Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Pernah Mendengar Suicidal Thoughts? Ini Tanda-Tanda Awal dan Cara Pencegahannya
13 Desember 2022 14:21 WIB
Tulisan dari Tubagus Miftah Arroyyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Suicide arti lain dari kata bunuh diri. Bunuh diri merupakan tindakan sengaja menyebabkan kematian diri sendiri, mulai dari pikiran pasif tentang bunuh diri sampai akhirnya melakukan tindakan yang mematikan. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), lebih dari 700.000 orang meninggal dunia akibat bunuh diri setiap tahunnya. Bunuh diri adalah masalah kesehatan mental dan menempati peringkat kedua penyebab kematian paling umum pada kelompok usia 15–29 tahun di dunia. (Rosemary, dkk). Sedangkan Internasional Association for Suicide Prevention (IASP) mencatat ada lebih dari 300 upaya percobaan bunuh diri yang terjadi pada 70 negara di dunia. “Setiap 40 detik, ada seseorang yang mengakhiri nyawanya,” ujar Presiden IASP, Murad Khan. Oleh karenanya, upaya untuk mencegah perbuatan bunuh diri harus melibatkan peran keluarga dan kerabat dekat.
ADVERTISEMENT
Menurut Psikolog Cania Mutia, dalam seminar daringnya Suicide Prevention, ada beberapa faktor yang melandasi seseorang kecenderungan bunuh diri, antara lain:
1. Memiliki Masalah Finansial
2. Memiliki Gangguan Mental
3. Memiliki Penyakit Kronis
4. Sudah Pernah Melakukan Percobaan Bunuh Diri
Selain faktor penyebab bunuh diri, ada juga tanda tak biasa yang diperlihatkan seseorang ketika timbul keinginan melakukan percobaan bunuh diri. Yuk, kenali tanda-tanda awal seseorang ingin melakukan bunuh diri
Tanda-Tanda Awal Seseorang Ingin Melakukan Bunuh Diri
1. Mencurahkan perasaan atau keinginannya untuk mengakhiri hidupnya
2. Berubahnya Suasana Hati
3. Menjauhkan Diri dari Kerabat, Teman, maupun Keluarga
4. Mengalami Tekanan Hidup
5. Mengalami depresi
6. Tidak menyukai diri sendiri
7. Mengonsumsi minuman beralkohol dan obat terlarang (NAPZA)
ADVERTISEMENT
8. Menulis pesan perpisahan (surat wasiat)
Akan tetapi tanda yang timbul dapat berbeda dan tidak selalu dapat terlihat jelas. Karena Sebagian orang lebih memilih untuk menyembunyikan keinginannya melakukan percobaan bunuh diri. Sedangkan sebagian lain bisa secara sengaja menunjukkan keinginan tersebut. Maka, terdapat langkah pencegahan bunuh diri.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya keinginan bunuh diri adalah:
1. Menjalani pengobatan bila menderita gangguan mental, seperti depresi atau penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan obat terlarang (NAPZA)
2. Mencari dukungan dari keluarga dan kerabat dengan bercerita mengenai masalah dan perasaan yang sedang dialami
3. Senantiasa menerapkan pola hidup sehat, yaitu mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, rutin berolahraga, istirahat yang cukup, dan mengelola stres dengan baik
ADVERTISEMENT
4. Mengingat bahwa keinginan bunuh diri hanya bersifat sementara dan dapat di obati dengan mengikuti konseling berkelompok untuk saling berbagi dan mencari solusi bersama-sama.
Penting untuk diingat, faktor penyebab serta tanda-tanda percobaan bunuh diri pada diri seseorang. Jika Anda mendapati keluarga atau teman memiliki tanda-tanda tersebut, lakukan langkah pencegahannya di bawah ini;
1. Menenangkan diri sendiri
2. Berada di sekitarnya
3. Dengarkan ceritanya, ajak dia terbuka dengan emosinya
4. Jauhkan dari benda-benda berbahaya
5. Hindari kata-kata tertentu yang dapat menyakiti perasaannya
6. Cari bantuan profesional
Referensi:
Mahasiswa UGM Bunuh Diri, Seberapa Parah Kasus Bunuh Diri di Indonesia? - Data Tempo.co. (n.d.). Retrieved December 4, 2022, from https://data.tempo.co/data/1528/mahasiswa-ugm-bunuh-diri-seberapa-parah-kasus-bunuh-diri-di-indonesia
L. Mukharomah, 2014. Dinamika psikologis pada pelaku percobaan bunuh diri (Tentament Suicide).hal.12.
ADVERTISEMENT
Muthia, C. 2022, “Webinar Psyminar Suicidal Prevention” Psylution, Zoom meetting
Tubagus Miftah Arroyyan, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta.