Apa Benar Laki-laki Lebih Cenderung Selingkuh? Mari Periksa Datanya

22 September 2022 12:30 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pasangan Selingkuh Foto: Dok. Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pasangan Selingkuh Foto: Dok. Shutterstock
ADVERTISEMENT
Caption ini muncul dalam salah satu potret pernikahan Wendy Walters bersama Reza Arap di Instagram @wendywalters. Iya, caption itu diubah Wendy dari yang sebelumnya bertuliskan "21.02.2021 ❤️" menjadi keterangan yang menohok, buntut dari isu Reza Arap selingkuh ramai diperbincangkan.
ADVERTISEMENT
Banyak publik tak menyangka dengan tindakan Arap, sebab ia membangun citra di media sosial yang begitu branding love his wife alias sangat bucin ke Wendy.
Reza Arap dan Wendy Walters. Foto: Instagram/@ybrap
Di waktu yang hampir sama isu perselingkuhan juga meramaikan jagat internasional, lantaran tabiat tak biasa dari vokalis dari Maroon 5, Adam Levine dengan seorang selebgram sekaligus seleb TikTok bernama Sumner Stroh. Adam Levine disebut mengkhianati istrinya, Behati Prinsloo.
Kedua isu selingkuh ini memiliki permulaan yang sama, yaitu dimulai dari laki-laki.
Ramai-ramai di Twitter, banyak netizen menyukai cuitan @ripbotttt yang berisi "Arap dan Levine yang selingkuh, cewe pasti beranggapan semua cowo sama aja". Lantas, apakah asumsi laki-laki lebih sering selingkuh itu benar?

Perselingkuhan Didominasi Laki-laki

ADVERTISEMENT
Berdasarkan penelusuran kumparan, ada sebuah hasil penelitian menarik dari General Social Survey (GSS). Survei itu menunjukkan bahwa laki-laki tercatat lebih aktif melakukan perselingkuhan berupa aktivitas seks dengan orang lain dibandingkan dengan pasangan dalam pernikahannya sendiri.
Dari 100 persen responden laki-laki, terdapat 20 persen di antaranya melakukan perselingkuhan. Sementara, perempuan yang berselingkuh mencapai 13 persen. Survei ini dilakukan di Amerika Serikat sepanjang 2010-2016.
Seorang terapis dan penulis buku Out of the Doghouse: A Step-by-Step Relationship-Saving Guide for Men Caught Cheating, Robert Weiss, melihat laki-laki memang secara umum memiliki kecenderungan selingkuh.
Meski begitu, kata Weiss, laki-laki banyak mengeklaim tetap bertanggung jawab dan membangun komitmen meski sudah berselingkuh. Namun, sulit bagi laki-laki memperbaiki kerusakan yang telah ditimbulkan oleh perselingkuhan.
Infografik 9 Tanda Pasangan Selingkuh! Foto: kumparan
Menurut Weiss, laki-laki sebenarnya sadar bahwa mereka punya perilaku yang buruk terhadap pasangannya sendiri. Sebab, kata dia, laki-laki melihat seks yang dilakukan bukan dengan pasangannya tak begitu bermakna. Oleh sebab itu, Weiss menilai bahwa ada mentalitas "itu cuma seks" yang menjadikan selingkuh terjadi berulang kali.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Tammy Nelson yang juga seorang terapis dan penulis buku When You’re The One Who Cheats, perempuan "lebih sedikit" melakukan perselingkuhan juga tidak bisa diklaim begitu saja.
Menurut Tammy, bisa saja hal ini karena banyak hubungan perempuan di luar pasangannya yang tidak terungkap. Pasalnya, perempuan sering kali mendapatkan penghakiman publik yang lebih besar ketika ketahuan berselingkuh.
Tak hanya itu, perempuan juga harus menanggung dampak seperti kehilangan dukungan finansial dari suami, mempertaruhkan kehilangan anak-anaknya, bahkan di beberapa negara harus sampai mempertaruhkan nyawa.

