Benarkah AI Bisa Gantikan Pekerjaan Manusia? Ini 7 Contoh Produknya

13 April 2023 11:39 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Artificial Intelligence (AI). Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Artificial Intelligence (AI). Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini publik diramaikan hadirnya ChatGPT yang dibuat laboratorium penelitian kecerdasan buatan yang disebut OpenAI.
ADVERTISEMENT
Hadirnya ChatGPT membuat kita semua lebih mudah mengakses informasi dan memberikan saran yang berguna. Tentunya hadirnya ChatGPT memudahkan manusia dalam menyelesaikan berbagai masalah dan lini pekerjaan.
Selain ChatGPT, banyak produk Artificial Intelligence (AI) lainnya yang sebenarnya telah lama hadir mengisi hari-hari kita. Beberapa di antara kita mungkin masih belum menyadari bahwa produk-produk yang biasa digunakan saat bekerja itu adalah produk AI.
Lantas, apa saja produk-produk AI tersebut dan apa makna AI sebenarnya? Yuk, simak penjelasannya!

Apa itu AI?

com-Ilustrasi Artificial Intelligence (AI). Foto: Shutterstock
Artificial Intelligence (AI) adalah simulasi dari kecerdasan yang dimiliki manusia yang dimodelkan di dalam mesin dan diprogram agar bisa berpikir seperti halnya manusia.
Dengan kata lain AI merupakan sistem komputer yang bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan yang umumnya memerlukan tenaga manusia atau kecerdasan manusia untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
ADVERTISEMENT
Seperti manusia, AI membutuhkan pengalaman dan data supaya kecerdasannya bisa lebih baik lagi. Poin penting dalam proses AI adalah learning, reasoning dan self correction.
AI perlu belajar untuk memperkaya pengetahuannya berdasarkan pengalaman AI saat digunakan oleh manusia.
Saat ini hampir semua perangkat komputer atau teknologi modern telah banyak menerapkan kecerdasan buatan. Contoh kecilnya, AI bisa kamu rasakan saat menggunakan smartphone melalui asisten virtual Google atau Siri.

