4 Alasan Kenapa Seseorang Melakukan Oversharing

5 Mei 2022 13:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kaum millenial bermain sosial media. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kaum millenial bermain sosial media. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Enggak sedikit orang yang melakukan oversharing. Oversharing adalah perilaku membagikan informasi pribadi secara berlebihan. Informasi yang dibagikan bisa dalam berbagai hal termasuk membagikan aktivitas sehari-harimu ke orang lain.
ADVERTISEMENT
Menjadi otentik bukan tentang memberi tahu banyak orang tentang masalah terdalammu. Ini adalah tanda yang jelas bahwa kamu terlalu banyak berbagi hal-hal yang seharusnya kamu simpan untuk diri sendiri dan orang-orang yang sangat dekat denganmu.
Di bawah ini ada berbagai alasan kenapa orang-orang melakukan oversharing di media soaial seperti dilansir Brightside.

Anxiety

ilustrasi wanita cemas, stres atau depresi Foto: Shutterstock
Beberapa orang cenderung akan menjadi sangat banyak bicara saat dirinya merasa cemas dalam upaya untuk terlihat normal di antara orang-orang di sekitarnya. Tapi, saat mereka mulai berbicara karena stres, mereka menjadi kurang mampu mengendalikan diri tentang apa yang dikatakan dan berapa lama berbicara.
Beberapa orang juga mungkin akan merasa canggung selama acara sosial dan berpikir kalau satu-satunya cara untuk menyesuaikan diri adalah mulai berbicara tentang kehidupan mereka.
ADVERTISEMENT

Kesepian atau upaya untuk menciptakan kedekatan

Ilustrasi perempuan sedih Foto: Shutterstock
Sering kali, orang meyakinkan diri sendiri kalau mereka enggak kesepian dan terus merasa seperti ini daripada mendekati seseorang. Ketika mereka akhirnya pergi keluar dan bertemu orang-orang, saat itulah mereka mulai berbagi secara berlebihan dengan cara yang paling enggak terkendali.
Kebutuhan mereka untuk terhubung dengan membongkar semua rahasia mereka yang begitu besar sehingga orang lain merasa enggak nyaman.
Tapi, ini mungkin juga merupakan cara mereka untuk lebih dekat dengan orang-orang. Mereka menyelam terlalu dalam dan terlalu cepat dalam hubungan mereka. Tapi, bukannya membuat orang lain tetap dekat, mereka membuat orang lain menjauh.

Batasan yang buruk dan isyarat sosial yang hilang

Ilustrasi perempuan sedih susah move on. Foto: Shutterstock
Di setiap hubungan, apa pun sifatnya, perlu punya batasan. Tapi, terkadang, orang enggak bisa paham dengan batasan tersebut dan enggak bisa menerima isyarat yang kamu kirimkan ke mereka.
ADVERTISEMENT
Komunikasi non verbal terkadang lebih kuat daripada pesan verbal, tapi orang yang cenderung berbagi terlalu banyak enggak bisa dengan mudah membacanya.
Itulah sebabnya, mereka cenderung berbagi terlalu banyak yang mungkin membuat orang lain merasa canggung dan enggak tahu harus bereaksi seperti apa.

Penggunaan media sosial yang berlebihan

Ilustrasi menggunakan sosial media. Foto: Shutter Stock
Menurut penelitian, sekitar 40 persen pengguna media sosial yang berusia 18 hingga 35 tahun, menyesal telah mengunggah sesuatu yang bersifat pribadi.
Ada bukti yang enggak bisa disangkal kalau orang cenderung berbagi secara berlebihan di akun media sosialnya meskipun itu adalah kabar baik atau sedih.
Banyak orang akan membagikan informasi yang sangat pribadi secara online sebelum mereka membaginya dengan orang yang dicintai di kehidupan nyata. Hal ini bisa memiliki konsekuensi serius karena kamu enggak pernah tahu siapa yang akan membaca postinganmu dan bagaimana mereka akan bertindak berdasarkan postingan tersebut.
ADVERTISEMENT
Laporan Afifa Inak