Latar Belakang Orang yang Berselingkuh

Perselingkuhan memang bisa terjadi dengan berbagai alasan, baik dari sisi kebutuhan psikologis maupun kebutuhan seksual. Tapi, ini adalah hal-hal yang sebenarnya bisa dikontrol. Itu pun tergantung pada value, misalnya, dalam bentuk pengetahuan yang dimiliki oleh setiap orang. Pendidikan seseorang seharusnya bisa jadi mempengaruhi dirinya dalam menilai sikap perselingkuhan.
ADVERTISEMENT
Ternyata, anggapan ini tak 100 persen benar. Hasil survei GGS justru menunjukkan hal yang menarik. Bahkan, gelar sarjana yang disandang seseorang justru bukan jadi alasan kuat untuk tidak melakukan perselingkuhan.
Terlihat bahwa hasil penelitiannya menunjukkan persentase sarjana yang melakukan perselingkuhan bisa capai 18 persen, justru lebih tinggi dibandingkan mereka yang hanya lulusan SMA, yakni 15 persen.
Selain jenis kelamin dan jenjang pendidikan, banyaknya seseorang melakukan ibadah juga jadi sorotan GGS untuk meneliti perlakuan selingkuh ini. Unik, ya!
Terlihat, seseorang yang beribadah hanya 1 kali setahun, justru menyumbang angka perselingkuhan sebanyak 19 persen, sedangkan orang-orang yang beribadah seminggu sekali dan sebulan sekali itu persentasenya lebih sedikit, yakni 14 persen. Jangan lupa rajin beribadah dan merenungkan perilaku buruk itu ya!
ADVERTISEMENT
Dari macam-macam latar belakang tersebut, ternyata tingkat pendidikan yang tinggi tidak menjamin seseorang tak berselingkuh. Sementara, kedekatan seseorang dengan Tuhan bisa jadi penangkal mereka untuk tidak melakukan perselingkuhan.
Tapi uniknya, ada orang-orang yang justru mengakui telah terjadi perselingkuhan. Mereka pun punya beberapa alasan untuk mengakuinya.

Nestapa di Balik Peselingkuhan

Dari laporan Health Testing Center, ada berbagai macam alasan seseorang untuk mengakui perselingkuhannya. Perasaan bersalah, jadi alasan yang kuat untuk mengakui perselingkuhan yang angkanya mencapai 47 persen. Kemudian, disusul tak suka dengan hubungan bersama si selingkuhannya, menjadi alasan nomor 2 terbesar perselingkuhan terungkap, yaitu sebesar 39,8 persen.
Keberanian untuk mengakui kesalahan ini patut diacungi jempol, ya. Tapi, kemungkinan akhir hubungannya hanya ada dua, terus bersama atau justru memilih untuk berpisah.
ADVERTISEMENT
Ternyata 54,5 persen hubungan memilih berpisah pasca-ketahuan. Sedangkan, 30 persennya mencoba bertahan, tapi gagal. Sisanya, 16,5 persen justru memilih tetap bersama. Hm, kira-kira alasannya bertahan apa, ya? Mungkin bagi kelompok ibu-ibu, seperti yang sempat disebutkan sebelumnya. Banyak dari mereka yang mempertahankan ikatan pernikahan demi anak-anak atau keutuhan rumah tangga.
Yang semakin mengerikan, laki-laki yang memilih selingkuh, 64 persen dari mereka tak menggunakan pengaman atau kondom ketika berhubungan badan.
Data soal pemakaian kondom ini pun kian menarik. Pasalnya, berdasarkan data dari Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, menyebut ibu rumah tangga (IRT) justru jadi korban terbanyak penderita HIV/AIDS.
Data kumulatif ini mencatat bahwa sampai dengan Juni 2016 ada 11.655 orang IRT mengidap acquired immune deficiency syndrome (AIDS), sementara hanya ada 2.818 orang pekerja seks komersial (PSK) yang mengidap AIDS.
ADVERTISEMENT
Perselingkuhan memberi luka batin hingga fisik bagi korbannya. Bak kisah sedih Layangan Putus, Kinan dan Aris, perselingkuhan sangatlah menyakitkan
Lalu, menurut kamu penyebab orang berselingkuh itu apa sih? Apakah kamu juga pernah terpikirkan untuk selingkuh?
Reporter: Tri Vosa Ginting