringatan dini yang efektif. Jika langkah mitigasi diabaikan, kasus kecelakaan seperti pendaki tersesat, hipotermia, atau terkena longsor dapat meningkat drastis.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dampak lingkungan juga tidak bisa diabaikan. Studi oleh Siregar (2019) dalam Jurnal Pariwisata Berkelanjutan mengungkapkan bahwa kerusakan jalur pendakian, peningkatan volume sampah, dan gangguan terhadap flora-fauna lokal menjadi ancaman serius di Gunung Gede akibat aktivitas wisata yang tidak terkelola dengan baik. Tanpa regulasi yang ketat dan kesadaran dari para pendaki, ekosistem pegunungan ini bisa mengalami degradasi permanen.
Oleh karena itu, manajemen risiko yang baik bukan hanya soal keselamatan pendaki, tetapi juga menjaga keberlanjutan kawasan wisata. Penguatan regulasi, pemantauan cuaca yang lebih ketat, serta edukasi kepada pendaki harus menjadi prioritas agar Gunung Gede tetap menjadi destinasi aman dan lestari.
Sumber : Shutterstock.com/Dimas Adi
Jangan Asal Mendaki, Pahami Risikonya!
Gunung Gede memang menawarkan keindahan luar biasa, tapi pendakian ke sana tidak bisa dianggap remeh. Tanpa persiapan yang matang, pendakian bisa berubah menjadi pengalaman berbahaya.
ADVERTISEMENT
Kejadian nyata seperti pendaki yang tersesat dan longsor yang menutup jalur menunjukkan bahwa manajemen risiko sangat diperlukan dalam wisata alam. Melalui sistem pengelolaan yang ketat dari TNGGP serta kepatuhan pendaki terhadap aturan yang ada, pendakian Gunung Gede bisa tetap aman dan berkelanjutan.
Jadi, jika kamu berencana mendaki Gunung Gede, pastikan sudah siap secara fisik, mental, dan memahami risiko serta aturan yang berlaku. Ingat, keselamatan di gunung adalah tanggung jawab kita bersama!
Referensi
1. Sugianto, A., Pratama, B., & Lestari, D. (2021). Dampak perubahan iklim terhadap risiko longsor di kawasan Gunung Gede. Jurnal Ilmu Lingkungan, 19(2), 123-135.​
2. Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. (2020). Laporan tahunan: Analisis kecelakaan pendakian di Gunung Gede. Cibodas: TNGGP.​
ADVERTISEMENT
3. Siregar, R. (2019). Dampak pariwisata terhadap ekosistem Gunung Gede. Jurnal Pariwisata Berkelanjutan, 7(1), 45-58.​
4. Antara News. (2023, Desember 31). TNGGP temukan 13 pendaki ilegal yang tersesat di Gunung Pangrango. Antara News. Diakses pada 25 Maret 2025, dari https://www.antaranews.com/berita/3855335/tnggp-temukan-13-pendaki-ilegal-yang-tersesat-di-gunung-pangrango​
5. Kompas.com. (2022, November 22). Gempa Cianjur: Jalur pendakian Gunung Gede Pangrango ditutup sementara. Kompas.com. Diakses pada 25 Maret 2025, dari https://www.kompas.com/tren/read/2022/11/22/100000965/gempa-cianjur-jalur-pendakian-gunung-gede-pangrango-ditutup-sementara
6. Tempo.co. (2022, November 23). Puncak Gunung Gede dilaporkan retak akibat gempa Cianjur, ada apa? Tempo.co. Diakses pada 25 Maret 2025, dari https://www.tempo.co/lingkungan/puncak-gunung-gede-dilaporkan-retak-akibat-gempa-cianjur-ada-apa--248026
7. Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. (2023). Pengumuman penutupan jalur pendakian untuk pemulihan ekosistem. Diakses pada 25 Maret 2025, dari https://www.tnggp.id/pengumuman-penutupan-jalur-pendakian-2023​
ADVERTISEMENT