Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Indonesia Urutan Pertama Penghasil Jurnal di DOAJ: Apa Tidak Terlalu Banyak?
30 Agustus 2021 10:22 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Mikrajuddin Abdullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
DOAJ (Directory of Open Access Journal) adalah platform untuk menyimpan database jurnal yang tidak berbayar di seluruh dunia (Gambar 1). DOAJ juga melajukan pengindeksan (pemberian skor) pada jurnal-jurnal dalam database tersebut. Oleh Kementerian, paper-paper yang terbit di jurnal yang terindeks DOAJ dan memenuhi kriteria dapat digunakan untuk kenaikan pangkat atau jabatan tertentu dan memiliki skor lebih tinggi daripada jurnal nasional yang tidak terindeks di DOAJ.
Saat ini (30 Agustus 2021) jumlah jurnal yang terindeks di DOAJ adalah 16.767 yang berasal dari 126 negara. Yang menarik adalah Indonesia menempati urutan pertama negara pemilik jurnal terbanyak dalam data base DOAJ. Jumlah jurnal dari Indonesia adalah 1.867 (Gambar 2).
Posisi Indonesia hanya bisa disaingi oleh Brasil. Gambar 3 adalah urutan negara dengan jumlah terbanyak yang diindeks DOAJ. Indonesia dan Brasil sangat mencolok. Negara-negara maju hanya memiliki sedikit jurnal yang terindeks di DOAJ. Negara-negara ASEAN juga tidak memiliki banyak jurnal di DOAJ.
Kebanyakan jurnal Indonesia diterbitkan oleh perguruan tinggi. Dari data DOAJ, yang memiliki jurnal terbanyak adalah Universitas Negeri Semarang, yaitu 79 jurnal. Universitas Negeri Semarang merupakan perguruan tinggi yang memiliki jurnal terbanyak di dunia.
ADVERTISEMENT
Pertanyaan kita: apakah jurnal di Indonesia tidak terlalu banyak? Akibat banyaknya jurnal yang terdata di DOAJ, banyak peneliti yang hanya fokus pada penerbitan di jurnal nasional dibandingkan dengan jurnal internasional yang lebih menantang. Saya menyelidiki secara random beberapa jurnal nasional yang terindeks di DOAJ dan didapati bahwa banyak pengelolaan yang tidak akurat. Banyak ditemui kesalahan pada makalah yang telah terbit: referensi yang tidak lengkap, self citation yang tinggi, format penulisan yang tidak sesuai dengan standar penulisan jurnal ilmiah, mutu riset yang rendah (setara dengan praktikum di sekolah menengah), bahasa Indonesia yang tidak sesuai, bahasa Inggris amburadul, dan lain-lain.
Lalu ada pernyataan banyak orang: kalau kita publikasi ke jurnal internasional maka kita hanya memperkaya penerbit asing. Informasi ini didapat dari mana ya, karena menerbitkan makalah di jurnal internasional adalah gratis. Yang berbayar adalah kalau kita terbitkan di jurnal yang open access. Kita pilih jurnal berlangganan dari Elsevier, Springer, Wiley, Sage, ACS, dan lain-lain yang semuanya gratis!
ADVERTISEMENT
Mikrajuddin Abdullah
(Dosen Fisika ITB)