Alasan Musik Dangdut Kian Digandrungi Anak Muda

5 Maret 2021 13:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tren musik dangdut di kalangan anak muda. Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tren musik dangdut di kalangan anak muda. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Melihat anak muda berusia belasan hingga awal 20-an datang ke konser dangdut belakangan ini sudah jadi hal lumrah. Ya, kini generasi muda tak terkecuali milenial dan gen Z justru mulai menggandrungi genre yang dulu lebih lekat dengan musik ‘orang tua’ ini.
Platform streaming musik JOOX memprediksi bahwa genre dangdut, terutama yang beraliran koplo remix akan jadi tren dan semakin diminati di sepanjang 2021. Meluasnya minat masyarakat terhadap beragam genre, pergeseran preferensi dan kebiasaan dalam mendengarkan musik, hingga kehadiran berbagai platform streaming musik di Indonesia menjadi beberapa faktornya.
Bukan hanya itu, saat membuka media sosial, tak sedikit konten-konten video yang menjadikan instrumen musik dangdut sebagai latar belakangnya. Bahkan, konten berisi cover lagu dangdut pun jadi tren di kalangan musisi lintas genre. Sebut saja penyanyi pop jebolan sebuah ajang pencarian bakat, Tiara Andini, yang popularitasnya makin meledak setelah menyanyikan lagu Pamer Bojo milik mendiang Didi Kempot.
Menilik agak ke belakang, tren dangdut yang meningkat di kalangan anak muda tidak bisa lepas dari adanya berbagai penyesuaian dari penyanyi sendiri. Pada tahun 2018, penyanyi yang saat itu menjadi pendatang baru di dunia dangdut, Via Vallen, mendapat pujian karena penampilannya di opening dan closing ceremony Asian Games.
Via Vallen mengubah stigma musik dangdut menjadi lebih modern dan dinikmati semua kalangan. Ditambah suara Via yang bernuansa jazzy serta penampilannya yang selalu stylist, memberi warna tersendiri di dunia dangdut.
Sosok mendiang Didi Kempot yang dikenal sebagai ‘The Godfather of Broken Heart’ juga tidak boleh dilupakan. Lagu-lagu campursari bertema percintaan dan patah hati disebut sangat menggambarkan suasana hati anak muda yang dimabuk asmara. Itu sebabnya, ada istilah ‘Sobat Ambyar’ di kalangan pendengar lagu-lagu patah hati Didi Kempot.
Boleh dibilang, tren positif ini menjadi gerbang pembuka bagi banyaknya penyanyi muda pendatang baru yang kini jadi idola baru generasi muda. Sebut saja Syahiba Saufa, Lala Widy, dan Ilux yang populer berkat lagu Mundur Alon-Alon.
Ilux, salah satu penyanyi dangdut pendatang baru yang populer berkat lagu Mundur Alon-alon. Foto: Dok. JOOX
Sebagai pendatang baru, Ilux mengakui bahwa semakin banyaknya orang yang mendengarkan musik dangdut ikut membawa dampak positif baginya. Bila dulu penikmat genre musik ini sangat terbatas, kini gen Z pun tidak malu menunjukkan kekagumannya akan dangdut.
“(Musik dangdut) makin maju pastinya ya, secara garis besar dangdut bukan hanya untuk orang Jawa tapi semua kalangan menikmati dan sekarang orang sudah tidak malu-malu untuk nyanyi dangdut,” ungkapnya kepada kumparan.
“Menurut aku sih, dangdut sekarang amazing. Aku salah satu yang beruntung bisa seperti ini dari lagu lagu dangdut ku dan semakin di kenal bukan hanya di Banyuwangi,” tambah Syahiba Saufa.

