Apa Kabar Pemuda Hari ini?

mikrajul mukminin
saya mahasiswa prodi ekonomi pembangunan fakultas ekonomi dan bisnis universitas muahmmadiyah malang dan aktif di organisasi Ikatan Mahasiswa muhammadiyah
Konten dari Pengguna
11 April 2021 14:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari mikrajul mukminin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto dalam rangka aksi kemanusiaan terhadap bencana NTT di Malang Raya.
zoom-in-whitePerbesar
Foto dalam rangka aksi kemanusiaan terhadap bencana NTT di Malang Raya.
ADVERTISEMENT
Di tempat sunyi terdiam dan menyendiri membentuk jiwa semakin lemah, namun ini akan terhapus cepat dikala matahari terbit yang menerangi hati dari sunyinya keadaan yang mencekam. Pun terang itu perlahan hilang begitu saja tak tahu arah ke mana untuk kembali dan seketika hati terasa sedih dan gelap gulita, disambut oleh senja yang tat kala indah dilihat dan merenungi sembari berkata “indahnya ciptaan mu” namun semua itu sebatas fatamorgana semata.
ADVERTISEMENT
Di situ terukir sebuah cerita yang hanya romantisme belaka, namun dikala sunyinya malam terdengar suara merdu yang mengelilingi seakan-akan memberikan makna “Bergeraklah atau terdiam menyendiri” kalimat ini seakan menusuk raut jiwa dan hati yang hanya meremehkan keadaan yang semestinya harus dipenuhi.
Seketika itu diri merasa bersalah dalam hidupnya, namun itu hanya sebagian ucapan dalam lidah yang tidak sepadan dengan keinginan hati, akankah hari-hari hanya sebatas ucapan? Saya rasa tidak, namun saat ini masih ada yang membenarkan hal tersebut yaitu, hanya omongan dan ekspektasi yang tak mampu diraih. Wahai kaum instan bangkitlah dengan sebuah kalimat “respect the process of grasping the world” narasi tersebut seakan memberikan instruksi bahwa nikmatilah proses bukan hasil.
ADVERTISEMENT
Dunia terasa sederhana ketika kita mampu menyadarkan pribadi betapa asyiknya menikmati proses dan betapa indahnya sebuah perjuangan melalui proses, yang ibaratnya kita sedang menyeberangi samudra yang begitu luas, tapi luasnya lautan tak sebesar niat dan tekad untuk bisa sampai di tujuan yang mengantarkan kita pada pelabuhan kejayaan .
Tapi, sejauh ini apakah kita sudah bisa mengajak pribadi kita untuk bisa menghargai proses? Saya rasa bisa, ketika dia yang mau mencoba dan berusaha akan sesuatu hal yang menurut dia "Wah saya bisa melakukan ini!" Sesederhana itukah percobaan? Yah! Dengan niat dan ketulusan hati yang mengisyaratkan bahwa saya bisa mengubah keadaan yang saat ini menjadi problem pada diri sendiri.
Masalah demi masalah muncul pada pribadi yang apatis, apakah perlu revolusi mental? Mungkin perlu! Bagi pribadi yang menganggap “Ah masih ada besok!” Apakah ucapan itu sebagai manifestasi pribadi hebat? Tidak, karena mewujudkan sesuatu hal yang baru dimulai dengan bergerak, melangkah untuk melihat sudah sejauh mana langkah saya? Sehingga pada dasarnya revolusi mental akan hadir bagi dia yang punya etos kerja yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Namun, bagaimana dengan mereka yang hedonisme saat ini? Apakah mereka tergolong apatis? Yah! Karena mereka hanya bisa menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang, pesta-pora, dan pelesiran merupakan tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan bagi orang lain atau tidak. Pertanyaannya apakah kalian mau menjadi seperti itu? Bangkitlah wahai pribadi kuat karena fajar sudah mulai menunjukkan kamu bukan bagian dari hedonisme dan apatis.
Pribadi hebat yaitu dia yang berusaha ingin merasakan terbentur sampai akhirnya terbentuk, diksi ini memberikan makna kepada kita semua bahwa hidup ini tidak ada konsep instan melainkan berjuang demi tercapainya apa yang kita harapkan saat ini, apakah jenis manusia hebat itu? sebuah perjuangan dan keberhasilan bagi mereka yang mau berproses dan mencoba.
ADVERTISEMENT
Apa sih peran pemuda yang sebenarnya? Masa iya hanya rebahan? Pertanyaan seperti ini memberikan alarm kepada generasi hari ini, di antaranya bahwa pemuda merupakan generasi penerus bangsa memang telah menjadi suatu pemahaman yang tidak baru lagi. Bahkan, kemajuan suatu bangsa juga sering dikaitkan dengan bagaimana peran pemuda di dalamnya, seperti bagaimana produktivitas pemuda demi kemajuan dan eksistensi bangsanya. Tidak terkecuali bagi bangsa Indonesia, generasi muda juga menjadi suatu tonggak bagi kemajuan dan pembangunan bangsa.
Lalu, bagaimana peran pemuda dengan keadaan krisis human capital hari ini? Oke! Transformasi pemuda Indonesia dimulai dengan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia sehingga kualitas sumber daya manusia di Indonesia pun meningkat. Semakin banyak SDM Indonesia yang berkualitas maka akan mudah bagi Indonesia untuk mengelola kekayaan alamnya. Dengan begitu Indonesia siap menghadapi krisis energi dunia dan menuju Indonesia emas.
ADVERTISEMENT
Bahkan saat ini kita saling bekerja keras untuk membangun negara, kini saatnya pemerintah dan masyarakat Indonesia mengembalikan semangat pemuda Indonesia untuk menghadapi krisis dunia yang akan datang. Jadi apakah pemuda itu penting di negara ini? Ya itu! Tentunya anak muda sangat berpengaruh dalam membangun negara, karena mereka akan menunjukkan kepribadiannya yang hebat melalui kreativitas dan inovasi.
Jika kita melihat anak muda sedang mengamuk dan ingin mengubah arah negara yang lebih baik, maka gerakan pemuda tidak hanya dimaknai sebagai pemberontakan murni. Namun, rutenya panjang dan koheren. Tanpa surat kabar, kelompok penelitian, lembaga pendidikan dan gerakan sosial politik, tentunya kita tidak akan merdeka saat ini. Gerakan saat ini mementingkan kemerdekaan untuk mengembalikan semangatnya. Ketenangan bukan hanya jargon nasionalis kosong.
ADVERTISEMENT
Karena secara tidak disadari kesadaran kritis berhasil dijinakkan. Pemuda harus tetap menjadi garda terdepan dalam mengawal kemerdekaan. Terutama di era ketika ketidakadilan dan ketimpangan semakin menjauhkan dari keadilan sosial.