Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
![Untitled Image](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_1280/v1634211695/guazq9yobetz2pkidull.jpg)
3 Finalis UMKM Kriya Terbaik di Local Brand Editor’s Choice 2021
14 Oktober 2021 18:47 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Menurut data Badan Pusat Statistik pada 2019, industri kriya menyumbang 14,9 persen dari total PDB nasional. Sektor ini juga termasuk tangguh dalam menghadapi dampak ekonomi akibat pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Tak heran, sebab selain menawarkan estetika, seni kriya juga memiliki fungsi sebagai benda terapan. Berbekal dua manfaat tersebut, produk kriya Indonesia selalu dilirik banyak konsumen, baik lokal maupun mancanegara.
Seperti produk-produk tiga usaha kriya di bawah ini, yang menjadi finalis UMKM Kriya Terbaik dalam ajang penghargaan Local Brand Editor’s Choice di Festival UMKM kumparan 2021. Siapa saja mereka?
Du Anyam
Mengetahui masalah ekonomi sosial yang dihadapi perempuan di daerah-daerah terpencil di Indonesia, menggerakkan hati Melia Winata (30) dan dua rekannya untuk membuat perubahan. Akhirnya di 2014 dia mendirikan perusahaan sosial Du Anyam untuk membantu mengatasi isu tersebut.
Selain di NTT, sejak 2017 Du Anyam juga telah ekspansi ke Nabire, Papua dan Kalimantan Selatan di 2020. Dari ketiga wilayah, Du Anyam bekerja sama dengan 1.400 ibu-ibu yang tersebar di 54 desa.
ADVERTISEMENT
Tiap bulannya, sekitar 60 ribu karya anyaman berupa souvenir perusahaan, fasilitas hotel, sampai home decoration yang dihasilkan para perempuan ini juga telah tersebar luas dan diekspor ke delapan negara. Ada Amerika Serikat, Jepang, Denmark, Belgia, Jerman, Australia, Korea Selatan, hingga Singapura.
Dekornata
Dekornata didirikan Giovanni Warli di 2018. Dia percaya adanya potensi bisnis kerajinan kayu di Indonesia, sejak melihat usaha orang tuanya di bidang furniture.
Dengan misi ingin memproduksi hasil kayu yang lebih modis dan modern, akhirnya Gio dan tiga pengrajin di Bogor, Jawa Barat, membuat beberapa produk seperti nampan dan tatakan gelas.
Gio menambahkan, dirinya juga mencoba membantu pengrajin lewat digitalisasi. Per bulannya Dekornata bisa menjual lebih dari 5 ribu produk dengan omzet rata-rata lebih dari Rp 500 juta.
ADVERTISEMENT
Noesa
Berawal dari ketidaksengajaan, Cendy Mirnaz (31) dan Annisa Hendrato (31) memulai brand lokal Noesa di 2014. Ide bisnis kriya ini muncul saat mereka jalan-jalan ke Desa Watublapi, Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Saat itu keduanya memutuskan buat traveling ke Flores selama sebulan lebih sebelum diwisuda. Kebetulan di sana sedang digelar acara budaya tradisional, termasuk memamerkan kain khasnya. Ketika melihatnya, Cendy mengaku bagaikan cinta pada pandangan pertama.
Akhirnya Noesa bekerja sama dengan 25 pengrajin di Maumere yang membuat dompet, kamera strap, bag strap, bandana, tali kacamata, hingga gantungan kunci. Tiap bulannya mereka bisa memproduksi sampai 500 item dengan omzet sekitar Rp 60-Rp 80 juta, dan sudah diekspor ke Singapura, Jepang, Amerika Serikat, sampai Norwegia.
ADVERTISEMENT
Local Brand Editor’s Choice Festival UMKM kumparan 2021
kumparan memberikan publikasi gratis senilai total Rp 1 milliar, yang diharapkan apresiasi ini bisa menjadi wadah publikasi bagi brand lokal, sekaligus menginspirasi generasi muda agar berani menciptakan lapangan kerja dan mau berkontribusi dalam perekonomian nasional.