Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Agradaya, UMKM yang Gandeng Petani Lokal untuk Tembus Pasar Global
24 Agustus 2021 18:53 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Asri mendirikan Agradaya di 2014. Bisnisnya tersebut dimulai saat dia pindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Di tempat barunya, Asri melihat potensi usaha rempah yang tidak tergarap oleh para petani sekitar.
"Indonesia peringkat ke-3 untuk ekspor rempah, di bawah India dan Brasil. Cuma kondisi petani Indonesia enggak punya kualitas seragam yang sesuai industri mau. Dari sana aku otak-atik gimana produk petani ada nilai tambahannya," jelas dia, dalam UMKM Series kumparan episode 6 bertajuk Future UMKM: Olah Tradisi Lokal, Tembus Pasar Global, hari ini, Selasa (24/8).
Sebelum memiliki laboratorium seperti sekarang, perempuan yang punya latar belakang di bidang Teknik Kimia ini melakukan trial and error sendiri. Tujuannya supaya bisa direplikasi oleh para petani, hingga nantinya dapat menghasilkan produk rempah dengan kualitas lebih baik.
ADVERTISEMENT
Benar saja. Dari yang awalnya temulawak hanya dihargai Rp 800 per kilogram, setelah diolah sesuai standar, harganya bisa mencapai Rp 40 ribu-60 ribu per kilogramnya.
Gandeng Petani Lokal
Asri mengaku, dorongannya untuk mengembangkan Agradaya adalah para petani yang ada di sekitarnya. Saat itu dia berpikir agar benefit dari usaha tersebut bisa dirasakan oleh orang-orang di desa. Sehingga tidak perlu keluar karena sudah ada industri pengolahan di daerahnya.
Sampai akhirnya sekarang, Agradaya telah bekerja sama dengan petani di Yogyakarta dan Trenggalek.
"Di Yogyakarta ada lima kelompok tani semuanya perempuan, itu kami punya bonding kuat. Dari awal rintis Agradaya sama mereka. Jadi aku rasa trust sudah terbangun," katanya.
Kiat UMKM Agradaya Bisa Ekspor Produk
ADVERTISEMENT
Kini produk rempah dari Agradaya telah diekspor ke Australia sampai Belgia. Agar UMKM lain juga bisa melakukannya, Asri menyarankan jangan takut untuk melakukan trial and error. Sebab barang yang diproduksi harus punya kualitas.
"Kalau kualitas bagus, pasti barang dicari orang. Harus create produk sesuatu pasar," kata dia.
Selain itu menurutnya, ekspor adalah pekerjaan bersama dan sulit dilakukan pelaku UMKM seorang diri. Maka itu penting untuk networking, memperbanyak kenalan, dan mengikuti pelatihan.