5 Hal yang Dapat Dipelajari dari Film The Tinder Swindler

7 Februari 2022 14:26 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tinder Menjadi Salah Satu Aplikasi Kencan Online yang Sangat Populer. Foto: Aditia Noviansyah/ kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tinder Menjadi Salah Satu Aplikasi Kencan Online yang Sangat Populer. Foto: Aditia Noviansyah/ kumparan
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini sedang ramai dibicarakan di media sosial tentang sebuah film dokumenter milik Netflix, The Tinder Swindler. The Tinder Swindler merupakan film dokumenter yang dirilis pada 2 Februari 2022 karya dari sutradara Felicity Morris.
ADVERTISEMENT
Film ini menceritakan tentang aksi penipuan dari seorang cowok di aplikasi kencan, Tinder, dari sudut pandang para korban. Cowok ini merupakan Simon Leviev atau Shimon Yehuda Hayut.
Hayut merupakan seorang penipu internasional yang diperlihatkan di dalam film bahwa ia merupakan sosok cowok idaman para cewek. Ia dikenal para korban sebagai anak konglomerat yang memiliki gaya hidup super mewah dan juga pandai memikat.
Ia menipu para korban melalui Tinder dengan merayu dan mengeksploitasi para cewek secara emosional demi keuntungan finansial. Ia membujuk sejumlah cewek untuk membiayai gaya hidup mewahnya dengan jet pribadi, hotel mewah, serta mobil balap.
Karena terpesona dengan wajah tampan dan juga kekayaan yang dijanjikan oleh Hayut atau Leviev, para cewek ini pun memberikan uang tersebut.
ADVERTISEMENT
Dari film dokumenter ini, disebutkan bahwa Leviev mendapatkan uang sebanyak USD10 juta atau sekitar Rp 144 miliar dari aksinya tersebut.

Pelajaran yang bisa didapat dari film dokumenter The Tinder Swindler

Meskipun saat ini aplikasi kencan online memang menjadi salah satu cara untuk dapat mendapatkan pasangan di era serba digital. Namun, hal seperti ini bukan hanya dilakukan oleh Hayut saja. Ada beberapa kasus penipuan lain yang terjadi melalui aplikasi kencan.
Supaya para cewek enggak jatuh di kesalahan yang sama seperti apa yang dialami para korban di The Tinder Swindler, di bawah ini adalah beberapa hal yang bisa dipelajari dari film dokumenter ini dilansir Shape.

Pelaku membuat klaim yang berlebihan

Sebelum kamu swipe ke kanan profil cowok yang kamu suka di aplikasi kencan, ada tanda bahaya yang enggak boleh kamu abaikan. Penipu adalah tipe orang yang narcissist, yang percaya dengan kebohongan mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
Mereka akan sangat tenggelam dengan delusinya sehingga ketika membuat profil di aplikasi kencan, delusi itu ada di sana. Ia akan membuat klaim yang berlebihan tentang hidup dan pencapaiannya sehingga bisa menjadi berbahaya.
Jadi, kamu harus berhati-hati dan jangan langsung terpukau ketika foto profil cowok tersebut menampilkan jejeran mobil mewah atau pun uang bertebaran.
Menurut dating coach asal Amerika Serikat, Emyli Lovz, orang yang terlalu mencolok di aplikasi kencan sebenarnya enggak pernah punya gaya hidup mewah yang ditampilkannya tersebut.
Selain itu, mereka juga akan menolak berbagi bill atau membayar saat pertemuan pertama.

Terlihat terlalu bagus atau sempurna untuk menjadi kenyataan

Jika seseorang terlihat sangat sempurna, kemungkinan ada sesuatu yang disembunyikan. Kamu sebaiknya menjauh dari orang tersebut apalagi ketika ia langsung menyatakan cinta di pertemuan pertama.
ADVERTISEMENT
Mereka juga akan menghujanimu dengan perhatian dan cinta sampai akhirnya kamu mulai lengah dengan pertahananmu dan mulai terjebak seperti apa yang terjadi di dalam film dokumenter ini.

Hubungan kalian berkembang dengan sangat cepat

Ketika seseorang menginginkan sesuatu darimu terutama jika sesuatu itu jahat, ia harus bergerak dengan cepat untuk mendapatkan kepercayaan darimu. Sehingga ia bisa mendapatkan apa yang ia inginkan kemudian pergi meninggalkanmu.
Ia juga akan memaksakan hubungan kalian harus berkembang dengan sangat cepat dalam waktu yang singkat juga berbahaya. Tindakan seperti ini dikenal juga dengan penipuan emosional yang harus dikenali saat mencari pasangan terutama di aplikasi kencan.

Ia mengajukan banyak pertanyaan

Suatu hal yang normal ketika kamu mengajukan pertanyaan untuk orang yang baru kamu kenal atau kamu temui. Tapi, ketika pertanyaan itu mulai terasa seperti ia sedang menyelidikimu, itu bisa menjadi tanda red flag.
ADVERTISEMENT
Pertanyaan berulang tentang hubungan masa lalu dapat menunjukkan bahwa dia sedang mencoba membangun kepribadiannya sesuai dengan seleramu.
Selain itu, perhatikan juga ketika dia mulai menanyakan tentang nama ibu, hewan peliharaan pertama, mobil pertama, hingga tempatmu dibesarkan. Pertanyaan-pertanyaan itu merupakan pertanyaan keamanan umum yang bisa dipakai untuk membobol akun penting.

Ia menghindari untuk bertemu langsung

Meskipun yang satu ini cukup berbeda dengan Hayut yang langsung bertemu dengan para korban, tapi beberapa penipu sering menunda bertemu langsung dengan korban.
Para penipu ini juga akan menghindari pertanyaan atau memberikan jawaban yang samar kenapa enggak bisa melakukannya. Perilaku-perilaku ini menandakan bahwa orang yang kamu temui di aplikasi kencan mungkin saja enggak pernah nyata.
Laporan Afifa Inak
ADVERTISEMENT