news-card-video
5 Ramadhan 1446 HRabu, 05 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Mengungkap Strategi Diplomasi Ekonomi Jepang dan India jadi Mitra Semikonduktor

MIFRATUL NAJWA
Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Negeri Sriwijaya.
4 Maret 2025 17:37 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari MIFRATUL NAJWA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pertemuan Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi (kiri) dan Menteri Luar Negeri India S. Jaishankar (kanan) di New Delhi, India, Kamis, 28 Juli 2023. (twitter.com/DrSJaishankar)
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi (kiri) dan Menteri Luar Negeri India S. Jaishankar (kanan) di New Delhi, India, Kamis, 28 Juli 2023. (twitter.com/DrSJaishankar)

Strategi Diplomasi Ekonomi Jepang

ADVERTISEMENT
Dalam dinamika geopolitik dan ekonomi global yang terus berkembang, Jepang tidak dapat lagi mengandalkan rantai pasokan semikonduktor yang didominasi oleh Tiongkok dan Taiwan. Langkah untuk mendiversifikasi rantai pasokan bukan hanya strategi bisnis, tetapi juga keharusan politik dan ekonomi bagi Jepang. India kemudian muncul sebagai mitra yang paling strategis. Jepang harus segera mempercepat kerja sama dengan India dalam industri semikonduktor untuk memastikan keberlanjutan dan daya saingnya di sektor teknologi global. Menunda langkah ini hanya akan melemahkan posisi strategis Jepang di mata ekonomi dunia.
ADVERTISEMENT
Diplomasi ekonomi Jepang telah lama bergantung pada hubungan perdagangan tradisional dengan negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, serta ketergantungan yang besar pada manufaktur di Tiongkok. Namun, lanskap global telah berubah, dimana ketegangan geopolitik antara AS dan Tiongkok, serta ancaman gangguan rantai pasokan karena faktor politik dan pandemi, mengharuskan Jepang untuk mencari alternatif yang lebih aman dan berkelanjutan. Inilah mengapa India adalah jawaban yang logis dan strategis.
Jepang harusnya sudah menyadari bahwa India bukan sekedar pasar tenaga kerja murah, tetapi pemain utama dengan potensi besar dalam industri teknologi. Jepang harus mengambil posisi kepemimpinan dalam kemitraan ini sebelum pesaing lain muncul, seperti Korea Selatan dan Amerika Serikat, menangkap pasar yang sama dan memiliki peluang yang cukup dekat juga.
ADVERTISEMENT
Dalam lingkup ekonomi global yang makin kompetitif, Jepang terus mencari strategi baru untuk memperkuat posisinya sebagai salah satu kompetitor 'terbaik' dalam bidang teknologi. Salah satu sektor yang menjadi fokus adalah industri semikonduktor, yang mana sedang memainkan peran krusial dalam ekonomi digital modern. Dengan meningkatnya ketegangan geopolitik dan kebutuhan untuk mendiversifikasi rantai pasok, Jepang mulai menjalin kemitraan dengan India. Kerja sama ini bukan sekadar langkah bisnis, tetapi juga bagian dari strategi diplomasi ekonomi Jepang.
Jepang telah lama menggunakan diplomasi ekonomi sebagai alat untuk memperkuat hubungan bilateral dan memperluas pengaruhnya di Asia dan dunia. Diplomasi ekonomi tidak hanya mencakup investasi langsung, tetapi juga transfer teknologi, kolaborasi industri, dan dukungan infrastruktur. Dalam beberapa dekade terakhir, industri semikonduktor telah menjadi pusat perhatian karena meningkatnya permintaan terhadap chip yang digunakan dalam berbagai teknologi, mulai dari elektronik konsumen hingga kendaraan listrik dan kecerdasan buatan (AI). Jepang, yang pernah menjadi pemain utama dalam industri ini, kini menghadapi persaingan ketat dari Korea Selatan, Taiwan, dan Tiongkok. Oleh karena itu, kemitraan strategis menjadi langkah krusial untuk meningkatkan daya saingnya.
ADVERTISEMENT
Jika dianalisis dengan Teori Ketergantungan (Dependency Theory), yang menyatakan bahwa hubungan ekonomi antara negara maju dan negara berkembang sering kali bersifat eksploitatif, tetapi dalam kasus Jepang dan India, kemitraan ini justru berpotensi menciptakan simbiosis mutualisme. Jepang sebagai negara dengan teknologi maju membutuhkan tenaga kerja dan pasar baru, sedangkan India sebagai negara berkembang membutuhkan investasi serta transfer teknologi untuk meningkatkan daya saingnya. Jika kerja sama ini dikelola dengan baik, India tidak akan menjadi sekadar pemasok tenaga kerja murah, tetapi bisa naik kelas menjadi pusat manufaktur dan inovasi di bidang semikonduktor. Dengan demikian, Jepang tidak hanya mendapatkan rantai pasok yang lebih stabil, tetapi juga menciptakan keseimbangan ekonomi yang lebih adil.
Pertumbuhan ekonomi India 2019-2023. (World Bank Open Data)
