Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
12 Hal Ini Cuma Dirasakan oleh Siswa Boarding School
3 Oktober 2018 15:29 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 11:22 WIB

ADVERTISEMENT
Cerita kehidupan sekolah di masa SMA memang tak ada habisnya. Bagi siswa sekolah SMA ‘biasa’, cerita kehidupan masa itu hanya berjalan saat di sekolah saja. Setelahnya, urusan di rumah jadi persoalan masing-masing.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana dengan siswa yang sekolah di SMA Boarding School? Dari kehidupan sekolah sampai kehidupan luar sekolah pun harus dijalani di dalam tembok gedung sekolah. Maka dari itu enggak heran kalau siswa boarding school bakal merasakan 12 hal ini.
1. Antre kalau mau Mandi
Orang sekolah boarding pasti tinggal di asrama, kan. Nah biasanya kalau di asrama kamar mandi terbatas karena kamu bukan sedang menginap di hotel, ya wajar saja kalau mandinya mengantre.
“Kamar mandi di luar, kalau mau mandi itu bisa ngantre tiga sampai lima orang, tergantung sih. Jadi kalau kita mau mandi harus antre, antrenya gayung. Jadi gayungnya yang antre bukan kitanya. Kalau udah keluar dari kamar mandi nanti dipanggil aja yang punya gayung siapa,” tutur Hanif Arrazi yang jadi siswa angkatan kedua SMAIT Boarding School As-Syifa, Subang, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
2. Menjalani peraturan ketat

Soal peraturan ini tak bisa ditanya lagi. Kalau di sekolah biasa kamu cenderung bebas, membawa handphone misalnya, di sekolah boarding kamu dibebani peraturan yang sifatnya mengisolasi dari pengaruh-pengaruh buruk kehidupan luar.
“Misalnya enggak boleh bawa handphone, atau enggak boleh pacaran, biasanya kalau sekolah-sekolah lainnya kan, bebas banget gitu,” kata Razi.
3. Homesick
Razi mengungkapkan kalau dalam masa awal sekolah ia mesti beradaptasi agar betah tinggal di tempat barunya yang jauh dari rumahnya di Bengkulu.
“Apalagi di awal-awal. Ada istilahnya tuh homesick (kangen rumah) segala macem, karena awalnya yang biasa tinggal di rumah, disiapkan makan segala macam ini sudah jauh dari rumah. Tidak ada tempat untuk mengadu secara intens seperti orang tua,” kenang Razi saat masih sekolah dulu.
ADVERTISEMENT
4. Keluar sekolah pun harus Izin
“Kita keluar kan harus pake paspor, istilahnya paspor (untuk) izin ke luar. Jadi nanti harus dapet surat izin dulu, alasan (ke luarnya) apa,” ungkap Razi.
Di As-Syifa sendiri Razi menuturkan kalau setiap siswa dapat kesempatan bepergian dua kali dalam sebulan untuk refreshing di luar sekolah. Kalau hal-hal yang sifatnya urgen, seperti sakit, orang tua menjenguk, atau ikut perlombaan, harus dapat rekomendasi dari wali asrama terlebih dahulu.
5. Hidup di situ-situ aja
Ya, mau bagaimana lagi. Tembok sekolahmu adalah penjara sucimu. Maka kamu mau-tidak mau hidup situ-situ aja, main juga sama teman sekolahmu yang itu-itu lagi.
“Kalau di rumah kan bisa bebas (main), kalau di boarding school ya di sana-sana (aja). Hidup kita itu 100 meter per 100 meter dalam lingkungan sekolah aja,” kata Razi.
ADVERTISEMENT
6. Makan rame-rame
Dalam sehari siswa boarding school dijatah makanan dari sekolah sebanyak 3 kali sehari. Apa saja yang disediakan di sekolah itulah yang harus mereka makan. Agar semangat makan apapun yang disediakan, biasanya para siswa makan secara bebarangen dengan teman-temannya.
Akhmad Habib, mahasiswa yang sempat bersekolah di Pondok Pesantren Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat menuturkan, “Kita makan satu piring rame-rame, kalau di sekolah biasa mungkin pada ogah-ogahan kali ya makan barengan gitu.”
7. Kirimanmu jadi rebutan

Paket kiriman dari orang tuamu itu bagaikan harta karun yang jadi rebutan semua orang.
Razi bercerita, “Misal ada informasi, ‘Panggilan kepada Hanif Arrazi dimohon untuk segera ke kantor karena ada paket.’ Wah langsung tuh, ‘Woi Razi itu ada paket’. Biasa tuh, udah itu (temen-temen) langsung nyerbu, kalau makanan ya pasti direbut.”
ADVERTISEMENT
8. Belajar Ekstra
Saat jam sekolah, pukul 07.00-14.00, proses pembelajaran hampir serupa dengan belajar di SMA biasa. Tapi tunggu dulu, ada yang berbeda.
“Nah dari isya sampai pukul 10 malam itu ada (jadwal) belajar mandiri. Jadi (kamar) asrama dikunci enggak boleh ke asrama, harus belajar di luar asrama, di kelas, khususnya untuk anak-anak kelas XII,” ujar Razi.
9. Pulang 1 Semester sekali

Razi mengaku dirinya mesti pulang 1 semester sekali. Katanya, “Sebenarnya kita bisa aja pulang tiap minggu, tapi kalau orang jauh kayak ane mah, pulang satu semester sekali.”
10. Teman rasa saudara
Afina Afifah yang sempat bersekolah di SMA Boarding Al Kahfi, Bogor, bercerita ia kenal semua temannya di sekolahnya. Pasalnya saat itu, jumlah teman satu angkatannya hanya 35 orang.
ADVERTISEMENT
“Temen tuh multifungsi, enggak cuma buat nemenin doang. Buat jadi temen, buat jadi tempat curhat, buat jadi penasehat,” tutur Afina.
11. Tak ada kelas Sosial

Jangan harap kamu yang kaya bisa sok jago atau berkuasa di sekolah boarding. Kalau sudah masuk asrama, kamu tidur, mandi, dan makan di tempat yang sama dengan teman-temanmu.
“Kalau udah hidup di asrama udah enggak ada lagi kelas sosial, semuanya itu udah ngerasa bareng-bareng aja. Ya kita bareng-bareng semuanya, nggak peduli dia orang-orang apa, kita juga enggak pernah nge-gang,” Kata Afina.
12. Alumni yang semakin erat
“Waktu kuliah ini, aku merasa temen-temenku yang paling deket itu adalah temen-temenku waktu SMA, jadi grup (chat) SMA itu aktif sampai sekarang,” kata Afina yang kini kuliah di jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan.
ADVERTISEMENT
Menurut Afina, alumni SMA-nya hingga saat ini masih mengadakan agenda acara seperti pertemuan alumni dan program-program khusus di bulan tertentu, terutama bulan Ramadhan.