Aktuaris, Profesi yang Jarang Dilirik tapi Menjanjikan di Masa Depan

21 Agustus 2018 15:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kerja (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kerja (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Ilmu Aktuaria merupakan salah satu bidang studi yang masih asing di telinga publik. Oleh karenanya, profesi Aktuaris pun masih tergolong langka di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, apa itu profesi Aktuaris? Menurut laman Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI), aktuaris adalah seorang ahli yang dapat mengaplikasikan teori matematika, probabilita, statistika, serta ilmu ekonomi dan keuangan.
Ilmu-ilmu ini digunakan untuk menyelesaikan berbagai persoalan aktual pada sebuah bisnis, khususnya yang berhubungan dengan risiko.
"Masalah bisnis tersebut dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi di masa depan, kemungkinan peristiwa tersebut terjadi, kapan peristiwa tersebut akan terjadi dan berapa jumlah dana yang perlu disisihkan untuk mengatasi biaya yang muncul jika peristiwa tersebut terjadi," menurut keterangan di laman PAI, seperti dikutip pada Selasa (21/8).
Seorang aktuaris umumnya bekerja di industri keuangan, seperti perusahaan asuransi jiwa, perusahaan asuransi umum, perusahaan asuransi kesehatan, dana pensiun, konsultan aktuaria dan investasi. Banyak pula aktuaris yang telah merambah di bidang lain terkait dengan pengelolaan risiko yang memerlukan kemampuan analisa dan logika yang kuat.
ADVERTISEMENT
Kebutuhan akan profesi Aktuaris di Indonesia sendiri kian meningkat. Namun perwakilan dari Persatuan Aktuaris Indonesia mengatakan jumlah aktuaris enggak sampai 500 orang.
"Aktuaris ini dapurnya asuransi. (Tapi) Jumlah aktuaris belum sampai 300 orang. Mungkin 30 persennya sudah lanjut usia," kata dia saat dihubungi kumparan.
5 Cara Mengambil Alih Karier Anda (Foto: Unspalsh)
zoom-in-whitePerbesar
5 Cara Mengambil Alih Karier Anda (Foto: Unspalsh)
Padahal, tenaga aktuaris dibutuhkan antara lain dalam pertumbuhan industri asuransi jiwa, asuransi dan imbalan kerja, serta dana pensiun yang membutuhkan keterlibatan aktuaris untuk pengelolaan risiko programnya.
Aktuaris di Indonesia umumnya bekerja pada bidang asuransi jiwa. Contoh pekerjaan aktuaris di asuransi jiwa adalah merancang produk-produk asuransi baru, menentukan tingkat premi, profitabilitas produk, menghitung tingkat solvabilitas perusahaan, nilai perusahaan (Appraisal Value dan Embedded Value), cadangan teknis, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan teknis regulator.
ADVERTISEMENT
Untuk menjadi seorang aktuaris, kamu harus melalui uji sertifikasi yang diselenggarakan oleh Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI). Terdapat dua tingkatan yakni tingkat pertama Associate (ASAI) dan kedua ialah Fellow (FSAI).
"Untuk gelar ASAI wajib mengikuti tujuh mata ujian. Kalau melanjutkan aktuaris penuh (FSAI) harus menambah tiga mata ujian lagi. Walaupun sudah lulus 10 mata ujian harus mengikuti pendidikan profesionalisme, bagaimana menjadi aktuaris, perilaku aktuaris, dan bagaimana melakukan pekerjaan aktuaris," jelasnya.
Seberapa Menjanjikan Profesi Aktuaris di Masa Depan?
Meski masih terdengar asing, seorang lulusan Aktuaria memiliki prospek karier yang menjanjikan. Terlebih karena saingannya masih sedikit, yakni hanya sekitar 40 lulusan Aktuaria tiap tahunnya.
Pemerintah Indonesia sendiri telah mewajibkan setiap perusahaan asuransi memiliki minimal satu orang aktuaris. Hal ini diperkuat oleh Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 426/KMK.06/2003 dalam pasal 3 ayat 16 yang menyebut tiap perusahaan asuransi jiwa harus mengangkat minimal satu aktuaris yang sudah tersertifikasi.
ADVERTISEMENT
Seorang konsultan pendidikan, Ina Liem, dalam bukunya berjudul '7 Jurusan Bergaji Besar' memaparkan bahwa seorang aktuaris di awal kariernya dengan jabatan Actuarial Analyst dapat menerima gaji sekitar Rp 4 sampai Rp 7 juta.
Gaji tersebut meningkat seiring naiknya jabatan ke jenjang selanjutnya yakni Associate Actuary, Appointed Actuary, dan akhirnya Chief Actuary.
Bahkan menurut laman Top Universities, rata-rata gaji seorang aktuaris di Amerika Serikat mencapai USD 82,735 atau Rp 1,2 miliar per tahunnya. Sedangkan di Inggris, gaji seorang aktuaris sekitar 53,723 poundsterling atau Rp 1 miliar.
Ilustrasi suasana kerja (Foto: Pexels/ Start Up Stock Photos)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi suasana kerja (Foto: Pexels/ Start Up Stock Photos)
Namun begitu, jumlah tenaga Aktuaris di Indonesia masih sedikit, sehingga peluang karier bagi luusan Aktuaria terbuka lebar.
"Tenaga aktuaris di Indonesia masih rendah, sedangkan kebutuhan masyarakat akan perlindungan jiwa dan kesehatan diprediksi akan terus meningkat," kata mantan Ketua Umum Persatuan Aktuaris Indonesia, Rianto Djojosugito, dilansir Antara, Selasa (21/8).
ADVERTISEMENT
Menurut Rianto, setiap tahun Indonesia baru bisa menciptakan sekitar 40 aktuaris. Mendukung pernyataan dari Rianto, mantan Deputi Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Edy Setiadi,mengatakan bahwa saat ini di Indonesia ada sekitar 107 perusahaan asuransi yang semuanya membutuhkan tenaga aktuaris.
Hal tersebut belum termasuk perusahaan bidang lain yang membutuhkan aktuaris, sehingga perkiraan kebutuhan seribu tenaga aktuaris itu adalah angka minimum dalam setahun.
Jadi, apakah kamu tertarik?