India adalah salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. Dengan populasi lebih dari 1,4 miliar dan pasar teknologi yang berkembang pesat, India menawarkan peluang besar bagi Jepang untuk memperluas investasinya. Jika Jepang ingin tetap relevan dalam peta persaingan industri semikonduktor, maka menjalin kerja sama dengan India adalah langkah yang tidak bisa diabaikan. Selain itu, keberadaan pasar yang luas ini memungkinkan Jepang untuk menanamkan pengaruhnya lebih dalam, tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga politik.
ADVERTISEMENT
Pemerintah India telah meluncurkan berbagai kebijakan untuk mendorong industri semikonduktor, termasuk inisiatif "Make in India" dan skema insentif produksi (PLI) untuk menarik investasi asing. Jepang melihat ini sebagai kesempatan untuk bekerja sama dalam membangun ekosistem manufaktur semikonduktor yang kuat di India. Jika Jepang tidak segera mengambil langkah ini, negara lain seperti Korea Selatan atau AS bisa lebih dahulu memanfaatkan kebijakan-kebijakan pro-investasi India.
Ketegangan geopolitik antara AS dan Tiongkok telah mendorong Jepang untuk mencari alternatif rantai pasok yang lebih stabil dan terdiversifikasi. Ketergantungan pada satu atau dua negara utama dalam produksi semikonduktor sangat berisiko, terutama dalam situasi ketidakstabilan global. India menawarkan jalur produksi yang lebih aman dan berpotensi menjadi hub manufaktur di kawasan Asia. Jika Jepang tidak segera membangun fondasi rantai pasok baru dengan India, mereka akan menghadapi risiko keterlambatan dalam penguasaan pasar global.
ADVERTISEMENT
Jepang dan India memiliki hubungan bilateral yang erat, didukung oleh berbagai perjanjian ekonomi dan keamanan. Kedua negara juga merupakan bagian dari Quad (bersama AS dan Australia), yang bertujuan untuk menyeimbangkan pengaruh Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik. Kerja sama semikonduktor tidak hanya memiliki dampak ekonomi, tetapi juga memperkuat stabilitas kawasan. Jika Jepang ingin terus membangun keunggulan strategisnya, maka menjalin kemitraan yang lebih erat dengan India adalah langkah yang tidak bisa ditunda.
Meskipun kerja sama ini menawarkan banyak peluang, tidak luput adanya tantangan yang perlu diatasi. Infrastruktur manufaktur semikonduktor di India masih dalam tahap pengembangan, sehingga membutuhkan investasi besar dan transfer teknologi dari Jepang. Selain itu, perbedaan kebijakan industri dan birokrasi di India dapat menjadi hambatan bagi investasi asing. Namun, Jepang seharusnya tidak melihat ini sebagai penghalang, melainkan sebagai peluang untuk menjadi pemain utama dalam membentuk kebijakan industri semikonduktor India. Jika Jepang berinvestasi lebih awal, mereka bisa mendapatkan keuntungan jangka panjang dibandingkan negara lain yang baru mulai masuk di kemudian hari.
ADVERTISEMENT
Memang benar bahwa India masih memiliki tantangan dalam infrastruktur dan regulasi. Namun, ini tidak boleh dilihat dan dijadikan alasan untuk menunda investasi. Justru, dengan berperan aktif dalam membangun ekosistem industri semikonduktor India, Jepang bisa mendapatkan keuntungan lebih besar dibandingkan hanya menjadi pengikut trend global. Perusahaan Jepang harus segera berinvestasi dalam proyek-proyek semikonduktor di India, tidak hanya untuk diversifikasi, tetapi juga untuk memastikan ketahanan ekonominya dalam jangka panjang.
Kerja sama Jepang dan India dalam industri semikonduktor tidak hanya berdampak pada kedua negara, tetapi juga pada dinamika ekonomi global. Jika berhasil, aliansi ini dapat mengurangi ketergantungan dunia pada semikonduktor buatan Tiongkok dan Taiwan, menciptakan pasar yang lebih kompetitif dan beragam. Selain itu, keberhasilan kemitraan ini dapat menjadi model bagi negara lain dalam membangun kolaborasi strategis di sektor teknologi. Dalam jangka panjang, ini juga akan memberikan dorongan besar bagi posisi Jepang di mata industri global.
ADVERTISEMENT
Kerjasama Jepang dan India dalam industri semikonduktor bukan lagi sekadar pilihan, tetapi suatu keharusan. Jika Jepang tidak segera bertindak, negara lain akan mengisi celah ini dan Jepang akan kehilangan kesempatan strategis yang berharga. Dunia tidak akan menunggu Jepang untuk mengambil keputusan. Oleh karena itu, Jepang harus mempercepat kerja sama ini untuk memastikan posisinya sebagai pemain utama dalam industri teknologi global.
Kemitraan Jepang dan India dalam industri semikonduktor adalah langkah strategis yang tidak bisa ditunda. Jepang harus melihat India sebagai mitra jangka panjang yang memiliki potensi besar dalam membangun ekosistem industri yang lebih stabil dan mandiri. Dengan ketegangan geopolitik yang meningkat, diversifikasi rantai pasok bukan lagi sekadar pilihan, tetapi kebutuhan yang mendesak. Jika Jepang gagal memanfaatkan peluang ini, bukan hanya daya saingnya yang melemah, tetapi juga posisinya dalam ekonomi global.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT