5 Tanda Kamu Siap untuk Menikah Muda

8 Maret 2022 16:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pernikahan. Foto: thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pernikahan. Foto: thinkstock
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini Ustaz Yusuf Mansur mengungkapkan keinginannya agar anak sulungnya, Wirda Salamah Ulya atau yang dikenal Wirda Mansur, untuk menikah di usia muda. Pernyataan Ustaz Yusuf Mansur itu pun mendapat beragam tanggapan, baik yang setuju ataupun tidak.
ADVERTISEMENT
Perihal menikah di usia muda memang sering kali menjadi sebuah perdebatan, baik di antara keluarga atau pun para netizen. Tapi, sebenarnya enggak ada usia terbaik untuk menikah yang berlaku.
Bukan hanya itu, menikah di usia muda sering dianggap terlalu berisiko dan banyak sekali tantangannya. Sehingga, para pasangan yang memutuskan untuk menikah muda harus siap baik dari segi fisik maupun psikologis.
Dilansir Mindbodygreen, ada beberapa tanda yang memperlihatkan kalau kamu siap untuk menikah di usia muda.

Kamu paham perbedaan antara cinta sejati dan tergila-gila

Ilustrasi anak jatuh cinta. Foto: Shutter Stock
Ketika kamu sedang tergila-gila, kamu berharap untuk dapat merasakan cinta sepanjang waktu. Kamu berharap kalau pasanganmu adalah sosok yang sempurna dan mengharapkan perasaan jatuh cinta yang dapat bertahan selamanya.
ADVERTISEMENT
Ingat, ini bukanlah kenyataan. Jika kamu berada di fase ini, kamu belum siap untuk menikah.

Kamu siap untuk berduka mengakhiri masa lajang

Perempuan di Korea Selatan melawan tekanan sosial soal pernikahan dengan membuat gerakan #NoMarriage. Foto: Shutterstock
Ketika kamu siap untuk menikah, kamu sudah siap untuk menutup kemungkinan orang lain masuk ke hubunganmu. Kamu telah mengerti arti dari berkomitmen ke satu orang seumur hidup.
Untuk orang di usia berapa pun, berkomitmen adalah hal yang cukup sulit. Tapi, juga butuh perhatian khusus jika kamu belum punya banyak pengalamaan di dunia kencan.
Tanda kalau kamu siap untuk menikah adalah kamu mampu meluangkan waktumu untuk mengakui dan berduka kalau kamu harus mengucapkan selamat tinggal di suatu tahap kehidupan.

Alasanmu menikah bukan karena untuk merasa aman, berhasil, atau bebas

Ilustrasi wanita sudah menikah. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Kamu paham kalau bukan tugas pasanganmu untuk memenuhi segala keinginanmu, melengkapi, atau bahkan menyelematkanmu. Jika kamu menikah dengan harapan bahwa pernikahan akan menyelesaikan masalahmu, yang terbaik adalah menunggu dan tangani masalahmu sendiri terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kalau kamu menikah untuk menjauh dari orang tua atau untuk melewati batasan agama, lebih baik jangan menikah. Pernikahan bukanlah jalan keluar. Itu adalah komitmen terbesar yang akan kamu buat selain memiliki anak.
Pernikahan yang sehat mensyaratkan dua orang yang sehat dan utuh berkumpul untuk belajar dan menumbuhkan kapasitas untuk memberi dan menerima cinta. Sebelum menikah, pastikan juga kalau kamu merasa utuh dan lengkap, dengan atau pun tanpa pasangan.

Punya cara yang sehat untuk menangani konflik

com-Ilustrasi Pasangan Menikah Foto: Shutterstock
Kamu dan pasanganmu dapat dengan mudah membicarakan topik yang sulit. Kalian mungkin akan bertengkar sesekali dan itu normal. Jadi, kamu harus bisa selalu menghormati satu sama lain sehingga dapat mencapai kompromi yang sehat. Kurangnya komunikasi bisa mengikis hubungan dari waktu ke waktu enggak peduli seberapa besar cinta yang kamu rasakan.
ADVERTISEMENT

Kamu selaras dalam nilai-nilai inti

Ilustrasi Pasangan. Foto: Chompoo Suriyo/shutterstock
Kalian enggak harus menikmati hobi atau pun minat yang sama untuk punya pernikahan yang sehat. Tapi, kamu harus berada di halaman yang sama tentang agama, punya anak, uang, dan menghabiskan waktu bersama keluarga.
Kamu bahkan enggak harus menganut agama yang sama atau punya lifestyle yang sama. Tapi, kamu perlu tahu bagaimana kamu akan menangani masalah-masalah di masa depan tentang nilai-nilai penting ini.
Laporan Afifa Inak