Konten dari Pengguna

Menatap Kesejahteraan Petani

MICHELLE PHILIA
Siswi SMA Citra Berkat Tangerang
17 Januari 2023 7:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari MICHELLE PHILIA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber pexels
zoom-in-whitePerbesar
Sumber pexels
ADVERTISEMENT
Indonesia adalah negara agraris. Gelar negara agraris diberikan kepada negara yang mampu menghasilkan produk pertanian dalam jumlah yang besar. Tentunya, negara agraris tidak terlepas dari para pekerja yang mengelola pertanian, para pekerja ini disebut petani.
ADVERTISEMENT
Petani merupakan salah satu pihak yang paling utama dari negara agraris. Berbicara tentang negara yang agraris maka pertanian adalah tumpuan kaki yang kuat bagi kebutuhan pangan di negara. Dengan adanya petani maka pertanian dapat berkembang dan menjamin kebutuhan pangan negara.
Dewasa ini, kebisingan di ruang publik mulai diramaikan dengan pembicaraan kesejahteraan petani diikuti dengan krisis petani di Indonesia. Masalah utama petani di negeri ini ialah kesejahteraan dan perlindungan kehidupan petani.
Berdasarkan data BPS, jumlah petani per 2019 mencapai 33,4 juta orang. Dari jumlah tersebut petani muda yang berusia 20-39 hanya ada 8 persen atau setara dengan 2,7 orang. Kemudian, pada data 2021, jika sektor pertanian dibandingkan dengan sektor lain terlihat jurang yang cukup lebar. Pada sektor pertanian hanya sekitar 19,18 persen, sementara di bidang jasa 55,8 persen dan dunia manufaktur ada 24,89 persen.
ADVERTISEMENT
Ketahanan pangan bukan hanya bergantung pada kualitas pangan yang dihasilkan, melainkan petani juga memberikan kontribusi besar dalam mempertahankan pangan yang berkualitas. Maka dari itu, kesejahteraan, keadilan, serta perlindungan bagi petani juga sangat diperlukan guna mendukung ketahanan pangan di Indonesia.
Kesejahteraan Yang Tidak Terjamin
Sumber Pexels
Berdasarkan data-data yang sudah dipaparkan, dapat disimpulkan profesi petani masih belum populer dibandingkan bidang lainnya. Karena petani identik dengan pendapatan yang rendah, jam kerja yang banyak dan jangka waktu yang panjang, pekerjaan yang dilakukan di luar ruangan, akan selalu menjadi bagian terbelakang yang jarang dipandang, serta hidup di bawah garis kemiskinan.
Posisi Daya Tawar yang Rendah
Sumber pexels
Di Indonesia belum memiliki daya tawar yang layak untuk disebut sebagai pekerjaan. Hal ini dikarenakan hampir seluruh petani berada di bawah garis kemiskinan dan hidup dalam kemelaratan. Bahkan, sudah menjadi fakta umum bahwa pendapatan seorang petani tidak sebanding dengan jerih payah dan hasil pertanian yang dijual. Padahal, dari sudut pandang ekonomi seharusnya harga pangan yang meningkat juga dapat menguntungkan para petani, namun nyatanya petani selalu dirugikan.
ADVERTISEMENT
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Tanpa kita sadari, Pancasila sila ke-5 masih belum direalisasikan dengan maksimal. Lantaran kehidupan petani juga belum sejahtera dan adil. Mereka berjerih lelah menghasilkan hasil pertanian yang baik bagi negara, namun upah dan apresiasi yang mereka dapatkan tidak sebanding dengan keringat yang mereka cucurkan. Tidak heran jika banyak kawula muda yang memilih untuk memilih profesi di sektor lain. Karena daya tawar yang layak dan keadilan yang “cukup” terjamin. Profesi petani memang tidak serumit profesi-profesi lainnya seperti dokter. Namun, jerih payah mereka harus tetap dihargai. Tanpa adanya petani, pasokan pangan negara Indonesia akan terbilang “tidak cukup” dan pemerintah terpaksa harus ekspor dari negara lain.
Kehidupan Mereka Juga Berharga
ADVERTISEMENT
Petani sudah menjadi kunci utama untuk mempertahankan ketahanan pangan di negara, maka dari itu kehidupan para petani juga perlu menjadi perhatian setiap kita agar mereka mendapatkan kehidupan yang adil dan upah yang layak serta seimbang dengan kerja keras mereka.