Kemajuan teknologi yang memperluas referensi musik masyarakat

Tidak bisa dipungkiri, teknologi punya andil besar membuat musik makin berkembang, tak terkecuali dangdut. Seperti yang sudah dijelaskan, saat membuka berbagai media sosial hingga layanan streaming video, tak sedikit konten yang menjadikan dangdut sebagai highlight-nya.
Selain itu, kita tentu tidak boleh melupakan adanya layanan streaming musik legal yang membuat referensi masyarakat untuk mendengarkan musik semakin luas. Mungkin yang tadinya hanya iseng mendengarkan musik dangdut, jadi ketagihan dan akhirnya merekomendasikannya ke teman dekat.
Tampilan platform layanan streaming musik JOOX (Apple App Store dan Google Play Store). Foto: Dok. JOOX
Bahkan di masa pandemi seperti saat ini, layanan streaming musik menjadi penolong bagi penyanyi dangdut untuk memperkenalkan karya barunya. Pertunjukkan yang biasanya dilakukan secara offline, beralih ke online interaktif. Masyarakat pun tak hanya bisa tetap menikmatinya di tengah segala keterbatasan, tapi juga lebih dekat dengan penyanyi favoritnya.
Hal ini pun dirasakan oleh Lala Widy. Berkat adanya kemudahan streaming musik di mana saja, ia tetap bisa berkarya di masa pandemi. “Karena aku besar di panggungan (orkes) mau enggak mau pandemi ini menyusahkan untuk berkarya dan menghibur. Palingan aku lewat acara streaming atau live social media gitu,”
Bahkan bagi Syahiba, kemudahan masyarakat mengakses layanan streaming menjadi titik balik kariernya hingga bisa meraih sukses seperti sekarang.
“Saya sendiri sekarang sangat berterima kasih, karena platform-platform ini sangat membantu pendengar aku di Indonesia maupun di luar negeri. Kalau karier, platform digital streaming menjadi salah satu yang membesarkan nama saya sampai sekarang,” kata Syahiba.

Persaingan di tengah tren dangdut modern

Di sisi lain, meski musik dangdut kini lebih diterima masyarakat, ada tantangan yang tetap harus dihadapi oleh musisi dangdut. Apalagi kalau bukan persaingan penyanyi pendatang baru yang semakin ketat.
Dengan semakin banyaknya penikmat dangdut, para musisi pun dituntut untuk bisa mempersembahkan karya ciamik yang bisa diterima banyak orang, tapi tetap menonjolkan ciri khas untuk menggaet penggemar. Ilux, Lala Widy, dan Syahiba Saufa tak menampik adanya persaingan yang ketat di industri dangdut. Setiap penyanyi pun berusaha memberikan yang terbaik bagi penggemarnya.
Namun bukannya menyerah, mereka menjadikan situasi ini sebagai suatu kesempatan untuk menciptakan karya-karya yang lebih baik lagi. Ya, Ilux menyiasati persaingan ini dengan aktif memberikan karya terbaru bagi penggemarnya.
“Kalau dari saya sendiri lebih memutuskan untuk memperbanyak lagu, baik karya saya sendiri atau ciptaan orang lain,” ucapnya.
Semakin banyaknya dukungan ditambah sarana untuk menyebarkan karya-karya terbaru penyanyi dangdut membuat mereka semakin optimis dengan perkembangan genre ini di masa depan.
JOOX misalnya, yang baru-baru ini menghadirkan program ‘Orkes Musik Dangdut’ atau OM Dangdut sebagai salah satu rangkaian kampanye ‘Rumah Jagoan Lokal’ untuk mendukung musisi lokal dari berbagai daerah, sekaligus menghadirkan konten musik yang relevan dengan masyarakat.
Melalui OM Dangdut, Ilux, Lala Widy, Syahiba Saufa dan 9 musisi dangdut lokal lainnya dari berbagai daerah akan membuat konten musik eksklusif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sekaligus mendukung musisi lokal agar bisa terus berkarya.
Program Orkes Musik Dangdut menggandeng musisi dangdut muda yang sedang naik daun untuk menyuguhkan lagu original di JOOX. Foto: Dok. JOOX
Pada fase pertama kolaborasi Orkes Musik Dangdut, JOOX menggandeng musisi dangdut yang sedang naik daun, seperti Ndarboy Genk, Tasya Rosmala, Lusiana Malala X Andi Mbendol dan Lala Widy untuk menyuguhkan lagu original yang telah rilis sejak 11 Desember lalu secara eksklusif di aplikasi JOOX. Di fase kedua yang sudah hadir di JOOX sejak Februari 2021, giliran Syahiba Saufa, Ilux, Vita Alvia, dan NDX AKA yang akan unjuk karya.
OM Dangdut juga menghadirkan konten-konten menarik sebagai bentuk dukungan terhadap musisi dangdut lokal dan persembahan untuk penggemar dangdut Indonesia, mulai dari Dangdut Virtual Concert, Dangdut Weekly Top Chart, Kompetisi Karaoke Musik Dangdut, dan 200 katalog musik dangdut di ‘Megadut JOOX’.
Dengan berbagai kemudahan yang kini bisa kita nikmati, bukan tidak mungkin di masa depan, dangdut tak hanya semakin digandrungi, tapi juga bisa menjadi musik yang memimpin di negeri sendiri dan mengharumkan nama bangsa.
“Aku sih, berharap musik dangdut berkembang lebih dari sekarang dan mendapatkan apresiasi dari pemerintah. Karena sedikit banyak, dangdut itu merupakan jati diri indonesia, lho,” pungkas Lala.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan JOOX