Eras Tour: Ajang Persaingan Ekonomi

Mikaila Acelin Sayidina
Mahasiswi Hubungan Internasional di Universitas Kristen Indonesia
Konten dari Pengguna
14 April 2024 1:28 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mikaila Acelin Sayidina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Konser Eras Tour sumber: IG @taylorswift
zoom-in-whitePerbesar
Konser Eras Tour sumber: IG @taylorswift
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Taylor Swift sukses menggelar tour keenamnya, Eras Tour, di Singapura pada 2 Maret 2024 hingga 9 Maret 2024. Dikutip dari Guinness World Records, Eras Tour milik Taylor Swift secara resmi menjadi tur musik terlaris yang pernah ada, menjadi tur pertama yang melampaui pendapatan $1 miliar dolar. Eras Tour berdampak untuk perekonomian negara dalam pariwisata negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini disebut sebagai “Swiftonomics” atau juga ada yang menyebutnya dengan “Taylornomics”. Swiftonomics atau Taylornomics ini adanya penggunaan kata untuk menggambarkan pengaruh ekonomi yang disebabkan oleh adanya Eras Tour di negara yang terdampak. Keuntungannya mencakup perekonomian lokal di seluruh Amerika Serikat yang menjadi tujuan tour-nya. Penggemar Swift berbondong-bondong ke kota-kota yang menjadi tuan rumah konser untuk menghabiskan uang untuk penginapan, makanan, transportasi, dan barang dagangan dan diperkirakan telah memberikan dorongan sebesar US$4,5 miliar terhadap perekonomian. Taylor Swift tidak mengadakan tour-nya di New Zealand dan membuat beberapa warga New Zealand pergi ke Australia untuk menonton. Hal ini tentu saja berdampak kepada ekonomi Australia dalam hal transportasi, akomodasi, dan makanan. Hal yang serupa terjadi di Asia Tenggara. Sebagai satu-satunya negara yang dikunjungi Taylor Swift di Asia Tenggara, Singapura telah mendapatkan dampak yang sangat besar untuk ekonominya.
Poster Eras Tour sumber: IG @taylorswift
Adanya fenomena ini dan kedatangan Taylor Swift ke Singapura tentu menarik perhatian banyak pihak. Pasalnya, ternyata Singapura adalah satu-satunya negara Asia Tenggara yang didatangi oleh Taylor Swift dalam tur dunianya. Hal ini diungkapkan jika sebenarnya Taylor Swift bisa saja datang ke negara Asia Tenggara lainnya tetapi pada akhirnya memilih hanya datang ke Singapura selama beberapa waktu. Menurut Salceda, anggota parlemen Filipina, Singapura memberikan sejumlah dana hibah sekitar US$3 juta kepada penyelenggara konser Taylor Swift agar konser tersebut dapat diselenggarakan di Singapura (CNN Indonesia, 2024). Tak berhenti sampai di situ, ternyata perdana menteri Thailand juga mengungkapkan bahwa Singapura juga melakukan lobi eksklusif dengan pihak Taylor Swift yang menjadikan Singapura satu-satunya tujuan tur pelantun Bad Blood tersebut.
ADVERTISEMENT
Ternyata tak disangka Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, menyatakan dengan gamblang bahwa memang Singapura perlu membayar sejumlah uang untuk menjadikan Singapura satu-satunya destinasi di Asia Tenggara kepada pihak Taylor Swift. Hal ini menimbulkan rivalitas di antara negara-negara Asia Tenggara terutama Filipina, Thailand, dan Singapura. Pasalnya dengan Singapura yang ditetapkan menjadi satu-satunya negara destinasi ternyata menutup jalan bagi negara tetangga untuk mendapatkan keuntungan dalam bidang pariwisata. Hal ini diungkapkan oleh Salceda. Dia menyatakan bahwa kebijakan Singapura yang memonopoli dapat merugikan perekonomian dan sektor pariwisata negara-negara tetangga yang tidak mampu menarik penonton konser asing.
Konser Eras Tour sumber: IG @taylorswift
Lee selaku PM Singapura juga tak menyangka bahwa lobi yang dilakukan Singapura ini akan berbuah manis merujuk pada lonjakan wisatawan ke Singapura. Hal serupa juga disampaikan Salceda yang menyatakan bahwa dengan begini, Singapura menang banyak. Dia meyakinkan mereka bahwa kebijakan tersebut berhasil. Permintaan regional terhadap hotel dan maskapai penerbangan Singapura meningkat 30 persen selama periode tersebut.Diperkirakan bahwa istilah eksklusivitas telah menyebabkan peningkatan pendapatan industri sebesar US$60 juta. Sebagai hasilnya, hibah tersebut menghasilkan aktivitas ekonomi yang 30 kali lebih besar. Jika begini, jelas negara tetangga pasti menginginkan keuntungan yang disebabkan karena Swiftonomics.
