Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Adidas dan Nike Saling Dukung untuk Lawan Rasialisme
2 Juni 2020 12:36 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 11:07 WIB
ADVERTISEMENT
Kematian laki-laki berdarah Afrika-Amerika, George Floyd, yang menyulut gelombang aksi protes melawan rasialisme, menyatukan Nike dan Adidas.
ADVERTISEMENT
Awalnya, Nike mengunggah sebuah video dengan keterangan "Mari menjadi bagian dari perubahan". Video itu menampilkan ajakan yang bertentangan dengan slogan "Just do it" milik brand asal Amerika Serikat tersebut.
"Untuk sekali ini, jangan lakukan. Jangan berpura-pura tidak ada masalah di Amerika. Jangan menutup mata pada rasialisme. Jangan terima saat hidup mereka yang tak bersalah diambil dari kita," tulis Nike.
"Jangan gunakan banyak alasan. Jangan berpikir ini tidak berpengaruh kepada hidupmu. Jangan diam. Jangan berpikir kamu tidak bisa menjadi bagian dari perubahan, " lanjutnya.
Sampai kini, video itu telah disukai oleh lebih dari 200 ribu akun Twitter dan di-retweet lebih dari 100 ribu akun. Salah satu akunnya ialah Adidas yang selama ini bersaing dengan Nike di industri streetwear dan olahraga.
ADVERTISEMENT
Brand asal Jerman itu mencuit ulang twit Nike dan menambahkan pesan persatuan.
"Bersama-sama adalah cara kita untuk maju ke depan. Bersama-sama adalah cara kita membuat perubahan," tulis Adidas.
Selain Adidas , brand sneakers Converse turut menyatakan dukungannya dengan merespons cuitan Nike.
Di sisi lain, Reebok juga mengeluarkan pesan untuk mendukung komunitas kulit hitam.
"Tanpa mereka, Reebok tidak akan ada. Amerika tidak akan ada," tulisnya.
Dukungan dari keempat brand ini menjadi respons dari kekerasan terhadap warga kulit hitam di Amerika Serikat yang terus berulang. "Black Lives Matter" dan "I Can't Breathe" menjadi slogan yang dibawa para pendemo saat berunjuk rasa di jalanan.
Aksi protes untuk melawan rasialisme tidak hanya menggema di Amerika Serikat, tapi juga menjalar ke seluruh dunia. Warga di beberapa negara menggelar aksi solidaritas, dari London di Inggris, hingga Auckland di Selandia Baru.
ADVERTISEMENT