9 Hal Menarik Dokter Wong Cilik Asal Indramayu

4 Desember 2017 15:27 WIB
clock
Diperbarui 21 Januari 2021 11:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Plang praktik dr Wijaya yang viral (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Plang praktik dr Wijaya yang viral (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Nama seorang dokter asal Indramayu, dr Wijaya, belakangan santer dibicarakan setelah papan praktik kliniknya viral di media sosial.
ADVERTISEMENT
Dalam keterangan di papan kliniknya, tertulis “Kanggo Wong Cilik,” yang artinya kliniknya itu ditujukan bagi orang-orang kecil.
Benar saja, nyatanya klinik kesehatan itu memang tidak mematok tarif tertentu. Ia hanya meletakan kotak amal di ruang pemeriksaan.
Sederhananya, bagi siapapun yang ingin menyumbangkan uang silakan, bagi yang tak mampu ya tak perlu menyumbang, alias gratis.
Di bawah ini, kumparan telah merangkum beberapa fakta mengenai dr Wijaya atau yang kerap disapa sebagai dokter wong cilik.
1. Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Universitas Gadjah Mada (UGM). (Foto: Facebook @UGMYogyakarta)
zoom-in-whitePerbesar
Universitas Gadjah Mada (UGM). (Foto: Facebook @UGMYogyakarta)
Dokter berusia 60 tahun ini menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada angkatan 1978.
Selepas kuliah di sana, ia merantau ke Minahasa dalam rangka mengikuti wajib kerja pada era pemerintahan Soeharto. Setelah itu, ia berkerja sebagai dokter di Departemen Pertahanan, hingga pensiun di tahun 2014.
ADVERTISEMENT
2.Tidak Mau Nama dan Fotonya Diviralkan
Praktik dr. Wijaya (Foto:  Rizki Baiquni Pratama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Praktik dr. Wijaya (Foto: Rizki Baiquni Pratama/kumparan)
Sebagai seorang dokter yang memberikan pelayanan kesehatan secara cuma-cuma, dr Wijaya menolak segala ketenaran yang bisa saja melekat pada dirinya.
Ia tidak ingin apa yang dilakukan olehnya menjadi ajang pamer. Baginya, berbuat baik itu tak perlu diumbar-umbar. Tidak perlu sampai membawa identitas. Yang terpenting, kata dia, perbuatan itu dapat bermanfaat bagi sesama.
“Saya tidak ingin diviralkan, terkenal, tersohor, terpublikasi, tidak ingin seperti itu,” ujarnya
“Jadi jangan pernah foto saya,” imbuhnya sambil tersenyum.
3. Menghapus Tulisan “Kanggo Wong Cilik” di Papan Klinik
Praktik dr. Wijaya (Foto:  Rizki Baiquni Pratama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Praktik dr. Wijaya (Foto: Rizki Baiquni Pratama/kumparan)
Semenjak namanya ramai dibicarakan di media sosial, dr Wijaya merasa bahwa ia harus menghentikan segala keriuhan tersebut. Dirinya tak ingin niat baiknya disalahartikan oleh orang lain.
ADVERTISEMENT
Cara yang ditempuh olehnya adalah dengan menutup deskripsi informasi di papan kliniknya dengan cat warna putih. Itu dilakukannya pada 20 November 2017.
Meskipun demikian, di dalam ruang tunggu pasien, masih terdapat spanduk besar mengenai deskripsi kliniknya. Di sana tertulis, “dr.S.Wijaya: Pengobatan Kanggo Wong Cilik”
4. Bukan Hanya Mengobati, tapi juga Berbagi Pakaian Bekas
Praktik dr. Wijaya (Foto:  Rizki Baiquni Pratama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Praktik dr. Wijaya (Foto: Rizki Baiquni Pratama/kumparan)
Selama menjalani praktiknya, dr Wijaya kerap berinteraksi dengan pasien-pasiennya. Pada titik itu, ia melihat bahwa pasien-pasiennya banyak yang mengenakan pakaian yang tidak layak.
“Dari situ saya tergerak dari rumah bawa pakaian-pakaian bekas gitu. Kan ada di depan tuh, satu pasien silakan ambil satu,” ujar dr Wijaya
5. Bantuan Masyarakat untuk Dokter Wong Cilik
Kebaikan yang dicontohkan dr Wijaya, nyatanya menular di masyarakat. Ia bercerita, banyak properti klinik seperti pintu, kulkas, meja, hingga marmer yang merupakan sumbangan dari masyarakat.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, masyarakat juga membantu menyumbangkan pakaian bekas untuk pasien dr Wijaya. Awalnya memang hanya seorang-dua orang, tetapi seiring berjalannya waktu, semakin banyak orang yang membantunya.
6. Semua Boleh Membantu, Asal...
Humanity (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Humanity (Foto: Pixabay)
Pada dasarnya, klinik wong cilik menerima bantuan dari siapa saja. Tidak peduli akan latar belakang identitas sosial.
Hanya saja, siapapun yang ingin membantu tak diperkenankan untuk menyebutkan nama, organisasi, agama, hingga preferensi politik. Bantuan yang diharapkan oleh dr Wijaya adalah bantuan yang diberikan murni atas nama kemanusiaan.
7. Punya Usaha Sampingan
Ilustrasi dokter. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dokter. (Foto: Pixabay)
Untuk menutupi biaya operasional dari klinik wong cilik, dr Wijaya rupanya bekerja di klinik lain.
Biasanya, selepas klinik wong cilik tutup pada pukul 13:00, ia akan segera menuju ke tempat klinik lainnya.
ADVERTISEMENT
8. Banyak Kabar Miring yang Menimpanya
Apa yang dilakukan olehnya, tak selamanya menuai tanggapan positif. Menurutnya, ada saja pihak yang kerap menyebar berita-berita miring atas kliniknya tersebut.
Mulai dari pihak yang mempertanyakan agamanya apa, menuduh kegiatannya didalangi oleh partai politik, caleg dan agama tertentu, hingga yang paling menyakitkan adalah dituduh sebagai antek Vatikan.
9. Ingin Mendirikan Klinik Serupa di Tempat Lain
Tempat praktik dr Wijaya (Foto: Nugraha Permana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tempat praktik dr Wijaya (Foto: Nugraha Permana/kumparan)
Dokter asal Indramayu ini berharap bahwa apa yang dilakukannya dapat menginspirasi banyak orang. Supaya banyak yang tergerak atas nama kemanusiaan.
Klinik wong cilik yang didirikan olehnya itu rupanya bukan tujuan akhir dari mimpinya. Sebab, ia memiliki cita-cita agar dapat mendirikan klinik seperti itu di tempat yang lain.
ADVERTISEMENT