5 Stereotip Mahasiswa Jurusan Kuliah Desain Grafis

15 Oktober 2019 10:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi seseorang sedang menggunakan laptop Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi seseorang sedang menggunakan laptop Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Jurusan kuliah Desain Grafis erat kaitannya dengan komposisi warna, gambar, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan visual.
ADVERTISEMENT
Eratnya kaitan antara mahasiswa jurusan kuliah Desain Grafis dengan menggambar, bikin mereka terjebak dalam stereotip yang belum tentu benar, lho.
Emangnya apa aja, ya, stereotip yang biasa didapat sama mahasiswa jurusan kuliah Desain Grafis? Nih, lima di antaranya.
Ilustrasi melukis Foto: rawpixel via Pixabay
Fahmi, mahasiswa Desain Grafis di Politeknik Negeri Jakarta mengatakan sering mendapat stereotip kalau tugas kuliahnya cuma gambar. Padahal, banyak ilmu dan konsep desain lain yang dipelajari.
“Ya, enggak salah kuliah gambar doang, tapi sebenarnya gambar merupakan proses dari desain. Justru, kami belajar gambar cuma di awal semester. Kayak anatomi, cara tarik garis yang benar, cara membuat sketsa agar dipahami oleh orang. Tapi, orang awam masih saja keliru tentang Desain Grafis,” jelas dia kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi bau badan Foto: Shutter Stock
Deadline yang menumpuk enggak jarang bikin mahasiswa jurusan kuliah Desain Grafis harus begadang. Nah, kalau udah begadang gini penampilannya jadi enggak kece, sampai dikira jarang mandi.
“Subjektif, sih, kalau soal cara dia berpakaian, atau jarang mandi. Misal ada tugas kampus, baru dikerjain malamnya, terus besok ada kelas pagi. Ya, udah, kadang-kadang suka enggak mandi, meminimalisir waktu," kata Adit, mahasiswa Desain Grafis di Bina Nusantara.
"Tapi, enggak sering juga, ah. Itu lagi kepepet doang. Kayaknya kalau ini bukan anak Desain Grafis doang, deh. Semua orang (mungkin) pernah mengalami. Hahaha,” lanjutnya.
Ilustrasi Gadget Foto: Shutter Stock
Rayhan, mahasiswa Desain Grafis di Bina Sarana Informatika mengatakan, kerap dicap serba mahal karena menggunakan barang-barang elektronik bermerek.
ADVERTISEMENT
“Padahal, tergantung dari orangnya juga. Terkadang, ada beberapa software desain yang fiturnya lebih lengkap di merek yang satu, dibandingkan merek lain. Bukannya membeda-bedakan, sih, tapi memang kenyataannya begitu,” tutur dia.
Ilustrasi Melukis Matryoshka Foto: Shutter Stock
Anak Desain Grafis juga enggak jarang dianggap cita-citanya cuma jadi seniman. Karena banyak yang mengira, kerjaannya cuma menggambar dan melukis.
Tapi, Adit enggak masalah dengan stereotip ini. Karena jadi seniman adalah profesi yang keren buat dia.
“Sering dapat candaan 'gambar mulu, mau jadi seniman, ya?’. Enggak apa-apa juga, sih, malah bangga dibilang seniman. Berarti, kan, gue orang yang kreatif, inovatif, atau mahir dalam bidang seni gitu,” kata Adit.
Ilustrasi kuliah Foto: Akson/unsplash
Jurusan kuliah yang berhubungan dengan Desain emang enggak cuma Desain Grafis. Ada juga Desain Interior, Desain Komunikasi Visual, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Tapi, ketidaktahuan orang bikin anak Desain Grafis disamakan dengan jurusan kuliah Desain lain.
“Gue kan jurusan Desain Grafis, mentang-mentang ada kata ‘desainnya', jadi orang anggap kayak desain segalanya gitu. Pernah, suatu ketika ada yang nanya gue bisa bikin desain perhiasan atau enggak. Lah, itu, kan, tugasnya Desain Produk. Walaupun bisa berkolaborasi tapi tetap bukan ranah gue,” beber Fahmi.
Reporter: Aulania Silviananda