6 Hal Menarik Tentang Wawancara Kerja di Jepang

13 Januari 2019 19:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Persiapan Sebelum Wawancara Kerja (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Persiapan Sebelum Wawancara Kerja (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Wawancara menjadi tahap yang paling krusial sebelum memasuki dunia kerja. Tak jarang kamu yang baru lulus kuliah (fresh graduate) dan mulai cari kerja bisa kebingungan menghadapinya. Seperti apa sih gambaran wawancara kerja ini?
ADVERTISEMENT
Buat kamu yang ingin tahu suasana wawancara kerja seperti apa, agaknya negara Jepang punya gambaran menarik. Dari mulai waktu wawancara yang panjang, sampai penerapan etika yang ketat, berikut enam hal menarik tentang wawancara kerja di Jepang sebagaimana dilansir Live Japan.
1. Wawancara kerja bisa berlangsung lama
‘Terjadi sebuah Masalah. Ini adalah Beberapa Opsi yang Saya Lakukan. Ini Alasan Saya Melakukannya dan Masalahnya Sudah Terselesaikan’ (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
‘Terjadi sebuah Masalah. Ini adalah Beberapa Opsi yang Saya Lakukan. Ini Alasan Saya Melakukannya dan Masalahnya Sudah Terselesaikan’ (Foto: Thinkstock)
Para perekrut di Jepang sangat berhati-hati untuk memilih karyawan. Mereka memilih langkah aman dengan menggali pengetahuan sedalam mungkin tentang calon karyawan. Kalau wawancara kerja di Indonesia kebanyakan hanya berlangsung rata-rata 15-30 menit, di Jepang kamu bisa menghabiskan 1 jam hanya untuk itu.
Justru, para pencari kerja di Jepang ketakutan kalau mereka hanya sebentar melakukan wawancara. Itu berarti, ada kemungkinan perekrut enggak tertarik dengan mereka.
ADVERTISEMENT
2. Hal-hal pribadi pun ditanya
Persiapan wawancara kerja (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Persiapan wawancara kerja (Foto: Thinkstock)
Mungkin saja kamu punya sejibun kemampuan yang bisa menunjang kinerja perusahaan. Tapi di Jepang, kepribadian pun ikut menentukan apakah kamu bisa direkrut atau enggak. Kamu mungkin bakal ditanya soal hobi, atau hal-hal personal lainnya (anime favorit, mungkin). Siapa tahu, dari hobi pun bisa menunjang kinerja perusahaan, kan?
3. Umur dan jenis kelamin wajib ada di CV
Apa CV-mu sudah benar? (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Apa CV-mu sudah benar? (Foto: Istimewa)
Di Amerika Serikat, mencantumkan identitas personal seperti umur dan jenis kelamin enggaklah wajib untuk menghindari diskriminasi di dunia kerja. Bila perusahaan memaksa meminta informasi tersebut, calon karyawan bisa menuntut di pengadilan.
Berbeda dengan di Jepang yang malah mewajibkan identitas tersebut dicantumkan. Sebab, format CV untuk melamar perusahaan di Jepang sudah diatur, sehingga kamu harus mencantumkan semua identitas yang diminta.
ADVERTISEMENT
4. Kamu akan ditanya tentang perusahaan yang akan kamu masuki
Ilustrasi Wawancara Kerja (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wawancara Kerja (Foto: Thinkstock)
“Bagaimana pendapatmu tentang perusahaan ini?” atau “Apa yang kamu sukai dari perusahaan ini?” Kamu akan mendapat pertanyaan-pertanyaan yang menguji sejauh apa kamu mengetahui perusahaan tersebut. Jadi pastikan kamu meriset dengan baik seluk beluk perusahaan sebelum wawancara, jangan asal saja.
5. Diwawancara oleh banyak orang sekaligus
Kenakan pakaian yang sopan. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Kenakan pakaian yang sopan. (Foto: Thinkstock)
Di Jepang, kamu bakal jarang menemui perekrut yang akan mewawancarai kamu seorang diri. Akan ada lebih dari satu pewawancara yang menanyaimu dari berbagai pendekatan dan karakter. Wawancara yang seperti ini akan menguji mentalmu sebagai calon karyawan dan melihat bagaimana kamu merespons tiap karakter orang yang berbeda.
6. Etika wawancara yang ketat
Tips sukses wawancara pekerjaan. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Tips sukses wawancara pekerjaan. (Foto: Thinkstock)
Sebaiknya berlatihlah mengenai etika ini sebelum mendatangi wawancara kerja di Jepang. Misalnya, kamu wajib mengucapkan ‘permisi’ sejak awal masuk ruangan wawancara. Kamu juga enggak boleh duduk sebelum dipersilakan.
ADVERTISEMENT
Meskipun terkesan sepele, etika seperti ini sangat penting diketahui agar kamu enggak salah bersikap saat bertemu klien atau rekan bisnis.