news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

5 Penyebab Fresh Graduate Susah Dapat Kerja

29 Agustus 2018 18:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mahasiswa (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mahasiswa (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Setelah lulus dari kampus, langkah selanjutnya bagi fresh graduate adalah mencari kerja. Tapi, enggak sedikit fresh graduate yang mengalami susah dapat kerja.
ADVERTISEMENT
Memang, mencari kerja yang sesuai dengan minat serta kemampuan enggak semudah membalikkan telapak tangan. Kamu harus melalui berbagai tahapan, hingga merasakan pahitnya menunggu kabar dari perusahaan.
Namun, sebenarnya ada, loh, penyebab-penyebab yang enggak kamu sadari membuat fresh graduate susah dapat kerja. Berikut lima di antaranya, seperti dikutip dari laman Jobstreet dan LinkedIn.
1. Kompetisi meningkat
Kini akses pendidikan dibuat lebih terjangkau bagi semua kalangan lewat jalur-jalur khusus seperti beasiswa. Alhasil makin banyak yang bergelar sarjana, diploma, bahkan magister yang sama-sama berkompetisi dalam mencari pekerjaan.
Oleh sebab itu, gelar dari kampus bergengsi dengan nilai IPK tinggi enggak selalu jadi jaminan gampang dapat pekerjaan. Kamu butuh lebih dari sekadar gelar agar dilirik oleh perusahaan.
ADVERTISEMENT
Maka, tunjukkanlah keunikanmu yang enggak dimiliki fresh graduate lain. Kamu bisa mendapatkannya dengan menjadi volunteer, tergabung dalam komunitas sosial, atau memiliki pengalaman di organisasi nonprofit.
2. Sedikit pengalaman
Mayoritas perusahaan mencari calon karyawan yang memiliki pengalaman kerja praktis. Bahkan enggak sedikit yang menuntut pelamar kerja punya pengalaman minimal 1 tahun.
Jadi sebelum melamar kerja, coba pikirkan lagi pengalaman apa yang berhubungan dengan tujuan kariermu. Apakah kamu sudah punya pengalaman yang cukup? Jika belum, kamu bisa melamar untuk posisi magang, atau bekerja paruh waktu.
"Sekarang banyak perusahaan buat sistem magang untuk calon karyawan. Kalau perusahaan belum bikin, harus rajin bertanya dan menawarkan diri. Apalagi sekarang media sosial sudah marak. Jangan hanya tunggu peluang, tapi harus ciptakan peluang," jelas Pendiri OMG Creative Consulting, Yoris Sebastian.
ADVERTISEMENT
Sedangkan bagi kamu yang mengejar karier di bidang desain, komunikasi, sinematografi, atau periklanan, mulai bangun portfolio yang menarik. Salah satu caranya yakni mengambil pekerjaan lepas alias freelance.
3. Soft skill dan hard skill yang enggak seimbang
Enggak sedikit fresh graduate yang belum bisa menyeimbangkan soft skill dan hard skill-nya sehingga sulit mendapat pekerjaan. Misalnya, kamu memiliki keahlian di bidang teknologi, tapi kemampuan wawancara dan menulis resume-mu masih kurang. Akhirnya perusahaan enggak bisa menerima kamu.
So, jangan hanya fokus kepada hard skill. Perbanyaklah latihan di bidang soft skill, membaca referensi seputar melamar kerja, tanya orang-orang di sekitarmu yang sudah bekerja, dan bila perlu ikut seminar karier.
4. Enggak punya tujuan karier
ADVERTISEMENT
Terkadang, mahasiswa enggak punya alasan jelas kenapa ia masuk di jurusan tertentu. Ada yang hanya ikut-ikut teman, disuruh orang tua, atau karena jurusan itu sepi peminat.
Akibatnya ketika lulus, dia enggak tahu mau kerja apa, dan keahlian apa yang harus dimiliki untuk diterima di perusahaan tertentu. Sebagai fresh graduate, mulailah tentukan tujuan kariermu dan langkah apa yang akan kamu ambil untuk mencapainya.
5. Terlalu idealis
Masalah ini dialami oleh hampir semua lulusan kampus bergengsi. Tanpa pengalaman, mereka menginginkan gaji tinggi, lokasi strategis, waktu kerja yang fleksibel, hingga lingkungan kerja yang nyaman.
Survei yang dilakukan Jobstreet pada 2015 juga melaporkan bahwa 68 persen dari fresh graduate menginginkan gaji dan keuntungan yang enggak realistis. Sementara itu, 30 Persen di antaranya bahkan meminta gaji hingga belasan juta rupiah.
ADVERTISEMENT
Memang ada baiknya memilah-milih pekerjaan, namun kamu juga harus sesuaikan dengan keahlian dan pengalaman yang dimiliki. Idealisme penting, tapi realistis itu perlu.