4 Hal yang Harus Kamu Tahu soal Model United Nations

15 Oktober 2018 19:07 WIB
clock
Diperbarui 21 Januari 2021 11:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahasiswa ikut kompetisi Harvard World MUN di Korea Selatan. (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa ikut kompetisi Harvard World MUN di Korea Selatan. (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Buat kamu yang tertarik dengan dunia diplomasi, mungkin kamu pernah dengar soal Model United Nations (MUN). Di beberapa kampus, MUN cukup eksis tak hanya untuk anak jurusan Hubungan Internasional (HI) saja, namun juga di tingkat universitas secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Secara sederhana, MUN adalah sebuah perkumpulan yang terdiri dari beberapa pelajar terpilih yang melakukan simulasi sidang PBB soal cara berdiplomasi dan menjadi representasi suatu negara, institusi atau figur. Kurang lebih, sama seperti yang para diplomat lakukan.
Jika belum familiar, berikut kumparan rangkum empat hal yang mesti kamu tahu soal MUN ini.
1. Kegiatan
Muhammad Kahfi saat mengikuti MUN (Foto: Dok. Muhammad Kahfi)
zoom-in-whitePerbesar
Muhammad Kahfi saat mengikuti MUN (Foto: Dok. Muhammad Kahfi)
Para anggota MUN ini biasanya akan dihadapkan pada sebuah simulasi sidang PBB dan belajar bagaimana cara membuat keputusan dalam organisasi internasional dengan cara bermain peran menjadi seorang delegasi.
Menurut Iqbal, salah satu alumni HI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), meski namanya model UN, bahasan yang diangkat enggak hanya terbatas di UN.
“Ada yang jadi delegasi European Union, ada yang ASEAN juga,” ucap Iqbal yang pernah jadi Chair Model ASEAN di Yogyakarta ini.
ADVERTISEMENT
Selain itu, acara atau event berkala yang diadakan juga banyak setiap tahunnya, mulai dari tingkat lokal sampai internasional.
“Contohnya ada yang cukup punya nama semisal, Indonesia MUN (UI), Jogja Internasional MUN, Padjadjaran MUN (Unpad),” sebutnya.
2. Tidak semua MUN setara UKM
Mahasiswa ikut MUN. (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa ikut MUN. (Foto: Istimewa)
Faktanya, enggak semua kampus memiliki MUN yang resmi diakui sebagai salah satu UKM. Universitas Syarif Hidayatullah, Jakarta (UIN) menjadi salah satu contoh MUN yang setara dengan UKM di kampus.
“MUN di UIN itu setara dengan UKM dan berada di bawah International Studies Club (ISC), sebuah organisasi mahasiswa jurusan yang eksklusif,” kata Auzan, alumni HI UIN.
Sedikit berbeda, di Universitas Padjadjaran terdapat MUN di tingkat internal jurusan anak HI begitu juga dengan di UMY yang hanya sebatas komunitas meski memang langsung dibawahi oleh pihak jurusan.
ADVERTISEMENT
“Jadi semua itu tergantung kampus, ada yang jadi UKM, ada yang enggak perlu jadi UKM,” jelas Iqbal.
Satria Mahesya Muhammad, Mantan Sekretaris Jenderal MUN di internal HI Unpad yang diberi nama MUNIR ini namun menambahkan, bahwa meski hanya di tingkat internal jurusan, tujuan didirikannya MUNIR adalah untuk menjadi perwakilan saat ada lomba.
“MUNIR dibentuk karena meningkatnya kesadaran mahasiswa HI (Unpad) terhadap MUN. Tujuannya sendiri untuk mengirimkan delegasi ke lomba MUN,” paparnya.
3. Syarat menjadi anggota MUN
Muhammad Kahfi dan teman-temannya saat mengikuti MUN (Foto: Dok. Muhammad Kahfi)
zoom-in-whitePerbesar
Muhammad Kahfi dan teman-temannya saat mengikuti MUN (Foto: Dok. Muhammad Kahfi)
Auzan mengatakan, jika tertarik untuk mengikuti MUN, syaratnya enggak harus selalu mahasiswa berlatarbelakang jurusan HI.
“Ilmu Hukum, Ekonomi, Sastra Inggris, Teknik, dan lain-lain bahkan boleh mengikuti MUN,” terangnya.
Iqbal menambahkan, untuk menjadi anggota MUN di kampusnya (UMY) bahkan ada seleksi wawasan dan kecakapan, semacam interview. Semua itu dilihat mulai dari kelengkapan administrasinya pula.
ADVERTISEMENT
“Kemampuan berbahasa Inggris juga penting, meskipun enggak menjadi acuan utama. Selain itu, kamu juga harus tahu posisi negara yang kamu wakilkan dalam kasus atau isu yang sedang dibicarakan, --bagaimana sikap negara tersebut dalam menanggapi kasus tersebut kayak apa, itu penting,” tuturnya.
4. Punya image yang prestise
Satria Mahesya Muhammad ketika mengikuti Harvard World MUN 2015. (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Satria Mahesya Muhammad ketika mengikuti Harvard World MUN 2015. (Foto: Istimewa)
Sebagaimana delegasi suatu negara, institusi atau figur yang direpresentasi, para anggota MUN tentu akan menampilkan yang terbaik termasuk juga dari segi penampilan. Bisa dibilang, gaya mereka memang cukup necis, berseragam, dan sebagainya.
Enggak hanya dari segi tampilan, seolah sudah jadi rahasia umum bahwa menjadi anggota MUN itu enggak mudah dan enggak murah. Sebagai contoh, jika anggota MUN ingin mengikuti lomba, untuk tingkat lokal saja, mereka harus mengeluarkan biaya dari range Rp 800 hingga Rp 1,5 juta bahkan lebih.
ADVERTISEMENT
Ditambah, para peserta atau delegasi MUN harus benar-benar menguasai isu atau masalah yang akan dibahas dalam sebuah riset mendalam.
Jadi, enggak hanya modal ‘cuan’ yang banyak, para delegasi MUN ini juga harus dibekali pengetahuan dan passion yang kuat dalam studi kajian hubungan antar bangsa dan diplomasi.
Bagaimana, tertarik menjadi delegasi MUN?