ADVERTISEMENT
Indonesia menyoroti tindakan Singapura sebagai refleksi dari kecerdikan dalam persaingan global untuk menarik artis terkenal dunia. Menurut Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, keberhasilan suatu negara dalam mengundang artis besar adalah bagian dari rivalitas yang tak terlihat namun strategis. Singapura, dengan tindakan 'licik'nya, menandatangani kesepakatan eksklusif dengan Taylor Swift untuk konser di Asia Tenggara, menegaskan dominasi ekonominya di tengah lesunya pertumbuhan akibat pandemi Covid-19.
Indonesia, dari peristiwa ini, belajar pentingnya mengambil langkah cerdas awal untuk mendorong ekonomi nasional. Menguasai pasar artis kelas dunia seperti yang dilakukan Singapura memberikan keuntungan finansial yang fantastis. Tindakan eksklusif Singapura terhadap Taylor Swift menunjukkan bagaimana negara-negara bertahan dalam kondisi ekonomi yang sulit. Kesadaran ini mendorong Indonesia untuk lebih proaktif dan cerdas dalam menjalankan strategi ekonomi yang memanfaatkan industri hiburan untuk pertumbuhan dan keberlanjutan jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Rivalitas ini ternyata juga menyeret nama ASEAN. Salceda, PM Filipina, menyatakan bahwa situasi seperti ini tidak boleh diabaikan begitu saja. Dia berpendapat bahwa penting untuk secara resmi mendaftarkan oposisi mereka. Selain itu, dia menekankan bahwa tindakan ini bertentangan dengan prinsip-prinsip ASEAN yang berbasis pada konsensus dan solidaritas. Hal ini menggiring opini bahwa solidaritas dalam forum ASEAN memang tak sebesar itu. Negara anggota masih tak dapat meletakkan kepercayaan sepenuhnya terhadap satu dengan lainnya. Hal ini jugalah yang akhirnya mengakibatkan sejumlah isu di antara negara ASEAN tak kunjung menemukan resolusi yang berarti. Hal serupa disampaikan oleh Ming yang menyatakan bahwa diperlukan tingkat kepercayaan yang lebih mendalam antara negara-negara sebelum mereka dapat bekerja sama dalam masalah sensitif. Selain itu, Ming juga menyebutkan jika ASEAN Way yang dipegang teguh oleh anggota seiring berjalannya waktu justru menjadi penghalang terhadap integritas kawasan. Nilai yang telah dintegrasikan selama berabad-abad ini dan bahkan menjadi pilar dari organisasi kawasan nyatanya tak mampu membendung keinginan egois monopoli ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Hal ini kemudian diperkeruh dengan tanggapan Perdana Menteri Singapura yang seolah-olah terkejut akan hasil dari monopolinya yang fantastis.
ADVERTISEMENT
Dengan tingkat kepercayaan yang belum tinggi antar anggota maka tak heran bahwa permasalahan sekelas tur dunia Taylor Swift menjadi permasalahan yang mengundang rivalitas. Dengan kepala negara yang saling sindir dan ketidaksadaran PM Singapura akan tindakannya yang dapat merugikan negara tetangga telah membuktikan bahwa walaupun negara-negara tersebut memiliki latar belakang kawasan yang sama tak menjamin adanya solidaritas.
*Artikel ini merupakan artikel opini yang ditulis oleh mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Kristen Indonesia: Aurellia Angelie Shalum, Mikaila Acelin Sayidina, Lara Vonny Eugene Simatupang.
Referensi:
Atwal, S. (2023, December 12). Taylor Swift’s Eras Tour breaks record as highest-grossing music tour ever. Guinness World Records. https://www.guinnessworldrecords.com/news/2023/12/taylor-swifts-eras-tour-breaks-record-as-highest-grossing-music-tour-ever-762285
Gerrard, A. (2023, December 19). Taylornomics: Did a 34-Year-old Singer-songwriter Save the U.S from a Recession? Lexology. https://www.lexology.com/library/detail.aspx?g=a6aac695-e277-41c2-80b5-12e8a846f4fe#:~:text=The%20ripple%20effects%20of%20her,billion%20boost%20to%20the%20economy.
ADVERTISEMENT
Mitra, M. (2024, March 8). Swiftonomics: The Economic Influence of Taylor Swift. Investopedia. https://www.investopedia.com/swiftonomics-definition-8601178
Ming, N. C. Z. (2020, October 22). The “ASEAN Way”: A Sore Thumb for ASEAN Solidarity in the Face of an Ailing Global Trade System? Brill | Nijhoff eBooks. https://doi.org/10.1163/9789004437784_008
R. (2024, March 8). 3 Negara ASEAN Terlibat “Bad Blood” Gegara Konser Taylor Swift. Internasional. https://www.cnnindonesia.com/internasional/20240307151350-106-1071680/3-negara-asean-terlibat-bad-blood-gegara-konser-taylor-swift
R. (2024, March 6). 3 Kepala Negara yang “Pansos” Bahas Konser Taylor Swift. Internasional. https://www.cnnindonesia.com/internasional/20240306102442-134-1071018/3-kepala-negara-yang-pansos-bahas-konser-taylor-swift/2