Konten dari Pengguna

PPN 12%: Meningkatkan Pendapatan Negara atau Menekan Daya Beli Masyarakat?

Mighdad Zaid
Pendidikan Bahasa Arab,UIN Sumatera Utara Medan
7 Januari 2025 10:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mighdad Zaid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.istockphoto.com/id/foto/koin-gm866425518-144048253?searchscope=image%2Cfilm
zoom-in-whitePerbesar
https://www.istockphoto.com/id/foto/koin-gm866425518-144048253?searchscope=image%2Cfilm
ADVERTISEMENT
Rencana pemerintah untuk menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% memunculkan beragam reaksi di kalangan publik dan pakar ekonomi. Kebijakan ini diyakini mampu meningkatkan penerimaan negara, yang sangat diperlukan untuk memperkuat perekonomian dan mendanai program-program sosial. Namun, tidak sedikit yang khawatir bahwa kenaikan tarif ini akan memperlemah daya beli masyarakat, terutama di kalangan menengah ke bawah.
ADVERTISEMENT
Potensi Kenaikan Pendapatan Negara
Peningkatan tarif PPN dianggap sebagai langkah efektif untuk memperbesar penerimaan kas negara. Dana tambahan ini dapat dialokasikan untuk membiayai pembangunan infrastruktur, program pendidikan, layanan kesehatan, dan perlindungan sosial. Dengan demikian, kebijakan ini diharapkan mampu memperkuat fondasi ekonomi nasional dalam jangka panjang.
Selain itu, kebijakan ini juga dianggap sebagai solusi untuk memperbaiki defisit anggaran yang meningkat selama pandemi COVID-19. Dalam situasi tersebut, pemerintah memerlukan strategi fiskal yang efektif agar dapat menstabilkan keuangan negara dan memastikan keberlanjutan program pembangunan yang sudah dicanangkan.
Implikasi terhadap Konsumsi dan Daya Beli
Meski membawa potensi positif bagi pendapatan negara, kenaikan PPN juga memunculkan kekhawatiran terkait daya beli masyarakat. Tarif pajak yang lebih tinggi otomatis akan menaikkan harga barang dan jasa, yang berpotensi mengurangi tingkat konsumsi rumah tangga. Bagi masyarakat berpendapatan rendah, kenaikan ini mungkin akan dirasakan lebih signifikan, mengingat sebagian besar pengeluaran mereka dialokasikan untuk kebutuhan dasar.
ADVERTISEMENT
Dampak lainnya adalah kemungkinan lonjakan inflasi yang diakibatkan oleh kenaikan harga secara umum. Inflasi ini dapat memperburuk ketidakstabilan ekonomi dalam jangka pendek, memperlambat pertumbuhan konsumsi yang selama ini menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Langkah Mitigasi untuk Mengurangi Dampak Negatif
Untuk meminimalkan dampak negatif dari kebijakan ini, pemerintah perlu menerapkan berbagai langkah mitigasi. Salah satunya adalah memperluas jangkauan bantuan sosial bagi masyarakat rentan. Program ini penting untuk menjaga daya beli mereka di tengah lonjakan harga yang mungkin terjadi.
Selain itu, pemerintah juga bisa memberikan insentif pajak kepada sektor usaha kecil dan menengah. Dukungan ini akan membantu menjaga stabilitas lapangan kerja dan memastikan kelangsungan bisnis di tengah tekanan ekonomi.
Tidak kalah penting, transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan dana dari kenaikan PPN harus diperkuat. Dengan begitu, masyarakat dapat melihat secara langsung manfaat dari kebijakan ini, yang pada akhirnya akan memperkuat kepercayaan publik terhadap pemerintah.
ADVERTISEMENT
Menyeimbangkan Kepentingan Ekonomi dan Sosial
Kenaikan tarif PPN memang menawarkan potensi besar dalam memperkuat pendapatan negara. Namun, kebijakan ini harus dirancang secara hati-hati untuk menghindari dampak negatif terhadap daya beli masyarakat. Dalam kondisi ekonomi yang masih dalam tahap pemulihan pasca-pandemi, pemerintah perlu menyeimbangkan kebutuhan fiskal dengan perlindungan terhadap masyarakat berpenghasilan rendah.
Pendekatan yang holistik dan inklusif menjadi kunci keberhasilan kebijakan ini. Pemerintah harus melibatkan berbagai pihak dalam proses perumusan dan implementasi kebijakan, termasuk pelaku usaha, akademisi, dan perwakilan masyarakat sipil. Dengan kolaborasi yang baik, kebijakan ini dapat dioptimalkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kesimpulan
Kenaikan PPN menjadi 12% merupakan kebijakan yang memiliki dua sisi mata uang. Di satu sisi, kebijakan ini berpotensi meningkatkan penerimaan negara yang sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan dan program kesejahteraan sosial. Di sisi lain, dampak negatif terhadap daya beli masyarakat tidak dapat diabaikan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, strategi mitigasi yang tepat harus diterapkan untuk meminimalkan risiko yang mungkin timbul. Bantuan sosial yang diperluas, insentif bagi sektor usaha kecil, serta transparansi dalam pengelolaan dana pajak merupakan langkah-langkah yang dapat memastikan kebijakan ini berjalan efektif tanpa mengorbankan kesejahteraan masyarakat.
Dengan perencanaan yang matang dan implementasi yang tepat, kebijakan ini diharapkan dapat menjadi langkah positif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia tanpa memperburuk ketimpangan sosial.