Konten dari Pengguna

Perebutan Istana Manila : Marcos vs Duterte

Michelle Virlyzia
Mahasiswa aktif Universitas Kristen Satya Wacana dengan prodi Hubungan Internasional
27 November 2024 16:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Michelle Virlyzia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Edited by Michelle Virlyzia
zoom-in-whitePerbesar
Edited by Michelle Virlyzia
ADVERTISEMENT
Politik Filipina diguncang perseteruan di puncak kekuasaan dengan Ferdinand Marcos Jr dan Sara Duterte sebagai aktor utama dalam konflik tersebut. Sara Duterte, sebagai Wakil Presiden Filipina, mengeluarkan pernyataan mengejutkan bahwa ia mengancam untuk membunuh Presiden Filipina ke-17, Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr pernyataan ini menjadi titik krusial yang menggambarkan keretakan serius antara presiden dan wakilnya. Ancaman Sara Duterte, yang secara terang-terangan disampaikan di hadapan publik, menimbulkan pertanyaan mendalam: apakah ini awal dari kehancuran pemerintahan Filipina, atau justru langkah strategis untuk menggoyahkan Marcos Jr demi ambisi yang lebih besar?
ADVERTISEMENT

Akar Perseteruan

Mari kita mengenal lebih dalam perpolitikan di Filipina. Negara ini dikenal sebagai salah satu negara yang dikuasai oleh dinasti politik, dengan keluarga Marcos dan Duterte menjadi dua nama besar yang mendominasi puncak kekuasaan. Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr., putra mantan diktator Ferdinand Marcos, berhasil meraih kursi presiden pada 2022 dengan menggandeng Sara Duterte, putri Rodrigo Duterte, sebagai wakilnya. Koalisi mereka, yang dikenal sebagai UniTeam, dipandang sebagai aliansi strategis untuk memadukan kekuatan dua dinasti terbesar di negara tersebut. Namun, keberhasilan ini ternyata seperti pisau bermata dua. Sara Duterte, yang memiliki basis dukungan kuat dari loyalis ayahnya, sering kali menunjukkan sikap independen dan ambisi politik yang besar. Di sisi lain, Marcos Jr berusaha memantapkan posisinya dengan mengendalikan kekuasaan secara penuh. Ketegangan mulai mencuat seiring dengan perbedaan pandangan politik, perebutan pengaruh, dan dugaan upaya saling melemahkan di balik layar. Puncaknya, ancaman terbuka Sara Duterte terhadap Marcos Jr tidak hanya mengejutkan publik, tetapi juga membuka tabir konflik internal yang selama ini terpendam. Peristiwa ini mencerminkan tantangan besar dalam politik berbasis dinasti, di mana persaingan kepentingan sering kali lebih kuat daripada ikatan koalisi.
ADVERTISEMENT

Persaingan Ketat: Dinasti Politik Duterte & Marcos Jr

Persaingan antara Sara Duterte dan Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr bukan sekadar konflik individu, tetapi mencerminkan politik dinasti di Filipina, di mana keluarga-keluarga besar bersaing untuk mempertahankan dan memperluas kekuasaan mereka. Ambisi besar Marcos Jr adalah memperkuat kekuasaannya, menjaga stabilitas pemerintahannya, dan memastikan dinasti Marcos tetap mendominasi perpolitikan di Filipina. Sebaliknya, Sara Duterte, yang dianggap sebagai calon presiden potensial pada pemilu mendatang, mewarisi gaya kepemimpinan tegas dan otoriter dari ayahnya, Rodrigo Duterte. Pendekatannya cenderung fokus pada isu-isu keamanan nasional, seperti kelanjutan perang melawan narkoba dan kebijakan yang menekankan ketertiban sosial. Sara sering kali memiliki kebijakan-kebijakan tersendiri yang bertentangan dengan kebijakan Marcos Jr, hal ini membuat kerja sama mereka di UniTeam menjadi rapuh, dengan masing-masing pihak saling mencurigai dan berusaha mempertahankan pengaruhnya. Sara skeptis terhadap hubungan internasional yang terlalu mendalam dan lebih menekankan kemandirian Filipina dalam menghadapi tekanan eksternal. Sebaliknya, Marcos Jr lebih condong pada pendekatan pragmatis dengan fokus pada kebijakan ekonomi dan memperkuat hubungan diplomatik dengan negara-negara seperti Amerika Serikat dan sekutu internasional lainnya. Ia berupaya menghapus stigma buruk keluarga Marcos dengan menunjukkan wajah Filipina yang lebih modern dan terbuka, terutama di mata komunitas global. Ketegangan ini menunjukkan bagaimana politik dinasti sering kali memprioritaskan kepentingan keluarga di atas kepentingan nasional. Sara Duterte dan Marcos Jr sama-sama berusaha memastikan bahwa pengaruh keluarga mereka tetap kuat di tengah perubahan politik. Namun, ketika ambisi keluarga saling bertabrakan, konflik menjadi tidak terhindarkan. Ketegangan ini bukan hanya merusak koalisi UniTeam, tetapi juga mengancam stabilitas politik Filipina secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT

Apa yang Dapat Dipelajari dari Kasus Ini?

Dari kasus persaingan antara Sara Duterte dan Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr., kita dapat mempelajari beberapa hal penting: • Pentingnya Kepemimpinan Berdasarkan Ideologi, Bukan Keluarga.
• Bahaya Politik Dinasti yang Rentan terhadap Konflik.
• Konflik Kepentingan dalam Koalisi Dapat Mengancam Stabilitas.
• Ketidakstabilan Politik Berdampak Langsung pada Kepercayaan Publik. • Pentingnya Reformasi Politik untuk Membatasi Dominasi Dinasti.