Contoh-Contoh Produk AI

1. Media Sosial
Ilustrasi sosial media. Foto: Shutter Stock
Media sosial tak lepas dari kecerdasan buatan yang dipakai untuk mengurasi konten dan memberikan rekomendasi sesuai dengan preferensi pengguna.
Contoh nyatanya adalah bagaimana laman explore Instagram kamu bisa memberikan rekomendasi konten berdasarkan postingan yang kerap kamu lihat, sukai, bagikan, dan berikan komentar. Kecerdasan buatan ini bisa kamu dapatkan pengalamannya di TikTok, Twitter, dan Facebook.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, YouTube dan layanan streaming musik online, yakni Spotify, pun telah membenamkan kecerdasan buatan yang sama demi bisa menemukan rekomendasi video dan lagu yang sudah dipersonalisasi untuk tiap pengguna. Dengan begitu, aplikasi ini bisa menjaga pengguna untuk berlama-lama di platform-nya.
2. Situs cek plagiarisme
Ilustrasi Plagiat. Foto: Getty Images
Di dunia akademisi, tulisan yang plagiat tidak bisa ditolerir. Sebuah karya tentunya mengedepankan suatu orisinalitas. Maka dari itu terkadang kamu membutuhkan situs dan aplikasi pemeriksaan plagiarisme untuk mendeteksi adanya plagiasi.
Perangkat lunak pengidentifikasi plagiarisme akan memeriksa dokumen dan membandingkannya dengan data yang tersedia di internet.
Kalimat yang berbenturan dengan data yang sudah ada sebelumnya akan disorot, dan persentase plagiarisme dihasilkan berdasarkan pencocokan data tersebut.
ADVERTISEMENT
Beberapa contoh alat untuk cek plagiarisme yaitu Turnitin, Duplichecker, Plagiarisma, Copyleaks, dan masih bannyak lagi.
3. Chatbot
Ilustrasi balas chat. Foto: leungchopan/Shutterstock
Chatbot adalah sebuah program yang dibuat menggunakan teknologi AI dengan kemampuan untuk menstimulasi obrolan berupa teks maupun suara. Karena fungsinya, chatbot adalah salah satu inovasi teknologi yang banyak digunakan untuk bisnis.
Beberapa free chatbot sudah banyak disediakan oleh perusahan-perusahaan besar seperti WhatsApp dan Telegram. Chatbot di WhatsApp bisa kamu temukan di WhatsApp Business sedangkan chatbot Telegram bisa kamu temukan untuk game, translation, dan aktivitas lainnya.
4. Autocorrect
Ilustrasi aplikasi WhatsApp dan Telegram saling berdampingan. Foto: AlexandraPopova/Shutterstock
Tanpa kamu sadari, contoh AI satu ini sering kamu temukan di mana-mana. Baik dari sistem smartphone sendiri ataupun bawaan dari aplikasi pesan instan seperti WhatsApp, Line atau platform lainnya.
ADVERTISEMENT
Untuk bisa menikmatinya, kamu bisa mengaktifkan tombol autocorrect yang akan memperbaiki grammarly saat menulis pesan.
Fitur autocorrect ini memanfaatkan teknologi AI dan natural language processing. Selain WhatsApp dan Line, Gmail juga menggunakan fitur autocorrect pada body email guna membetulkan kata-kata yang kamu tuliskan.
5. Virtual Reality (VR)
Ilustrasi Virtual Reality. Foto: Reuters/Benoit Tessier
Virtual Reality (VR) adalah teknologi yang mampu menciptakan simulasi. Simulasi tersebut seperti dunia nyata, kamu bisa melihat suasana dan berjalan-jalan di sebuah kota yang belum pernah dikunjungi.
VR tidak hanya memberikan pengalaman melihat layar, tetapi pengguna dapat tenggelam dan berinteraksi dengan dunia 3D. Contoh AI banyak ditemukan di industri hiburan seperti VR game, VR museum, VR projection mapping, dan lain sebagainya.
Dengan virtual reality, maka pengguna dapat masuk ke dalam dunia virtual yang menyuguhkan berbagai interaksi baru yang dapat dieksplor melalui headset VR.
ADVERTISEMENT
6. Internet Marketing
Ilustrasi menyusun konsep digital marketing dalam bisnis. Foto: Shutter Stock
Kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan online shop yang bertebaran di mana-mana. Nah, yang namanya jualan pastinya membutuhkan kegiatan promosi yang masif agar produknya tersampaikan oleh orang yang tepat.
Hidup di era digital yang masyarakatnya banyak berlalu-lalang di internet, membuat para business owner lebih memaksimalkan pemasarannya secara online.
Di sinilah internet marketing berperan. Melalui internet marketing, iklan secara otomatis akan tersebar ke user sesuai dengan segmentasi pasar.
Penerapan internet marketing sudah banyak dilakukan di berbagai media sosial yang menyediakan fitur ads. Seperti Facebook Ads, Instagram Ads, TikTok Ads, Twitter Ads hingga LinkedIn Ads.
7. Customer Relationship Management (CRM)
Ilustrasi Artificial Intelligence (AI). Foto: Shutterstock
Supaya iklan lebih terpersonalisasi, biasanya pelaksanaan iklan dibantu oleh tool AI seperti CRM. Banyak fungsi CRM yang bisa dilakukan seperti membantu menentukan audiens khusus berdasarkan segmentasi data transaksi.
ADVERTISEMENT
Hasil penjualan online dari CRM dianalisis untuk menentukan key learning sebagai pedoman strategi pemasaran selanjutnya. Dari situ, kamu dapat merancang iklan yang lebih bertarget.
Salah satu contoh perusahaan yang memanfaatkan teknologi ini dalam bisnisnya ialah AiSensum.
AiSensum bermitra dengan perusahaan-perusahaan untuk menganalisis data dan membuatkan laporan analitik yang diakses melalui dashboard AiSensum. Dashboard tersebut akan melacak beberapa indikator seperti pangsa pasar, tren, elastisitas harga, segmentasi pelanggan, dan lainnya.
Tujuan AiSensum adalah untuk mendukung pengoptimalan Iklan Berbayar dengan kombinasi platform AI yang berteknologi tinggi dibantu para spesialis marketing dari AiSensum.

Benarkah AI bisa gantikan pekerjaan manusia?

Ilustrasi Artificial Intelligence (AI). Foto: Shutterstock
Meskipun AI memiliki potensi untuk secara signifikan mempengaruhi pekerjaan manusia dan menggantikan pekerjaan atau tugas tertentu melalui produk yang disebutkan di atas, AI masih tidak dapat menggantikan peran manusia seutuhnya.
ADVERTISEMENT
AI masih memiliki keterbatasan dalam beberapa jenis tugas yang membutuhkan kecerdasan, kreativitas, dan empati manusia.
Misalnya, AI mungkin kesulitan untuk memahami emosi dan perilaku manusia yang kompleks, membuat penilaian etis dan moral, atau menghasilkan ide yang benar-benar orisinal dan kreatif. Di banyak bidang, seperti perawatan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan sosial, terdapat elemen manusia yang kuat yang tidak dapat ditiru oleh mesin.
Terlebih lagi, fungsi AI yang mengotomatisasi tugas-tugas tertentu, seringkali masih membutuhkan pengawasan dan intervensi manusia untuk memastikan bahwa teknologi berfungsi dengan benar dan untuk membuat keputusan berdasarkan output dari sistem AI.