Atasi Krisis Air Bersih, Mahasiswa UGM Bikin Alat agar Air Hujan Bisa Diminum

12 Oktober 2023 16:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahasiswa UGM buat alat pengolah air hujan jadi air minum. Foto: Dok. UGM
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa UGM buat alat pengolah air hujan jadi air minum. Foto: Dok. UGM
ADVERTISEMENT
Pengelolaan air hujan sering kali terabaikan, bahkan kebanyakan orang menganggapnya sebagai sesuatu yang hanya akan berakhir di selokan atau saluran pembuangan. Namun, keempat mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) telah membuktikan bahwa air hujan dapat diubah menjadi sumber air minum yang layak.
ADVERTISEMENT
Mereka adalah Ademas Alam Pangestu dan Theophylus Yestra Pratama mahasiswa D4 Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol, Salsabila Shafa Qorisu mahasiswa S1 Farmasi, dan Hendrikus Bagas Pangestu mahasiswa D4 Teknologi Rekayasa Elektro.
Mereka berhasil mengubah air hujan menjadi air minum yang layak dikonsumsi lewat sebuah alat yang mereka rancang yaitu Toya Wening yang berbasis Rain Water Harvesting dan Water Electrolysis.
Dalam proses pembuatannya, mereka dibimbing oleh Maun Budiyanto. Sementara untuk pendaannya mereka didanai lewat pendanaan dari Program Kreativitas Mahasiswa Karya Inovasi (PKM-KI) Kemendikbud Ristek 2023.
Ilustrasi hujan deras. Foto: Shutterstock
Alat ini dikembangkan dengan tiga fitur utama, yaitu pemanenan, penampungan, dan elektrolisis. Selain itu, produk Toya Wening dilengkapi sistem monitoring nilai pH dan UV Sterilizer untuk proses filtrasi dan sterilisasi air.
ADVERTISEMENT
“Melalui berbagai proses ini, air hujan yang semula tidak memenuhi standar layak minum, menjadi air yang layak untuk dikonsumsi karena produk Toya Wening ini didesain dengan mempertimbangkan syarat-syarat kelayakan air minum,” kata Ademas dikutip dari laman UGM, Kamis (12/10).
Pembuatan alat ini berangkat dari keprihatinan Ademas dan juga teman-temannya melihat masih banyak masyarakat yang sulit mendapatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan menurut Data Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Yogyakarta beberapa sumur warga juga tak layak konsumsi, kualitas air sungai dan embung diduga tercemar karena melewati ambang batas baku mutu.
Maun Budidyanto mengatakan produk Toya Wening telah melalui tahap pengujian kualitas air bersih dan minum di Laboratorium Hidrologi dan Klimatologi Lingkungan untuk menjamin kualitas air hasil olahan produk ini. Ia berharap alat Toya Wening mampu menjangkau masyarakat di berbagai kalangan dan menjadi solusi terhadap permasalahan krisis air bersih pada masa mendatang.
ADVERTISEMENT