6 Pelajar SMA Ini Bawa Harum Indonesia di Ajang Olimpiade Matematika di Norwegia

19 Juli 2022 16:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim matematika Indonesia raih prestasi Internasional. Foto: Kemendikbud
zoom-in-whitePerbesar
Tim matematika Indonesia raih prestasi Internasional. Foto: Kemendikbud
ADVERTISEMENT
Kabar membanggakan datang dari para pelajar asal Indonesia. Keenam pelajar SMA yang tergabung dalam tim olimpiade matematika berhasil meraih prestasi di ajang International Mathematical Olympiad (IMO) ke-63 yang berlangsung di Oslo, Norwegia.
ADVERTISEMENT
Acara olimpiade sains tertua dan terbesar di dunia ini diikuti oleh 589 9 siswa dari 104 negara. Untuk tim asal Indonesia terdiri dari enam pelajar yang berasal dari enam sekolah berbeda.
Mereka adalah Rafael Kristoforus Yanto dari SMAK Penabur, Gading Serpong, berhasil menyabet medali perak. Lalu, empat medali perunggu masing-masing diraih Sandy Kristian Waluyo dari SMAK Penabur, Cirebon; Maulana Satya Adigama dari SMA Taruna Nusantara Jawa Tengah; Evelyn Lianto dari SMAK Mawar Sharon, Surabaya; dan Vanya Priscillia dari SMAK Petra 2, Surabaya. Adapun untuk penghargaan Honourable Mention diraih oleh Andrew Daniel Janong dari SMAK 5 Penabur, Jakarta.
“Hasil yang dicapai oleh siswa-siswa Indonesia dengan mendapatkan satu medali perak, empat medali perunggu dan satu honourable mention merupakan prestasi yang luar biasa di tengah berbagai keterbasan yang dialami dalam sistem pembinaan tim di masa pandemi ini,” kata Plt. Kepala Puspresnas, Kemendikbudristek, Asep Sukmayadi dikutip dari laman Kemendikbud, Selasa (19/7).
Tim matematika Indonesia raih prestasi Internasional. Foto: Kemendikbud
Dalam kompetisi tersebut, para peserta diminta untuk mengerjakan enam soal matematika yang masing-masing terdiri dari tiga soal per hari dan harus dikerjakan dalam waktu 4,5 jam yang meliputi empat bidang, yaitu: aljabar, kombinatorika, geometri, dan teori bilangan.
ADVERTISEMENT
Semua soal yang diberikan adalah soal-soal orisinal. Itu artinya, tipe soal tersebut belum pernah dikerjakan oleh siswa sebelumnya. Sehingga, untuk mengerjakan soal tersebut, para peserta dituntut untuk memiliki kecepatan dalam berpikir, ketenangan mental, serta kreativitas yang tinggi.
“Para peserta IMO ini, sebagaimana telah terbukti sebelumnya, di masa datang akan menjadi para ilmuwan, matematikawan, insinyur, dan ekonom yang memberikan kontribusi besar bagi kemajuan ilmu dan teknologi,” tambah Asep.
Menurut Koordinator Juri Matematika sekaligus dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB, Aleams Barra, ada perbaikan capaian nilai yang diraih tim Indonesia tahun ini dibanding sebelumnya. Tahun lalu, nilai total tim adalah 99, sedangkan pada tahun ini nilai totalnya adalah 151.
Tim matematika Indonesia raih prestasi Internasional. Foto: Kemendikbud
“Anak-anak sudah melakukan yang terbaik dan untuk Puspresnas, saya mengapresiasi juga karena telah mempersiapkan olimpiade ini," ujar Aleams.
ADVERTISEMENT
Aleams juga mengapresiasi capaian capaian kerja yang dilakukan para peserta lomba. Apalagi kata dia, ada salah satu peserta asal Indonesia, yaitu Rafael yang nyaris mendapatkan mendapatkan emas dan hanya terpaut dua angka. Begitupun Sandy yang nyaris mendapatkan Perak dan terpaut satu angka saja.
Aleams bercerita, selama ini para peserta IMO hanya mendapatkan pembinaan secara daring. Ia berharap, ke depannya pembinaan dilakukan secara luring, sebab pelatihan secara offline sangat penting bagi tim Matematika.
"Diskusi online selama ini menjadi tantangan tersendiri karena ilmu dari kakak-kakaknya yang mengikuti kompetisi sebelumnya tidak sepenuhnya turun ke adik-adiknya,” jelasnya.