Bukan Katuk, Bahan Pangan Lokal ini juga Si Booster Asi

Mifthah Muliani Lubis
Mahasiswi Pendidikan Profesi Dietisien Universitas Esa Unggul
Konten dari Pengguna
14 Februari 2023 14:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mifthah Muliani Lubis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Daun Bangun-bangun. Sumber : foto pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Daun Bangun-bangun. Sumber : foto pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ASI atau Air Susu Ibu adalah sumber makanan yang memiliki nilai gizi yang lengkap sesuai dengan kebutuhan bayi serta sebagai makanan satu-satunya dalam pemenuhan semua kebutuhan bayi sampai berusia 6 bulan, sedangkan masa pemberian ASI diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pemberian ASI merupakan salah satu upaya dalam pencegahan masalah gizi, termasuk stunting (Ibrahim & Rahayu, 2021).
ADVERTISEMENT
Stunting merujuk pada pertumbuhan anak yang kurang baik yaitu tinggi badan anak lebih pendek dibanding anak seusianya. Kejadian stunting ini bukan hal baru dalam permasalahan gizi di Indonesia. Pemerintah senantiasa berupaya dalam menurunkan prevalensi stunting di setiap tahunnya. Upaya yang dilakukan dalam pencegahan ini melibatkan peran aktif semua lapisan masyarakat.
Faktor penyebab utama stunting di Indonesia diantaranya adalah ASI tidak ekslusif pada 6 bulan pertama kelahiran bayi, status ekonomi keluarga yang rendah, kelahiran prematur, panjang badan baru lahir yang pendek, ibu yang pendek, tingkat pendidikan orang tua yang rendah, dan anak yang tinggal di daerah miskin perkotaan dan di daerah pedesaan (Sulistyoningsih, 2020). ASI ekslusif adalah pemberian air susu ibu selama 6 bulan kepada bayi tanpa adanya tambahan suplai makanan atau minuman. Berdasarkan Riskesdas 2018 cakupan ASI ekslusif di Indonesia adalah 37.3% (Riskesdas, 2018).
ADVERTISEMENT
Ada beberapa hambatan yang dirasakan terkait pemberian ASI ekslusif antara lain adalah pekerjaan rumah tangga, jadwal kerja, dukungan keluarga, dukungan tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan, produksi ASI yang rendah, payudara bengkak atau nyeri pada puting (Asnidawati & Ramdhan, 2021). Menurut Niar et al., (2021) produksi ASI yang rendah disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah pola makan, pola istirahat, dukungan suami, teknik menyusui, penggunaan ASI booster dengan produksi ASI.
Tentunya, dengan banyaknya sumber daya Indonesia yang kaya akan bahan pangan lokal, ada beberapa bahan pangan lokal yang dapat membantu dalam memproduksi ASI lebih banyak yaitu daun kelor, daun katuk, pepaya muda, jantung pisang, dan tanaman bangun-bangun (Wulandari et al., 2021).
Coleus amboinicus atau tanaman bangun-bangun yang sering dijumpai di wilayah tropis dengan berbagai nama seperti daun jinten (Jawa Tengah), bangun-bangun (Batak Toba), aceran (Sunda), dan Kumuetu (Timor) (buku). Coleus amboinicus memiliki fungsi lactogogue. Berdasarkan artikel IDAI, Lactogogue adalah obat atau zat yang dapat membantu dalam merangsang, mempertahankan atau meningkatkan produksi air susu ibu (ASI) pada ibu menyusui.
ADVERTISEMENT
Efektifitas daun bangun-bangun dalam memproduksi asi dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan oleh Oktaviya et al., (2020) menunjukkan bahwa dari 15 responden dari total 30 yang diberikan sayur daun bangun-bangun selama 14 hari mengalami kenaikan produksi ASI dengan nilai outcome adanya peningkatan berat badan bayi. Selain itu, daun bangun-bangun yang bersifat lactogugue, daun ini juga mengandung vitamin C yang berfungsi sebagai immunostimulan.
Kandungan nilai gizi yang terkandung pada 100 gram daun bangun-bangun, yaitu Energi 27,0 kal, Protein 1,3 gram, Karbohidrat 4,0 gram dan Fe 13,6 mg (Damanik et al., 2017). Daun ini bisa dikembangkan dengan berbagai produk olahan yang bisa mendukung dalam pemanfatannya sebagai booster ASI. Namun, saat ini mayoritas cara konsumsinya hanya sebagai sup. Menurut Nasution (2021), berikut adalah saran penyajian dalam mengonsumsi daun bangun-bangun :
ADVERTISEMENT
a. 200 gr daun bangun-bangun muda dan batangnya dibilas dan dibersihkan.
b. Daunnya direndam ke dalam air lalu diperas untuk menghilangkan rasa pahit.
c. Kemudian, daun direbus sampai mendidih. Setelahnya, daun dapat dimakan dan air rebusannya juga dapat diminum.
REFERENSI
Asnidawati, A., & Ramdhan, S. (2021). Hambatan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Usia 0-6 Bulan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 10(1), 156–162. Https://Doi.Org/10.35816/Jiskh.V10i1.548
Damanik, R. M., Kustiyah, L., Hanafi, M., & Iwansyah, A. C. (2017). Evaluation Lactogenic Activity Of Ethyl Acetate Fraction Of Torbangun (Coleus Amboinicus L.) Leaves. IOP Conference Series: Earth And Environmental Science, 101(1). Https://Doi.Org/10.1088/1755-1315/101/1/012007
Ibrahim, F., & Rahayu, B. (2021). Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 10(1), 18–24. Https://Doi.Org/10.35816/Jiskh.V10i1.497
ADVERTISEMENT
Nasution, S. S. (2021). Perawatan Ibu Nipas, Dengan Meningkatkan Produksi Asi Melalui Konsumsi Tanaman Herbal (Daun Katuk, Daun Kelor Daun Bangun-Bangun).
Niar, A., Dinengsih, S., & Siauta, J. (2021). Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Produksi ASI Pada Ibu Menyusui Di RSB Harifa Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara Factors Affecting The Production Of Breast Milk Breastfeeding Mother At Harifa RSB, Kolaka District Southeast Sulawesi Province. 7(2).
Oktaviya, E., Syamsiah, S., & Rifana, A. J. (2020). Efektivitas Pemberian Sayur Daun Bangun-Bangun Terhadap Peningkatan Produksi Asi Di Wilayah Puskesmas Kaduhejo Kabupaten Pandegalang. Jurnal Ilmiah Kesehatan Dan Kebidanan, Vol.IX(2), 1–9.
Riskesdas, K. (2018). Hasil Utama Riset Kesehata Dasar (RISKESDAS). Journal Of Physics A: Mathematical And Theoretical, 44(8), 1–200. Https://Doi.Org/10.1088/1751-8113/44/8/085201
ADVERTISEMENT
Sulistyoningsih, H. (2020). Hubungan Paritas Dan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Stunting Pada Balita (Literature Review). Prosiding Seminar Nasional Kesehatan “Peran Tenaga Kesehatan Dalam Menurunkan Kejadian Stunting,” July, 1–23. Http://Ejurnal.Stikesrespati-Tsm.Ac.Id/Index.Php/Semnas/Article/View/247
Wulandari, H., Aswita, A., & Nurmiaty, N. (2021). Edukasi Pemanfaatan Bahan Pangan Lokal Sebagai Booster Air Susu Ibu Education On The Use Of Local Food Ingredients As A Breast Milk Booster. Jurnal Inovasi, Pemberdayaan Dan Pengabdian Masyarakat, 1(1), 11–16.