Adri Nidji: Kolaborasi Penting untuk Band Rintisan Anak Muda

19 Desember 2018 8:17 WIB
clock
Diperbarui 21 Januari 2021 11:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Adri 'Nidji' (Foto: RSPN)
zoom-in-whitePerbesar
Adri 'Nidji' (Foto: RSPN)
ADVERTISEMENT
Terjun ke dunia musik dengan merintis band sejak masih di bangku sekolah mungkin jadi pilihan sebagian anak muda. Tampil di acara sekolah, pentas seni bergengsi, sampai ikut kompetisi, bisa menjadi jalan untuk memuluskan karier sebagai musisi.
ADVERTISEMENT
Tapi, ada, loh, hal yang enggak kalah penting untuk dilakukan. Salah satunya adalah kolaborasi. Hal tersebut langsung diungkapkan oleh drummer Nidji, Muhammad Adri Prakarsa.
"Kalau kita enggak kolaborasi, hari ini akan jadi basi. Karena jujur aja musisi itu kelemahannya satu, ketika dia sudah di stage atas itu merasa konsep dia paling bagus sementara kalau dari sisi penonton mungkin jenuh," katanya saat ditemui di Kemang, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Menurut Adri, kolaborasi berguna untuk menyegarkan konsep-konsep dalam bermusik yang mungkin kamu sendiri enggak pernah terpikirkan sebelumnya. Kolaborasi juga bisa memberikan inspirasi baru dalam berkarya.
"Gue udah pernah merasakan itu, ternyata kolaborasi itu asyik, ya, memunculkan warna baru yang kita enggak tahu, terutama untuk talenta-talenta muda, kan, perlu peran musisi lain yang mungkin lebih senior untuk mengangkat namanya sendiri, (tujuannya) mentoring, sih," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Adri menilai, dengan belajar dari para senior, band yang baru muncul enggak cuma tahu tentang konsepnya, tapi juga mendapat ilmu soal seluk-beluk dunia musik.
"Artinya, kan, gini. Kita sudah pernah kena jebakan batman di sini, dan di sana. Paling enggak (dengan mentoring) kita bisa kasih tahu, jangan ke sini, jangan ke situ. Kalau mau masuk label baiknya begini, kalau enggak masuk label begitu," kata cowo berumur 35 tahun itu.
Saat nge-band, anak-anak muda ditantang oleh Adri untuk membuat konsep baru yang terus berkembang. Enggak cuma mengikuti standard yang sudah ada, tapi juga bisa melakukan aransemen, sampai mengikuti selera.
"Band itu mungkin sama-sama bagus, tapi yang menentukan lagi, ya, seleranya. Karena musik itu justru sebuah selera. Jadi kadang dia seleranya sama dengan berjuta-juta orang, tapi ada juga yang mungkin seleranya cuma sama dengan ratusan orang. Kembali lagi musik enggak ada yang salah, musik adalah selera," pungkasnya.
ADVERTISEMENT