Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Awal Mula 88rising, Nasi, dan Misi Mengenalkan Budaya Indonesia
18 Desember 2020 16:15 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 11:02 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Awalnya, 88rising cuma terdiri dari sekelompok kecil orang yang melakukan segala hal secara mandiri. Tapi kini sudah menjadi perusahaan musik terbesar dan paling berpengaruh dalam sejarah, yang menghubungkan budaya anak muda di belahan Timur dunia dengan audiens Barat.
Awal Mula 88rising
Sean Miyashiro sebagai Founder menuturkan, awalnya 88rising disebut Rise. Nama itu tercetus begitu saja karena dia harus terburu-buru mencari nama bagi perusahaan barunya.
"Aku enggak pernah punya pengalaman bikin perusahaan. Saat itu aku berpikir, salah satu hal yang paling identik sama budaya Asia adalah nasi (dalam bahasa Inggris, 'rice'). Yang pasti pada akhirnya kami ganti namanya," tutur Miyashiro di ICON 2020 , hari ini, Jumat (18/12).
Saat itu ia dan tim terus mencari nama yang berhubungan dengan budaya Asia, tanpa terlalu gamblang. Akhirnya, mereka menggunakan 88 yang dipercaya sebagai nomor keberuntungan.
ADVERTISEMENT
Tapi, kata 'rising' yang mengikuti 88 baru tercetus saat salah seorang teman Miyashiro mengusulkannya.
"Kami waktu itu hanya, '88 blank (kosong)'. Terus seorang teman bilang, namanya harus 88rising karena lebih baik kami terus bangkit (rising) daripada jatuh (falling)," lanjut dia.
Selain nama, konsep 88rising juga berubah dari hanya konten menjadi musik. Miyashiro mengatakan ini adalah transisi yang berjalan alami, karena banyak pihak yang bekerja sama dengan perusahaannya merupakan seorang musisi.
Musik juga dinilai bisa menjangkau secara lebih luas, berbeda dengan mengunggah konten tulisan atau video. "Kamu merasakan sesuatu dari musik, dan musisi yang menciptakannya juga mewakilkan sesuatu," ucapnya.
Dari satu lagu ke lagu lainnya, dari satu musisi ke musisi yang baru, nama 88rising kian dikenal. Miyashiro juga mengatakan banyak orang langsung tersadar bahwa di perusahaannya itu, semua talenta merupakan orang Asia dari berbagai negara.
Luapan energi yang didapat dari kepopuleran 88rising berubah menjadi sebuah tanggung jawab untuk terus maju.
ADVERTISEMENT
Miyashiro sadar, bahwa apa yang dia ciptakan adalah sesuatu yang baru dan berdampak besar, khususnya bagi anak muda Asia.
"Aku lahir dan besar di AS. Sebelum 88rising, anak-anak muda Asia enggak punya apa-apa. Sebelum Crazy Rich Asian juga di Hollywood enggak ada apa-apa. Jadi apa yang kami punya ini benar-benar baru. Tapi aku suka jadi yang pertama. Bagiku menjadi yang ke-2 sama aja kayak terakhir," ujar dia.
Mengenalkan Budaya Indonesia
Rich Brian, NIKI, dan Stephanie Poetri menjadi musisi naungan 88rising yang lahir dan besar di Indonesia . Secara otomatis, popularitas mereka turut mendongkrak nama negaranya.
Dulu mungkin orang hanya mendengar tentang Indonesia, apalagi karena jaraknya yang jauh dari AS dan mungkin enggak ada alasan buat menguliknya. Maka itu bagi Miyashiro, ini adalah salah satu kekuatan dari musik.
ADVERTISEMENT
"(Karena) harus ada alasan buat ngulik suatu budaya, ya, lewat orang-orangnya. Rich Brian, NIKI, dan Stephanie adalah anak-anak muda hebat yang sangat bangga jadi orang Indonesia," terangnya.
Bersama GDP Venture, ia juga tengah mengerjakan proyek bernama Hello Indonesia yang rencananya bakal diluncurkan pada Januari 2021.
Hello Indonesia adalah proyek untuk mengajak orang-orang dari luar negeri untuk menyelami dan mengenal budaya Indonesia, lewat beragam konten digital yang dipandu sama orang Indonesia.
Artis 88rising lainnya yang bukan dari Indonesia juga bakal terlibat di proyek tersebut.